Nurmalia Siregar

👤Guru bahasa Inggris di SMA Negeri 2 Tambang Jl. Bupati Kec. Tambang kab. Kampar Provinsi Riau . 📝Menulis di akun media sosial: ✔Instagram ▶...

Selengkapnya
Navigasi Web
KISAH PILU DARI NEGERI SYAM

KISAH PILU DARI NEGERI SYAM

KISAH PARA MARTYR DARI NEGERI SYAM

Tersebutlah kisah tentang orang-orang baik dari negeri syam; sebuah negeri yang teramat baik; yang bahkan sejak ribuan tahun lalu negeri ini telah Rosulullah shollallahu alaihi wasallam sebut-sebut sebagai negeri yang istimewa.

Orang-orang di negeri itu adalah kaum yang selalu patuh dan taat kepada RabbNya, namun diuji dengan sedemikian berat oleh Allah ﷻ Rabb Pemilik semesta.

Mereka diuji bukan karena dosa-dosa mereka, namun karena Allah ﷻ ingin menaikkan derajat mereka di sisiNya, agar kelak mereka menjadi hamba-hamba terpilih dan hidup bahagia berkekalan di jannahNya.

Di negeri mereka sendiri, mereka hidup dalam kungkungan penjajah. Kedzaliman dan keberingasan tirani telah merampas kebahagiaan yang seharusnya tumbuh subur di tanah mereka.

Setiap saat mereka hidup di bawah langit hitam oleh gumpalan asap yang membubung, dimana burung-burung besi beterbangan sambil memuntahkan isi perutnya dengan penuh angkara murka. Desingan peluru serupa harmoni teramat dekat di nadi, bunyinya serupa detik jam yang berdetak; tak henti-henti. Sedangkan kematian sedekat nafas di kerongkongan, setiap saat siap sedia menjemput.

Anak-anak bermain dan berlarian di antara porak-poranda dan reruntuhan bangunan, diiringi dengan raungan menggelegar penuh amarah burung besi yang terbang dengan gagah perkasa di atas kepala. Debu-debu beterbangan tak lagi mengganggu, mereka telah terbiasa hidup di alam yang tak bersahabat dan penuh mara bahaya. Tawa riang mereka bergema berbaur dengan dentuman bom yang entah di bumi bagian mana dimuntahkan oleh para bedebah.

Kelaparan yang membelenggu adalah sesuatu yang lumrah. Mereka telah terbiasa mengikat perut yang keroncongan agar pedihnya tak terlalu menyiksa. Penyakit pun sudah menjadi teman setia, bahkan ketika kematian memanggil keluarga dan sanak saudara, tak ada lagi airmata yang tersisa.

Para orang tua berjuang untuk tetap dapat bertahan melanjutkan kehidupan, memastikan anak-anak mereka selamat dan dapat hidup hingga hari esok. Segala upaya dilakukan, untaian bebait dedoa dan rangkaian pinta pun tak jemu-jemunya dikumandangkan dan mengangkasa hingga ke langit ketujuh, mengetuk pintu-pintu langit, menggetarkan Arsy-Nya hingga sampailah ke haribaanNya.

Hidup dengan tenteram dan tenang hanyalah sebatas mimpi. Menempuh jalan panjang yang membentang dalam damai hanyalah angan. Mereka tak pernah terlalu berharap akan dapat bangun esok hari dan menyaksikan mentari terbit di ufuk timur. Cukuplah hidup dengan baik hari ini, biarkan esok menjadi misteri; rahasia Ilahi.

Setiap saat mereka berjibaku dalam derita antara hidup dan mati namun pada kenyataannya mereka tetap pasrah dalam tabah yang paling tabah. Ribuan hari berat dan penuh duka telah mereka lalui; berjuang mempertahankan tanah tercinta dari rongrongan para bedebah perampas hak azasi manusia. Ribuan barel darah telah tumpah, membasahi tanah persada; wanginya menguar hingga angkasa. Ribuan jasad para syuhada pun telah disemayamkan di perut bumi, namun roh-roh mereka yang suci yang telah sahid di negerinya sendiri telah terbang ke langit tertinggi.

Namun sehebat dan sekejam apapun gempuran musuh yang ditimpakan terhadap mereka, hal itu tak pernah menyurutkan keberanian dan semangat juang mereka. Bahkan justru membakar jiwa patriotisme di hati paling palung mereka. sehingga mereka akan tetap bahu membahu saling membantu mempertahankan negeri persada. Atas izin Rabb semesta, eksistensi mereka akan selalu ada hingga akhir zaman; tidak ada yang pernah mampu membuat kaum di negeri itu lenyap dan binasa.

Sebiadab apapun musuh-musuh Allah ﷻ memborbardir dan memporak-porandakan negeri ini, mereka akan selalu berdiri tegak perkasa di atas kaki-kaki mereka bertempur memperjuangkan kedaulatan bangsa. Seruan jihad di negeri itu akan selalu dikumandangkan, akan terus berlanjut hingga akhir zaman; sampai kaum Muslimin berhasil mengalahkan Dajjal. Sebagaimana yang termaktub dalam sabda manusia paling suci, Rasulullah ﷺ .

Rasulullah ﷺ bersabda, “Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang berada di atas kebenaran, mengalahkan musuh-musuhnya, dan orang-orang yang memusuhi mereka tidak akan mampu menimpakan bahaya terhadap mereka kecuali sedikit musibah semata. Demikianlah keadaannya sampai akhirnya datang urusan Allah.” “Wahai Rasulullah, di manakah kelompok tersebut?” tanya para sahabat. “Mereka berada di Baitul Maqdis dan serambi Baitul Maqdis.”

Sungguh, negeri Palestina tidak akan pernah sepi dari peperangan antara kaum Muslimin dengan musuh-musuhnya. Dan, sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat di atas, musibah apapun yang ditimpakan oleh musuh-musuh Islam terhadap kaum Muslimin di Palestina, hal itu tidak memberikan madharat kecuali sedikit musibah.

Negeri ini adalah negeri yang diberkahi; negeri di mana Nabi Musa عَلَیهِ‌السَّلام berbicara secara langsung kepada Allah ﷻ di bukit Thursina. Negeri di mana Rosululloh ﷺ mengadakan perjalanan Isra' dari Masjidil Haram di Mekkah, menuju Mesjid Al-aqsa di Palestina dan kemudian mi'raj menuju Sidratul Muntaha.

Negeri ini adalah negeri yang diberkahi; negeridi mana para Rasul dan Nabi diutus Allah ﷻ.

Negeri ini adalah negeri yang berkahi; negeri di mana tempat berdirinya kiblat pertama umat Islam, yakni Baitul Maqdis atau Masjid al-Aqsha. Selama kurang lebih 16 bulan sejak hijrah dari Makkah ke Madinah, Rosululloh ﷺ dan umat Islam saat itu, melaksanakan ibadah shalat lima waktu dengan menghadapkan wajah ke arah Masjid al-Aqsha. (QS al-Baqarah [2]: 144

Demikianlah, sepotong kisah dari negeri para syuhada. Negeri yang selalu Allah ﷻ jaga hingga akhir zaman. Sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda, “Berbahagialah bagi (penduduk) Syam, beruntunglah bagi (penduduk) Syam”. Aku bertanya apa alasannya? Beliau menjawab, “(Karena) para malaikat mengepakan sayap (menaungi) negeri Syam”. [HR at-Tirmidzi no: 3954]

Nurmalia Siregar

Pekanbaru, 08.09.2019

Sunday, 12.32 PM

_________

Note: Tulisan ini didedikasikan buat para saudara seiman di Palestina. Semoga Allaah selalu memberi mereka kesabaran dan gugur sebagai sahid. Aamiin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga rahmat dan perlindungan Allah untuk mereka. Paparan luar biasa Bunda Lia. Sukses selalu dan barakallahu fiik

15 Sep
Balas

Aamiin yaa Allah ya MujiibMasyaallaah wa tabarakallahSehat selalu Bunda

12 Aug

Masyaallaah, tabarakallah wa jazakillah khoyron

07 Dec
Balas



search

New Post