(55). MENJADI TAMU ALLAH (Part 3)
'BUAH JERUK DARI SURGA'
Oleh
NURUL KUMALA
@@@@@
Hari ke tiga di Mekkah.
Hari ini saya berada di Masjidil Haram sejak sebelum adzan Subuh pertama. Setelah sholat subuh dilanjukan membaca Al Qur'an. Ternyata penulisan huruf-huruf Arab pada Al Qur'an yang tertata rapi di rak-rak di dalam Masjidil Haram sangat berbeda dari Al Qur'an yang ada di Indonesia. Bagi orang seperti saya yang tidak pernah belajar mengaji di pesantren, hanya di mushalla kampung jaman dulu, ya sudah pasti merasa kesulitan. Saya membacanya perlahan-lahan sambil berpikir keras. Setelah cukup lama saya mengaji saya kembali ke hotel.
Di hotel saya hanya mandi dan sarapan. Setelah itu berangkat lagi ke Masjidil Haram. Di masjid saya sholat Dhuha kemudian melaksanakan tawaf. Setelah itu saya jalan - jalan di dalam Masjidil Haram yang mempunyai banyak sekali pintu. Jika kita merasa tersesat, tidak usah cemas, kita bisa bertanya pada polisi yang berada di setiap pintu. Kalau tida bisa bahasa Arab, pakai bahasa Indonesia karena banyak warga di Mekkah dan Madinah bisa berbahasa Indonesia. Jamaah Indonesia sangat terkenal disana, orang Arab sangat senang dengan orang Indonesia. Menurut mereka orang Indonesia baik dan ramah juga suka berbelanja. Kalau berbelanja tidak sedikit.
Banyak jamaah tersesat karena di Masjidil Haram terdapat banyak pintu yang bentuk dan warnanya sama. Tetapi tiap pintu ada namanya. Nama pintu ini yang harus diingat. Yang perlu diingat, sandal/sepatu harus dibawa kemanapun kita pergi, dibungkus plastik dan dimasukkan ke dalam tas. Karena jika sandal/ sepatu diletakkan di rak tempat sandal, ketika mau pulang kita bisa lupa dimana meletakkannya. Akhirnya kita pulang tidak memakai alas kaki. Ini berbahaya karena kulit kaki kita bisa melepuh.
Setelah lelah berjalan- jalan, saya minum air zam-zam. Alhamdulillah hilang rasa lelah. Apalagi setelah memandang Ka'bah. Hanya kata bahagia yang dapat menggambarkan perasaan saya saat itu. Selama berada di Masjidil Haram, saya selalu berusaha berada di depan Multazam. Area diantara pintu Ka'bah dan Hajar Aswad. Multazam merupakan salah satu tempat dimana doa-doa kita dikabulkan Allah.
Setelah sholat dhuhur saya melaksanakan tawaf lagi bersama teman- teman. Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah tiga sore. Saya segera pulang ke hotel. Di jalan menuju hotel, saya baru merasa lapar. Aneh. Sesampainya di hotel saya langsung menuju ruang makan. Di ruang makan terlihat sepi tidak ada seorangpun. Saya langsung menuju meja makan. Betapa terkejutnya saya, ketika melihat meja makan. Peralatan makan dan wadah-wadah makanan masih ada semua di atas meja. Tetapi tidak ada isinya. Semua makanan habis. Nasi habis, lauk pauknya juga habis bahkan kue- kue dan buah yang setiap hari berlebihan, tidak ada satupun. Hati saya sangat kecewa dan sedih. Pada saat saya sangat lapar, tidak ada makanan.
Lalu saya menuju tempat air minum. Saya lihat tempat juice buah kosong semua. Hanya tempat air putih yg masih ada airnya setinggi 2 cm. Saya berjalan ke tempat air minum, mau minum karena tiba- tiba kerongkongan saya terasa kering. Saya berdiri di depan tempat air minum. Saya ambil gelas. Saya tekan krannya. Ya Allah, airnya tak bisa keluar. Saya langsung beristighfar. Rasanya saya mulai melihat kunang- kunang di mata.
Tiba-tiba pandangan mata saya tertumbuk pada sebuah jeruk berwarna oranye yang sangat besar tersembunyi di belakang tempat air minum. Saya hanya memandanginya, saya takut jeruk itu ada yg punya. Saya tunggu beberapa saat mungkin ada orang datang. Ternyata tidak ada. Aneh. Saya yakin Allah sedang menguji saya. Saya bimbang. Tiba-tiba ada bisikan entah di dalam hati atau di telinga, saya tidak fokus, " Jeruk itu untukmu." Begitu saya dengar. Segera saya ambil jeruk itu lalu saya masukkan ke dalam tas. Saya bergegas menuju kamar.
Dengan air mata berlinang saya makan jeruk itu sampai habis. Teman sekamar saya tidak ada yang tahu karena mereka semua sedang tidur.Sungguh Allah Maha Pengasih dan Penyayang. Saya baru tiga hari disini, tidak tahu dimana toko makanan. Di dekat hotel ini yang saya lihat hanya toko pakaian dan toko permadani. Apalagi wanita muslim dilarang bepergian seorang diri di kota Mekkah.
Sungguh berkah buah jeruk ini karena sampai setelah sholat Isya' saya berada di Madjidil Haram tidak merasa lapar. Bahkan saya tidak makan malam di hotel karena saya merasa masih kenyang. Saya langsung tidur. Saya mengira buah jeruk ini kiriman dari Surga. MasyaAllah. Tabarakallah. Terima kasih Ya Rabb.....
#Tantangan ke -55
Bondowoso, 10 Juni 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Subhanallah Bun..niat kesana juga ada Bun..mg Allah juga memanggil utk DTG Kesana
Aamiin. Semoga Allah akan segera mengundang ibu ke Baitullah.
Buah jeruk yang sangat bermanfaat ya bu
Iya Bu. Coba disini makan jeruk ketika perut kosong, maag bisa kambuh Bu.
Subhanallah bunda sayang...senoga saya juga mendapat undangan menjadi tamu Allah..
Aamiin. Semoga doa ibu dikabulkan Allah. Aamiin..
Terimksh bunda, sudah berbagi pengalaman. Rasa Takut saya yang berlebihan, menghalangi saya ke sana.
Tak perlu takut bu. Kita ini diundang Allah. Pasti akan selalu dijaga. Saya pergi seorang diri bu. Jalan-jalan ya sendirian...Alhamdulillah dapat banyak pengalaman indah nan ajaib..
Tak perlu takut bu. Kita ini diundang Allah. Pasti akan selalu dijaga. Saya pergi seorang diri bu. Jalan-jalan ya sendirian...Alhamdulillah dapat banyak pengalaman indah nan ajaib..
Duh bu saya jadi pingin ke sana lagi rasanya ...baper nih kangen bu
Semoga bisa berangkat lagi Bu.
Aamin, inspirasi bu
Terima kasih Bu. Barakallah.