Alhamdulillah, tahun ini masih bisa menikmati idul Fitri bersama keluarga kecilku. Bagiku, berkumpul bersama saat momen tertentu, sangat jarang. Adanya suami yang menemani kami ketika idul Fitri memberi arti yang mendalam.

Alhamdulillah, kami masih diberi kesehatan, sehingga bisa berkumpul di tengah wabah.

Alhamdulillah, silaturahmi tergantikan dengan video call via WhatsApp. Aku bisa menjumpai saudara di Cisolok (Sukabumi), Bubulak, bahkan sampai Taiwan dalam hitungan detik! Maaf, masih berpikir panjang untuk membawa si kecil keluar jauh dari rumah. Semoga semua saudara mengerti betapa aku menyayangi keluargaku sehingga prinsip untuk stay at home, kujaga erat!

Alhamdulillah, masih bisa berbagi rezeki walau pun sedikit.

Alhamdulillah, puasaku bocor 13 hari. Rekor terlama memang, tapi aku bersyukur, mungkin Allah ingin aku terus membiasakan diri berpuasa di bulan Syawal. Semangat mengqada!

Alhamdulillah, ketupat dan kawan-kawan tersedia. Kue-kue ikut menemani. Padahal tadinya tidak mau terlalu banyak kue, karena tamu yang datang pun tidak ada. (Efek Pembatasan Sosial Berskala Besar). Namun, rezeki tidak tertukar. Ada saja yang mengirim kue sebagai pelengkap PSBB (Pelebaran Seluruh Bagian Badan) hehehe.

Alhamdulillah, baju lebaran yang harusnya seragam, masih OTW. Tak apa, masih bisa mengabadikan kenangan idul Fitri 1441 H dengan baju yang ada. Warna warni lebih indah, kan?

Alhamdulillah, semua lengkap!

Berusaha untuk selalu positif thinking, agar muncul rasa syukur tiada habisnya pada Allah.

Minal Aidin wal fa idzin

Mohon maaf lahir dan batin

Semoga amal ibadah di bulan Ramadhan, diterima oleh Allah.

Salam dari keluarga kecil kami.

2 Syawal 1441 H