Nurmalia Siregar

👤Guru bahasa Inggris di SMA Negeri 2 Tambang Jl. Bupati Kec. Tambang kab. Kampar Provinsi Riau . 📝Menulis di akun media sosial: ✔Instagram ▶...

Selengkapnya
Navigasi Web
I STAND WITH PALESTINE

I STAND WITH PALESTINE

Telah puluhan tahun penjajah membelenggu kemerdekaan negeri itu;

Setiap saat mereka hidup dalam kerangkeng kecemasan dan terperangkap dalam belenggu ketakutan di bawah bayang-bayang kekejaman tirani tak bertepi.

Telah puluhan tahun mereka terkungkung dan tertekan di tanah mereka sendiri! Dan dengan semena-mena meludahi dan merendahkan martabat negeri itu.

Setiap waktu mereka hidup di bawah langit hitam oleh gumpalan asap yang membubung, dimana burung-burung besi beterbangan sambil memuntahkan isi perutnya dengan penuh angkara murka. Desingan peluru serupa harmoni teramat dekat di nadi, bunyinya serupa detik jam yang berdetak; tak henti-henti. Sedangkan kematian sedekat nafas di kerongkongan, setiap saat siap sedia menjemput.

Telah puluhan tahun para penjajah mengangkangi kedaulatan negeri itu;

Anak-anak bermain dan berlarian di antara porak-poranda dan reruntuhan bangunan, diiringi dengan raungan menggelegar penuh amarah burung besi yang terbang dengan gagah perkasa di atas kepala. Debu-debu beterbangan tak lagi mengganggu, mereka telah terbiasa hidup di alam yang tak bersahabat dan penuh mara bahaya. Tawa riang mereka bergema berbaur dengan dentuman bom yang entah di bumi bagian mana dimuntahkan oleh para bedebah.

Telah ribuan purnama penjajah menggagahi hak asasi manusia di negeri itu; Para bedebah dengan bengisnya menancapkan taringnya dan mencengkeramkan kuku-kuku tajamnya ke tubuh kering kerontang negeri itu.

Kelaparan yang membelenggu adalah sesuatu yang lumrah. Penduduk negeri telah terbiasa mengikat perut yang keroncongan agar pedihnya tak terlalu menyiksa. Penyakit pun sudah menjadi teman setia, bahkan ketika kematian memanggil keluarga dan sanak saudara, tak ada lagi airmata yang tersisa.

Para orang tua berjuang untuk tetap dapat bertahan melanjutkan kehidupan, memastikan anak-anak mereka selamat dan dapat hidup hingga hari esok. Segala upaya dilakukan, untaian bebait dedoa dan rangkaian pinta pun tak jemu-jemunya dikumandangkan dan mengangkasa hingga ke langit ketujuh, mengetuk pintu-pintu langit, menggetarkan Arsy-Nya hingga sampailah ke haribaanNya.

Sementara sejauh mata memandang, negeri-negeri sahabat yang hidup dengan aman dan tenteram yang seharusnya menolong tampak tak peduli.

Mereka seolah tutup mata terhadap penderitaan penduduk negeri syam yang menangis dan berteriak histeris dibawah desingan peluru dan muntahan api dari mulut burung-burung besi yang berterbangan di langit dengan angkuh dan penuh angkara murka.

Mereka tampak tak peduli terhadap kekejian penjajah yang menguasai setiap sudut-sudut negeri dan menebarkan aroma ketakutan yang membelenggu seluruh penduduk negeri.

Mereka tak mau tahu tentang pedihnya derita kelaparan yang telah menghantui sekian purnama. Rasa lapar yang melilit hingga tak tertahankan hingga mereka harus mengikat perut-perut mereka agar bisa sedikit melegakan rasa sakit.

Entah kemana hilangnya hari nurani.?

Entah dimana lenyapnya rasa empati?

Entah kemana rasa Kemanusiaan pergi.?

Wahai dunia,

Telah puluhan tahun mereka merindukan kedamaian yang telah direnggut paksa oleh penjajah dari tanah persada.

Yang mereka inginkan kini hanyalah agar penjajah segera enyah dan angkat kaki dari negeri mereka agar euforia kemerdekaan dapat digaungkan.

Telah puluhan tahun hidup dalam ketenangan hanyalah sebatas mimpi yang sangat sulit untuk menjadi nyata. Selayaknya angan-angan yang teramat fatamorgana.

Yang mereka inginkan saat ini adalah agar negeri mereka yang dirampas paksa dikembalikan agar kedaulatan bisa mereka ditegakkan.

Wahai dunia,

Dengarkan tangisan bayi-bayi tak berdosa yang terkubur dibawah reruntuhan bangunan itu.

Dengarkan jeritan kesakitan anak-anak yang terluka berdarah-darah dan orang-orang tua yang lemah tak berdaya dibombardir oleh peluru-peluru tentara penjajah itu.

Wahai dunia,

Sesungguhnya harapan mereka teramat sederhana!

Impian mereka hanyalah mendapatkan ketenangan dan ketenteraman agar bisa hidup dengan baik, beribadah dengan baik, dan kelak mati pun dalam keadaan baik di negeri mereka yang baik.

Dear Dunia

Dengarlah teriakan hari nurani mereka yang selama ini selalu dibungkam oleh para negara-negara tirani penguasa dunia.

.

📝 Nurmalia Siregar

Pekanbaru, 18.10.2023

Wednesday, 10.30 AM

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga dunia bersuara utk membantu Palestina

18 Oct
Balas

Aamiin Ya Allah Terimakasih atas kunjungannya Bunda

21 Oct



search

New Post