Oleh

NOEROEL KOEMALA

*******

Hari itu aku pulang sekolah hampir waktu Ashar karena banyak pekerjaan. Ketika sampai di rumah kos, aku dibukakan pintu oleh seorang perempuan paruh baya yang belum pernah aku kenal. Setelah berkenalan, kami berdua duduk di teras rumah. Ternyata dia tetangga di belakang rumah bu Darman. Namanya Bu Parto. Beberapa tahun yang lalu dia pernah jadi pembantu bu Darman. Tetapi sejak suaminya sakit dia berhenti. Walaupun sudah tidak bekerja di rumah bu Darman, bu Parto masih sering diminta untuk membantu bu Darman jika ada pekerjaan, termasuk menjaga rumah jika bu Darman pergi menengok anak - anaknya di luar kota. Menurut bu Parto, bu Darman kalau pergi lama sampai sebulan.

Mendengar ucapannya yang terakhir, tiba - tiba hatiku merasa gundah. Aku baru sadar kalau aku sudah agak lama ngobrol dengan bu Parto, aku tidak mendengar suara bu Darman di dalam rumah. " Loh, sekarang bu Darman pergi ya ?" tanyaku spontan. 'Iya bu guru. Ibuk berangkat jam 8 tadi pagi ke Jember. Naik bis. Katanya kangen sama cucunya." Mak deg rasanya jantungku. " Trus berapa lama ibuk di Jember ?" tanyaku dengan rasa cemas. " Katanya 2 minggu bu guru. " Jawab bu Parto sambil memandangku dengan heran. " Bu Darman sering pergi lama ya ? " tanyaku penasaran. " Iya bu guru. Pokoknya di rumah ada mbak - mbak yang kos, ibuk pergi jenguk anak - anaknya. Bu Darman sejak muda memang senang jalan - jalan bu." Kata bu Parto. " Hah, mateng aku. Jadi kita - kita yang kos di rumahnya dijadikan penunggu rumahnya ? "gerutuku dalam hati.

"Bu guru kepala pasti capek. Sebentar lagi sudah Asar. Istirahat bu. Saya mau pulang dulu. Nanti Magrib saya kesini lagi mau nyalakan lampu. " Kata bu Parto. " Oh, Iya bu Parto. Silakan. " Jawabku. Ketika bu Parto sudah sampai di jalan aku baru ingat, kenapa tadi tidak tanya apakah nanti malam dia tidur disini. Ah, tanya nanti aja, hibur hatiku. Perasaanku sudah tidak bisa tenang seperti hari - hari kemarin. Membayangkan apa yang akan aku alami nanti malam dan malam - malam berikutnya, aku sangat takut. Aku berusaha membuang pikiran yang membuat aku takut. Aku harus berani. Aku yakin Allah akan melindungiku. Aku tak boleh takut. La haula wala quwwata illabillah. Bismillaahirrohmaanirrohiim. Aku memberanikan diri ke kamar mandi.

Adzan magrib berkumandang. Bu Parto sudah ada di teras rumah menutup kandang ayam bekisar dengan kain. Aku segera menemuinya. " Bu Parto, malam ini tidur disini ? " tanyaku gusar. " Oh, iya bu. Saya tahu bu guru takut. Saya mengajak anak perempuan saya yang bungsu, Selfi, muridnya bu guru. " Katanya. " Alhamdulillah. Terima kasih bu Parto. Saya belum terbiasa dengan situasi rumah bu Darman. Jadi masih takut. " Kataku jujur. Tak terasa mataku berkaca - kaca mau menangis. Malam itu kami bertiga berbincang- bincang sambil menonton televisi. Pukul 20.30 WIB aku pamit mau tidur. Sebelum tidur aku mengaji Surat - surat pendek dan ditutup surat Al Mulk lalu berdoa memohon perlindungan pada Allah SWT dari kejahatan mahluk- Nya. Aku berzikir terus sampai tertidur dan tidak ingat apa - apa lagi.

#BERSAMBUNG#

**********

#malem jum'at legi, 18 Juni 2020

Taman Mutiara Bondowoso

#tantangan ke - 63