(64). RUMAH - RUMAH BERHANTU ( Bagian 5)
Oleh
NOEROEL KOEMALA
*******
Pagi itu aku terbangun karena suara adzan subuh dari masjid di belakang rumah kosku. Alhamdulillah, aku bangun dengan selamat. Aku segera bangkit dari tempat tidurku mau ke kamar mandi. Aku putar kunci pintu kamar mau keluar, tetapi kunci tidak bergerak, kuulang lagi pelan - pelan, kunci tetap tidak bergerak. Aku mulai panik. Kalau aku paksa lebih keras, aku takut kuncinya patah karena melihat bentuk dan warna kuncinya, kelihatan jika umur kunci ini sudah tua. Aku tidak tahu, ini karena kunci pintunya yang rusak atau perbuatan mahluk halus. Aku telepon bu Parto, hand phonenya tidak aktif. Aku berdoa memohon pertolongan Allah sambil melafalkan ayat Kursi dan surat An-Nas. Aku ucapkan berkali - kali dengan gemetar. Alhamdulillah, akhirnya kunci bisa aku putar. Aku bisa keluar kamar.
Setelah sholat subuh dan mengaji aku coba putar - putar kunci kamarku. Ternyata tidak ada masalah. Aneh. Berarti tadi malam mahluk halusnya sudah masuk ke kamarku. Ketika aku sedang berpikir mau pindah lagi, ada telepon dari kakakku di rumah. Aku disuruh pulang sama ibuku. Katanya ibu selalu memikirkan aku. Bathin seorang ibu memang sangat kuat. Seorang ibu bisa merasakan jika anak - anaknya punya masalah. Aku berjanji mau pulang hari Sabtu. Sekarang masih hari Rabu, di sekolah banyak pekerjaan.
Aku berangkat ke sekolah dengan perasaan tidak nyaman. Di sekolah aku minta tolong pada staf untuk memperbaiki kunci pintu kamarku. Aku suruh dia ke rumah kosku. Aku tetap di sekolah karena ada tamu.
Satu jam kemudian stafku sudah kembali ke sekolah. Dia bilang ketika dia masuk ke rumah kosku ditemani bu Parto. Dia bercerita jika melihat banyak jin dan setan di rumah itu. Aku tidak percaya. Aku minta dia menunjukkan tempat - tempat yang ada jinnya. Katanya rumah bu Darman serem. Waktu dia memperbaiki kunci, ada yang diam di belakangnya. Ternyata stafku itu indigo. Untungnya dia itu pemberani. Setelah mendengar ceritanya aku tidak ingin pulang ke tempat kos. Tapi setelah aku pikir lagi, masak aku kalah sama mahluk halus. Mau tak mau, akhirnya aku pulang ke tempat kos.
Sore itu, aku sholat Ashar di ruang tengah di depan kamarku. Biasanya aku sholat di dalam kamar. Setelah sholat, aku mengaji sampai menjelang Magrib. Sambil mendengarkan adzan magrib aku baru sadar kalau di rumah besar ini aku sendirian. Aku berusaha berani dan kuat. Aku lanjutkan sholat Magrib dan Isya di ruang tengah. Setelah sholat Isya aku tidak zikir dan berdoa. Aku bergegas ke kamarku karena aku merasakan udara di ruang tamu tiba - tiba berubah menjadi dingin. Aku tutup pintu dan berdoa. Alhamdulillah, hawa dingin itu tidak masuk ke kamarku. Aku makan malam cepat - cepat dan segera tidur.
Baru lima belas menit aku berbaring, tiba - tiba hidungku mencium bau bunga kenanga. Aku segera menarik selimut dan bersembunyi di dalamnya. Mulutku tak berhenti berzikir. Di dalam selimut rasanya sesak, badanku berkeringat tapi aku tak berani membuka selimut. Lalu ada bau busuk menyeruak ke dalam hidungku, dan sesuatu terjadi. Tiba - tiba aku bisa melihat halaman di luar kamarku. Aku melihat berbagai macam mahluk halus berbaris mengelilingi kamarku. Aku lihat yang memimpin di depan setan bertudung hitam yang membawa tongkat berujung sabit, wajahnya gelap hanya ada dua titik mata merah menyala. Di belakangnya ada tuyul, kuntilanak, sundel bolong, dan hantu - hantu yg bentuknya sangat menakutkan. Mereka berbaris sambil bernyanyi atau baca mantra. Aku ketakutan tapi badanku tak bisa bergerak. Rasanya seperti diikat. Tapi aku masih sadar. Aku yakin aku tetap di dalam selimut. Dadaku tambah sesak, tanpa sadar aku berteriak lahaula walaquwwata illabillah sambil keluar dari dalam selimut.
Nafasku terengah - engah badanku lemas tak bertenaga seperti habis lari dikejar hantu - hantu itu. Ya Allah, ini nyata bukan mimpi. Kupandang sekeliling kamarku. Tak ada apa - apa, bau busuk juga hilang. Tiba - tiba ada suara nafas mendesah yang sangat berat di luar kamar di bawah jendela. Rasanya jantungku mau lepas. Aku cepat - cepat masuk ke dalam selimut lagi. Mulutku berzikir terus sampai aku tertidur. Aku tertidur karena kelelahan atau karena pingsan aku tidak tahu.
# BERSAMBUNG
*******
Bondowoso, 19 Juni 2020
#tantangan ke - 64
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Suara apa yang mendesah di balik di bawah jendela bu. Ih..ceritanya kok serem
Suara setan bu yang menyamar menjadi arwahnya pak Darman.
kok ikut takut aku bund.....
Memang menakutkan bu. Rumahnya singup, gelap kurang cahaya matahari dan lampu, tembok dan lantainya lembab
Kok tambah serem nggih bu .....
Iya bu, mereka merasa terganggu karena setiap hari saya mengaji.