(61). RUMAH - RUMAH BERHANTU (Bagian 2)
Oleh
NOEROEL KOEMALA
*******
Sudah bulat tekadku untuk pindah tempat kos. Akhirnya temanku mendapatkan tempat kos yang baru untukku. Dia mengantarku melihat rumah yang akan aku tempati. Lokasi rumah tersebut berada di tepi jalan raya yang ramai. Arsitektur bangunan rumah modern. Menunjukkan jika pemiliknya orang berada atau orang kaya. Di sekitar rumah banyak toko dan warung - warung penjual makanan. Jalan di depan rumah adalah jalan provinsi. Jadi selalu ramai. Pemilik rumah adalah seorang janda. Anak- anaknya sudah berkeluarga semua dan tinggal di luar kota. Ibu itu tidak hidup sendirian tetapi ditemani beberapa wanita yang kos disana. Akhirnya aku mau sewa kamar disana.
Ketika aku berpamitan pada ibu kos yang lama, beliau terkejut dan merasa kecewa. Aku sampaikan alasan aku pindah yaitu ingin mendekati sekolah dan ingin tinggal di rumah yang terletak di tepi jalan. Aku tidak ceritakan jika aku sering diganggu mahluk halus. Dengan berat hati, ibu kos mengantarku berpamitan pada para tetangga.
Akhirnya aku pindah tempat kos. Aku senang karena aku bisa melihat jalan raya. Namanya jalan provinsi, kendaraan besar - besar lewat setiap saat. Jalan yang sangat ramai. Aku selalu berhati - hati jika mau menyeberang. Hampir setiap minggu terjadi kecelakaan di jalan ini. Aku lihat di samping kiri rumah ada apotik dan di sebelahnya lagi ada toko swalayan. Sedangkan di samping kanan rumah ada warung nasi. Aku sangat bersyukur.
Ibu kosku yang baru sangat ramah dan senang mengobrol. Setiap sore aku dan ibu kos duduk di teras sambil melihat keramaian di jalan di depan rumah. Setelah magrib, kadang - kadang aku menemaninya menonton televisi. Beliau menceritakan tentang anak - anak dan cucu - cucunya. Beliau mempunyai tiga orang anak perempuan yang sudah menikah semua. Putri pertama tinggal di Surabaya, yang kedua tinggal di Jember dan yang ketiga tinggal di Panarukan Situbondo. Suami beliau bekerja di pabrik gula yang terletak disini, kira - kira 1 km dari rumah. Jabatannya di pabrik gula sebagai sinder. Suami ibu kos wafat sebelum pensiun karena sakit.
Di rumah ini banyak kamar yang sudah ada penyewanya. Tetapi selama hampir seminggu aku disini, para penyewa kamar itu tidak ada semua. Ada yang pulang kampung, ada yang dinas di luar kota. Ada pegawai - pegawai pabrik gula yang kerja musiman. Ketika waktu musim giling, mereka datang untuk bekerja di pabrik. Aku mulai merasa tidak nyaman setiap melewati kamar - kamar kosong ketika mau ke kamar mandi atau ke dapur. Seringkali bulu kudukku berdiri dan ada hawa dingin menyusup di punggungku. Kadang - kadang aku mendengar suara - suara orang berbicara dan suara anak menangis. Yang membuat aku takut dan batal ke kamar mandi karena aku mendengar suara mendesah yang sangat berat lalu ada bayangan putih melintas di depanku. Dengan gemetaran aku berlari ke ksmarku.
(BERSAMBUNG)
*******
Bondowoso, 16 Juni 2020
#tantangan ke - 61
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren Bu Noeroel..tak sabar menunggu lanjutannya