Oleh

NOEROEL KOEMALA

@@@

Hari - hari selanjutnya saya lalui dengan penuh bahagia. Alhamdulillah semua warga sekolah menerima saya dengan senang hati. Ini yang membuat saya bersemangat. Walaupun tempat kerja saya yang baru jauh di luar kota, tidak membuat saya kehilangan informasi. Naik turun bis sudah bukan masalah lagi. Saya tidak membuang - buang waktu. Saya langsung membentuk Tim Pengembang Sekolah, yang langsung bekerja. Kami mengajukan proposal untuk menjadi Sekolah Berstandar Nasional ke Kemendiknas pada awal tahun 2010. Segenap warga sekolah bekerja dengan penuh semangat menyiapkan semua komponen yang akan diverifikasi.

Pada bulan Juni 2010 sekolah kami diverifikasi oleh Tim dari Pusat. Alhamdulillah lulus. Saya dan Ketua Tim SSN langsung diundang untuk mengikuti workshop SSN di Surabaya. Betapa bahagia semua warga sekolah, karena sekolah mereka sudah berstatus SSN.

Bisa dibayangkan suasana sekolah saya. Semua orang sktif mengerjakan program masing - masing. Tidak ada yang bermalas - malasan. Mereka mengatakan rasanya seperti baru bangun dari tidur yang panjang.

Belum hilang rasa lelah karena persiapan verifikasi Sekolah SSN, saya dan Tim Pengembang Sekolah harus menyiapkan penilaian akreditasi pada bulan Agustus 2010. Tetapi karena komponen 8 Standar Nasional sudah kami persiapkan ketika ada kegiatan SSN, maka pekerjaan kami tidak terlalu berat.

Nilai akreditasi sekolah kami sebelumnya adalah B. Alhamdulillah pada penilaian tahun 2010 naik menjadi A. Sungguh besar karunia Allah pada saya. Dalam kurun waktu 2 tahun, sekolah saya mengalami kemajuan pesat. Pada PPDB jumlah siswa meningkat menjadi 5 pagu. Pengadaan sarana dan prasarana PBM juga meningkat. Seluruh PTK mendapat berbagai pelatihan untuk meningkatkan kompetensi mereka agar mutu pembelajaran juga meningkat. Bahkan setiap minggu kami mengundang guru bahasa Inggris dari Bimbingan Belajar di kota untuk memberi kursus bahasa Inggris. Kompetensi siswa juga meningkat baik dalam bidang akademik maupun non akademik.

Memasuki tahun ketiga, jalan masuk ke sekolah dan halaman depan sekolah sudah dipaving. Pagar tanaman yang mengelilingi sekolah sudah berubah menjadi pagar tembok. Di halaman depan dan tengah dibuat taman bunga warna warni di tengah hamparan rumput hijau. Dinding tembok taman di depan dilukis pemandangan yang indah. Para siswa senang bermain disana sambil berfoto selfie. Sekolah telah menjadi terkenal sampai ke kota. Banyak teman - teman sesama kepala sekolah datang ke sekolah saya untuk melihat lingkungan sekolah dan pojok selfienya. Alhamdulillah. Tabarakallah.

Sejalan dengan peningkatan pembangunan di sekolah, kesejahteraan para warga sekolah juga meningkat. Dari sinilah mulai muncul persoalan dan permasalahan. Manusia tidak akan pernah lepas dari salah dan dosa. Bermula dari rasa iri dan dengki sesama teman mulailah timbul persoalan. Makin lama suasana sekolah menjadi tidak nyaman dan aman. Saya tahu ada seseorang yang menjadi provokator. Orang yang dulu ketika saya belum menjadi pimpinan disini, sangat berkuasa. Maklum selama ini, Kepala Sekolah yang menjabat disini sebagian besar langsung purna tugas.

Sedikit banyak saya terpengaruh juga. Semangat saya mulai kendor. Rasanya sejak saya ditempatkan disini saya berlari terlalu kencang. Baru terasa rasa sakit di badan. Tiba - tiba saya merasa lelah. Ingin rasanya saya mutasi ke kota mendekati rumah. Baru terasa betapa berat menjadi pimpinan sebuah instansi dengan jumlah PTK 49 orang dan jumlah sisws 455 anak. Beban tanggung jawab yang dipikul oleh seorang pimpinan wanita rasanya lebih berat daripada pimpinanl laki- laki. Saya hanya mengadu pada Allah yang selalu melindungi dan menjaga saya. Saya sangat berharap Allah akan menolong saya.

(BERSAMBUNG)

@@@

Bondowoso, 19 Mei 2020

#Tantangan ke - 33