Ani.... Ani.... Setiap pagi teman karibku memanggil untuk berangkat bersama ke sekolah yang jaraknya lumayan jauh untuk kami yang baru tamat Sekolah Dasar, saya dan teman saya biasa pergi kesekolah dengan mengendarai sepeda, Sering sekali kami pergi sekolah dengan terburu-buru karena kami selalu berangkat terlambat, ini akibat aku yang harus mengerjakan pekerjaan rutin di rumah dan sarapan. Sebelum mandi pagi aku harus menyelesaikan pekerjaan rumah bersama kakak ku, seperti mencuci piring, menyapu, memasak dan juga harus sarapan, jika semua itu belum selesai maka aku dan kakak belum bisa mandi dan bersiap untuk kesekolah, Untuk menghindari keterlambatan maka kami bangun subuh, sholat dan setelah sholat tidak kembali tidur, saya angsung berbagi tugas dengan kakak dan tentunya juga di bantu oleh ibu ku. Ibu, ayah, kakak dan adik2 ku telah pindah dan menetap di kampung bersama aku dan nenek. Aku yang sedang masa pancaroba sedikit nakal dan usia, tapi juga sangat patuh pada keluarga. Hari itu ada kematangan di sekolah ku, salah satu siswa meninggal karena ditarik mobil saat pulang sekolah, kami semua berduka dan sekolah2 terdekat turut belasungkawa perwakilan setiap sekolah datang bergantian untuk takziyah ke sekolah kami, akibatnya semua guru TU dan personil sekolah sibuk, kami tidak diliburkan tapi juga tidak ada guru yang masuk untuk mengajar kami, kami hanya disuruh belajar mandiri, membaca dan menulis di dalam kelas, pada hari kedua saya dan 2 orang teman merasa bosan karena tidak ada keseriusan dalam belajar, teman2 banyak yang ribut dan bermain, entah siapa yang punya ide untuk mempercepat pulang sekolah, maka saya bersama 2 teman pulang tanpa izin ketua kelas dan guru. Keesokan harinya saya dan beberapa siswa yang lain juga termasuk 2 orang teman saya dipanggil ke kantor/ruang majelis guru, di sana kami diceramahi dan nasehati bahwa apa yang kami lakukan kemaren adalah perbuatan tidak benar, karena kesalahan kami tersebut maka kami diberi hukuman, saya dan 2 orang teman saya mendapat hukuman di skor dari sekolah selama 3 hari tidak boleh datang kesekolah dan untuk hari itu kami dipulangkan sebelum jadwal pulang sekolah, karena kami pulang tidak sesuai jadwal karena merasa takut nanti ditanya sesampai di rumah, maka kami sengaja bersepeda pelan-pelan dan lebih banyak berhenti sambil bercerita dan merencanakan apa yang akan kami lakukan hari selanjutnya, akhirnya kami sepakat untuk tetap berangkat kesekolah esok harinya. Keesokan harinya seperti biasa temanku memanggil untuk pergi sekolah, aku pergi hingga sampai kesekolah kami hanya mengintip dari luar sambil menjahili sepeda ketua kelas, karena dia mencatat nama saya dan teman saya sehingganya kami mendapat hukuman, setelah puas menjahit kami pulang sebelum jam istirahat sekolah, kami pulang pelan-pelan dan seperti kemarin kami juga berhenti dan bercerita di pinggir jalan hingga kami merasa sudah bisa pulang dan sesuai dengan jam pulang sekolah seperti biasanya, saat itu tidak ada satupun warga rumah yang tahu kalau aku diskor, ternyata rahasia tidak bisa tersimpan lama karena kakak ku telah mendapatkan informasi dari teman sekolahnya yang ternyata juga memiliki adik yang satu sekolah dengan ku, keesokan harinya aku tidak pergi kesekolah dan ternyata teman yang biasa menjemput pun tidak datang, masa hukuman tinggal 2 hari dan aku manfaatkan dengan membantu orang tua ke sawah, biasanya aku membantu orang tua ke sawah sepulang dari sekolah. Sejak saat itu aku tidak berani untuk keluar dari lingkungan sekolah tanpa selain guru, karena aku merasa sangat rugi ketinggalan pelajaran. Semoga anak-anak ku tidak mengalami apa yang telah aku alami. Aamiin