Talking Doll
Hari ke-73 #TantanganGurusiana
Membelikan sebuah hadiah pada anak, tidak perlu menunggu anak ulang tahun. Hal inilah yang sering ayah lakukan pada Muti. Muti adalah anak kedua dari dua bersaudara. Muti sangat pendiam. Dia tidak mau berbicara jika tidak dirasa penting. Muti sangat tertutup dan jarang main di luar. Usianya baru 4 tahun.
Sang ayah sering membelikannya boneka atau buku cerita. Ayah berharap Muti mau berbicara lebih banyak. Ayah juga hampir setiap hari membacakan buku cerita menjelang Muti tidur, walau pun reaksi Muti hanya diam mendengarkan dan tidur tanpa komentar apa pun.
Ayah sangat sedih melihat keadaan putrinya. Semenjak sang Ibu meninggal, Muti menjadi pendiam. Apalagi Ayah masih harus bekerja sehingga Muti mau tidak mau ditinggal di rumah bersama Tedi, sang Kakak.
Untunglah Tedi termasuk kakak yang pengertian. Ia sangat sayang Muti. Meski pun Muti jarang bicara, Tedi yakin Muti juga sayang padanya.
"Ayah, sudah dipesan bonekanya?" Tanya Tedi setengah berbisik.
Ayah mengangguk, "mungkin sore ini sampai. Ayah berangkat kerja dulu ya. Jaga adikmu baik-baik."
"Iya, Ayah."
Tedi berharap sekali, hadiah kali ini akan membuat Muti ceria. Selepas Ayah keluar, Tedi menemani Muti menonton animasi Nussa dan Rarra.
"Mut, lihat tuh si Anta. Lucu, ya. Sampai kekenyangan begitu gara-gara Rarra. Hahaha." Tedi tertawa
Muti tersenyum.
"Oh ya, Mut, nanti sore akan ada paket buat kamu."
"Boneka?" Tebak Muti pendek.
"Ini spesial, Mut. Aku jamin, kamu pasti suka." Tedi tersenyum penuh arti.
Sesuai dugaan Ayah tadi pagi, paket datang sore ini. Tedi dengan semangat mengambil paket dari kurir dan membukanya di depan Muti.
Ternyata isi paket tersebut adalah sebuah boneka berbentuk burung beo. Boneka itu berwarna biru dan kuning. Bulunya lembut.
"Suka, ga?" Tanya Tedi.
Muti mengangguk. Sementara Tedi mulai membuka kotak baterai di bagian bawah kaki si Beo. Tedi memasukkan 3 buah baterai AAA. Selanjutnya, menekan tombol on.
"Coba bicara yang kencang, Mut." Perintah Tedi sambil berbisik di telinga Muti.
Muti mengerutkan kening, "bicara apa?"
Tiba-tiba si Beo mengeluarkan suara persis seperti yang Muti katakan. Bicara apa? Si Beo berbicara sambil mengepalkan sayapnya disertai kepalanya yang goyang ke kiri dan ke kanan.
Mata Muti berbinar, "bonekanya bisa bicara, kak?"
Bonekanya bisa bicara, kak? Si Beo kembali mengulang kalimat Muti.
Tedi tersenyum, sambil mengangguk. "Kamu harus banyak bicara mulai hari ini. Karena si Beo akan diam kalau kamu juga diam, Mut."
"Makasih, Kak. Muti sukaaa." Muti memeluk Tedi dengan girang. Tedi senang melihat reaksi Muti. Adiknya yang pendiam sekarang mulai berubah.
Sejak ada talking doll (boneka berbicara), Muti jadi ceria. Ia jadi lebih senang membaca cerita sendiri karena si Beo pasti akan mengikutinya membaca.
Ayah pun turut bahagia melihat perubahan pada diri Muti.
Terimakasih, talking doll!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar