Nurli Yanti

Hanya seorang guru bagi anak-anak di sekolah , istri bagi suami tersayang, dan ibu bagi anakku. Tidak sering menulis, baru mau belajar rajin menulis 😁...

Selengkapnya
Navigasi Web

Podcast

Hari ke-78 #TantanganGurusiana

Kita bisa ambil pelajaran dari mana saja, contohnya ketika mendengarkan podcast. Apa itu podcast? Podcast adalah audio non streaming. Artinya bisa didengar kapan saja karena diunduh terlebih dahulu. Berbeda dengan radio.

Aku punya aplikasi di gawai bernama Inspigo, di dalamnya banyak sekali podcast dengan beragam tema. Tema yang menarik bagiku tentunya bidang pendidikan.

Baru saja aku mendengarkan podcast, bintang tamunya adalah Tompi. Tentu tahu kan, siapa Tompi? Beliau adalah seorang dokter bedah plastik yang juga berprofesi sebagai penyanyi.

Di podcast tersebut, Tompi menceritakan pendidikannya mulai dari SMA sampai kuliah kedokteran. Ia mengaku salah jurusan. Hal ini menarik. Ia senang dengan seni, namun kedua orangtuanya ingin Tompi jadi dokter. Setelah berdiskusi dengan ibunya, akhirnya Tompi tetap melanjutkan kuliah kedokterannya. Ia tetap berusaha mempertahankan IP dengan angka 3. Namun di sela kuliah, Tompi mulai bermain band. Disitulah ia menemukan bakatnya dalam menyanyi. Sebelumnya Tompi sangat tidak PD dengan menyanyi. Hal itu bermula saat guru kesenian SMA menerangkan tentang pembagian suara. Kemudian guru tersebut berkata, "Tompi ini suaranya tidak bisa masuk kemana-mana. Ibaratnya kaleng rusak, terus dipukul, nah, itulah suara Tompi."

Seketika seisi kelas pecah, semua menertawakan Tompi. Apa yang terjadi? Tompi gugup tiap memegang mik karena kata-kata gurunya.

Satu poin yang bisa kuambil dari kisah tersebut adalah kita sebagai guru harus berhati-hati dalam berbicara di depan siswa. Mungkin awalnya hanya candaan. Namun bisa saja perkataan kita itu mematahkan semangat siswa. Aku ingat ketika adikku sangat susah belajar bahasa Inggris, karena dia ingat kata-kata gurunya ketika SMP. Gurunya bilang begini waktu adikku mengumpulkan jawaban ulangan, "percuma, kamu itu selalu salah."

Sekilas seperti sepele, namun dampak ke depannya ternyata sangat besar.

Kembali lagi ke Tompi, pengalaman pertama ia memegang mik ketika ada acara kampus. Tompi memegang alat musik sejenis gendang. Saat hari H, vokalis band tidak datang. Daripada dimarahi senior, akhirnya Tompi yang ditunjuk untuk nyanyi. Saking takutnya dirundung, Tompi menyanyi sambil duduk di dekat piano gede. Kebayang kan? Band itu menyanyikan lagu dengan penyanyi yang 'tak terlihat'. Di akhir lagu, senior maju ke panggung, "siapa yang nyanyi tadi?!" Nadanya marah.

Tompi yang masih jongkok berkata, "mampus! Pasti dimarahi nih."

"Siapa?!" Ulang senior masih dengan nada tinggi.

Akhirnya Tompi berdiri, "Saya, kak."

"Maju, kamu!!"

Tompi menurut. Ia berdiri di tengah panggung,

"Suaramu bagus. Nyanyi lagi!"

Disitu Tompi melongo. Karena tidak tahu lagu lain, akhirnya Tompi kembali menyanyi lagu yang sama. Bedanya, lagu pertama versi jongkok dekat piano, lagu kedua versi berdiri di depan panggung. Itulah awal Tompi percaya diri menyanyi di depan umum.

Aku salut mendengar penuturan Tompi. Ia bisa menjadi dokter, sekaligus sukses sebagai penyanyi. Kuncinya terus observasi kemampuan diri. Jangan puas ketika ada di satu titik saja.

Aku jadi ingat ketika menonton podcas versi YouTube milik Deddy Corbuzier, saat itu bintang tamunya adalah Raditya Dika. Radit bilang, ia tidak ingin anaknya pintar. Ia malah ingin anaknya penasaran. Karena jika anaknya penasaran, maka ia tidak akan cepat puas dengan ilmu yang ia punya. Ia akan mencari lagi, lagi dan lagi. Anak yang pintar akan kalah dengan anak yang penasaran.

Bila dihubungkan dengan keberhasilan Tompi, perkataan Radit ada benarnya. Tumbuhkan rasa gairah penasaran anak saat belajar. Tumbuhkan kemampuan observasi anak dalam menggali suatu masalah. Itu salah satu kunci orang sukses.

Sekian manfaat yang kudengar dari podcast. Semoga bermanfaat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

artikel bagus, diawali dgn penjelasan podcast,..juga masuk ke alur ceritaa saat dulu, .plus pembanding dr si Dedy..., nah yg saya suka adalahmanak pintar akan kalah dengan anak yg penasaran..sesuatu banget..salut..salam

10 Apr
Balas

Terimakasih, Pak. Salam hormat.

11 Apr



search

New Post