Hari ke-84 #TantanganGurusiana

Malam ini begitu dingin, aku baru saja menuangkan minuman penghangat badan. Tiba-tiba Dita, putriku yang berusia lima tahun muncul.

"Ma, lagi apa?" Tanya Dita sambil mengucek matanya. Matanya merah, mengantuk.

"Mengapa bangun, sayang?" Aku memperlihatkan segelas minuman berwarna merah. "Mama habis menyeduh ini."

Dita terkejut melihat gelas yang kupegang. Rasa kantuknya hilang.

"Mama minum darah?? Hiii.." Dita bergidik. Dia melangkah mundur. Menjauhiku.

Aku tertawa, "Bukan, Nak. Ini bukan darah."

"Emang apaan itu, ma?"

"Ini namanya wedang uwu. Minuman khas Yogyakarta. Enak lhoo."

Dita menggeleng, sama sekali tidak tertarik. "Mengapa seperti darah?"

"Warna merah ini dari tumbuhan bernama secang, sayang. Minuman ini terdiri dari jahe, secang, cengkih, dan kayu manis. Enak kok, nak."

Dita ragu. Mungkin penjelasan yang didapat dariku masih asing. Tumbuhan yang terdapat dalam wedang uwuh pasti belum pernah ia dengar sebelumnya, kecuali jahe.

"Beneran enak, Ma?"

Aku mengangguk, "Badan jadi hangat."

"Mau coba deh. Tapi sedikit aja."

Dita meraih gelas dari tanganku, kemudian meneguknya perlahan.

"Bagaimana?" Aku memperhatikan raut wajahnya yang lucu.

"Ternyata minuman darah ini enak ya, Ma."

"Hush! Jangan bilang minuman darah, Nak. Bilang saja wedang."

"Memangnya kenapa, Ma?"

"Nanti kita disangka drakula lho." Bisikku sambil tersenyum sambil memeluk anak bungsuku.