Hari Yang Sibuk
Tantangan Menulis Hari -11
#TantanganGurusiana
Kamis, 23 Januari. Sungguh hari yang sibuk. Jadwal mengajar saya padat mulai pukul 7.30 sampai dengan pukul 15.00. Hanya satu jam pelajaran yang kosong di les ketujuh menjelang zhuhur.
Sebenarnya itu rutinitas biasa saja. Tapi kesibukan di tanggal dua puluh tiga itu semakin bertambah karena sepulang sekolah nanti saya harus mempersiapkan dua keberangkatan sekaligus. Keberangkatan saya ke Medan dan keberangkatan anak saya ke luar kota dalam rangka Perjusa dari sekolahnya.
Mengemas perleng kapan pribadi selama dua hari ke Medan tidak akan jadi masalah. Baju dan perlengkapan pribadi lainnya tinggal ambil dari lemari dan masukkan ke ransel. Menyiapkan keberangkatan Perjusa ini yang memakan waktu. Meski anak saya akan berangkat Jumat, namun daftar perlengkapan yang harus dibawa baru dibagikan pada Kamis itu juga.
Saya mencermati satu persatu daftar perlengkapan yang harus dibawa. Sampai mata saya terpaku pada kata matras. Duh, mau dicari kemana matras pramuka dalam keadaan mepet begini. Untung seorang murid menawarkan sleeping bagnya. Dan masalah matras pun teratasi.
Sampai di rumah jarum jam sudah menunjukkan pukul empat. Satu dua urusan di sekolah menunda jam pulang saya ke rumah. Ini menambah kepanikan saya. Hari sebelumnya kami sepakat berangkat sehabis maghrib. Kira-kira pukul tujuh malam. Sementara masih banyak perlengkapan pramuka yang belum ada. Pluit, tali pandu, SKU, segulung tali plastik, dan kayu bakar.
Jarak dengan toko perlengkapan ini lumayan jauh. Dan penjual kayu bakar sudah jarang saya temukan. Apalagi di sore hari. Dan seperti biasa dalam keadaan panik dan lelah setelah mengajar seharian, emosi saya mudah tersulut. Dan siapa lagi korbannya kalau bukan anak saya. Dalam kalimat panjang pendek saya menyesalkan sikap cerobohnya yang tidak menyimpan barang dengan benar. Sangat membuang waktu dan uang, kata saya sambil mengingatkan berapa kali sudah membeli tali pandu dan perlengkapan pramuka lain setiap dibutuhkan. Sesekali ia membela diri.
Setelah sholat Ashar, saya pun bergegas keluar membeli perlengkapan yang kurang. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul enam saat saya kembali ke rumah. Perlengkapan pramuka sudah lengkap. Tinggal berkemas. Dengan bimbingan, anak saya yang masih kelas lima inipun mengemas sendiri bajunya. Hal-hal yang sulit ia lakukan saya ambil alih. Lalu saya berkemas. Tidak membutuhkan waktu lama, isi ransel saya sudah penuh dengan tiga helai baju dan jilbab, laptop, dan perlengkapan pribadinya lainnya. Alhamdulillah saat adzan maghrib berkumandang keriuhan kemas-kemas ini selesai juga. Satu hari yang sibuk berakhir. Hari sibuk yang lain menanti. Insyaallah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aku sibuk, kamu sibuk, semua sibuk. Sibuk nulis tantangan
Betul, Bu. Tantangan menambah kesibukan. Tapi menyenangkan hehe