Tragedi Plastik Kresek
TRAGEDI PLASTIK KRESEK
(Sebuah Kisah Lucu Saat Perjalanan Ke Batam )
Mendapat undangan dari Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, Direktorat GTK PAUD Dan DIKMAS anugerah tersendiri bagi saya. Undangan untuk mengikuti Workshop Penulisan Bahan Literasi bagi GTK PAUD Dan DIKMAS yang dilaksanakan di Batam. Penyelenggaraan mulai tanggal 23 April sampai dengan 26 April 2019. Saat yang dinanti untuk menghadiri undangan telah tiba. Berbagai persiapan yang akan saya bawa ke Batam mulai dipersiapkan. Berbagai benda seperti laptop, baju ganti, koper dan sebagainya.
“ Mas, untuk ke Batam sebaiknya aku pakai tas coklat ini atau koper ya? Tanyaku pada suamiku untuk meminta sarannya.
“Pakai koper yang kecil itu saja Bu,”jawab Suamiku menjawab pertanyaanku. “ Ndak terlalu repot bawanya, di bandara maupun saat turun pesawat,” jawab suamiku menambahkan.
“ Oke, kalau begitu,” jawabku singkat sambil memasukkan beberapa pakaian ke koper. Anak perempuanku Dinda yang berumur 6 tahunpun tak kalah sibuknya mau membantuku mengambilkan barang-barang yang akan ku bawa.
Pesawat berangkat jam 12.20 siang, diperkirakan tiba di Batam jam 14.20. Siang itu aku diantarkan anak perempuanku yang besar naik sepeda motor ke bandara. Untungnya koperku tidak terlalu besar, sehingga tidak terlalu merepotkan saat dibawa.
Tiba di bandara, alhamdullillah belum terlambat. Beberapa teman peserta dari DIY yang berjumlah semuanya 5 orang termasuk aku sudah lengkap berkumpul. Setelah pengecekan awal, tiket dipintu masuk, selanjutnya kami menuju ke dalam untuk ceck in.Tibalah untuk mengecek barang-barang yang aku bawa. Mungkin, karena kekurang tahuan tentang penerbangan sehingga aku tidak tahu informasi terbaru.Ternyata pesawat yang kutumpangi tidak ada jatah bagasi. Hanya jatah kabin secukupnya. Ukuran koper dan berat koperpun dicek ketat oleh petugas bandara. Hal ini mengakibatkan aku harus bayar bagasi, koperku agak besar dan tidak diperkenankan masuk kabin pesawat. Setelahditotal lebih dari dua ratus tiga puluh ribu rupiah harus kubayarkan. Mendengar dari petugas bahwa aku harus bayar bagasi yang menurutku cukup besar, maka aku segera keluar antrian sebentar. Beberapa hal jadi pertimbaganku saat mau membayar. Beberapa hari sebelum keberangkatan, aku beli laptop baru, persiapan juga untuk beli tiket pesawat. Pada saatnya akan diganti juga oleh panitia penyelenggara. Mengingat hal itu, maka aku memutuskan untuk mengganti koperku dengan plastik kresek. Untungnya di koperku ada plastik kresek, yang sengaja kupersiapkan untuk baju kotor.Tak lama baju-baju gantiku sudah berpindah di tas plastik kresek dan tas gendongku.Tidak mungkin saat itu aku menghubungi suamiku untuk mengantarkan tas, karena kurang 1 jam pesawat harus segera terbang. Koper kutitipkan di penitipan bandara, sejurus kemudian aku mengabari suamiku untuk mengambil koper di bandara dengan batas pengambilan sampai jam delapan malam.
“O alah, Bu...Bu, ada-ada saja,“ kata temanku Bu Wahyu sambil menepuk pundakku. Temanku lainnya terkekeh, melihat aku membawa plastik kresek dengan baju-bajuku didalamnya. Membayangkan naik dan turun pesawat membawa tas kresek, duh.... ndak elegan banget. Benar-benar tragedi plastik kresek di bandara. Niat hati memang pingin ngirit. “Daripada membayar untuk bagasi, mending buat beli koper atau tas saat tiba di Batam, “ batinku sambil senyum -senyum.
Sungguh pengalaman ini, sangat lucu bila diingat, akan menjadi memori indah saat ke Batam.
Pengalaman lainnya lebih luarbiasa, bertemu dengan 100 orang GTK PAUD Dan DIKMAS se Indonesia adalah keberkahan bagi saya. Menambah ilmu tentang menulis dan setiap peserta wajib untuk membuat satu buku, program Sagu Sabu ( Satu Guru Satu Buku). Menjalin silaturahmi dan kebersamaan teman-teman se Indonesia. Pengalaman lucu diatas akan menjadi kenangan tak terlupa bagi saya. Terima kasih Ya Allah atas kesempatan luarbiasa ini untuk terus menjadi guru pembelajar. Tragedi plastik kresek ini akan menjadi pengingatku, bahwa rintangan dan halangan jangan pernah membuat kita patah semangat dan malu. Maju terus untuk menorehkan tinta emas prestasi dan karya mulia.
( Nurlistiyati, peserta literasi tahap 5 Batam April 2019 )
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
skala prioritas dan terkadang maksud hati akan berbeda persepsi dengan yang melihat..tetap semangat
iya bu...sambil untuk.belajar nulis juga bu