Aku rasa segala ciptaan-Nya terdapat tanda. Yang setiap aku memandangnya hatiku begitu tentram dibuatnya. Diam dan terpana namun berdzikir di dalam hati. Mematung dan membisu namun mengakui kebesaran ciptaan-Nya di malam sunyi.Maka disetiap menatap langit sambil beristighfar, aku merasakan bahwa ampunan-Nya begitu luas. Rahmat-Nya tiada batas. Mungkin hatiku yang terlalu sempit dan terbatas untuk sekedar merasakan betapa luasnya Rahmat serta Ampunan-Nya yang senantiasa tercurah tanpa harap balas.Sehingga aku mecoba belajar melapangkan hati untuk menerima duka dan derita yang mungkin hinggap di dalam hidupku setiap hari. Belajar memaafkan kesalahan orang lain yang mungkin pernah menggoreskan luka di hatiku ini. Mencoba meluaskan ampunan untuk sesama hamba sepeti halnya Allah yang senantiasa meluaskan ampunan kepada seluruh ummat manusia yang bersungguh-sungguh memohon ampunan-Nya.Maka menjadi pemaaf lebih menentramkan dibandingkan menjadi pendendam. Maafkan kesalahan orang lain jika ia telah memintakan maaf kepada kita dan meminta maaflah jika kita sadar bahwa kesalahan saudara kita adalah sumbangsih dari kelalaian diri kita.Langit, engkau luas tanpa batas seluas hati dan kesabaran untuk menyikapi kehidupan. Maka betakwalah diriku yang dua komponennya adalah taat dan sabar. Taatlah pada setiap perintah-Nya dan bersabarlah untuk mencapai Ridho-Nya.