CINTA YANG BERBEDA

Ibu,

Aku tahu engkau mencintaiku dengan cara yang berbeda;

Tidak dengan suara lemah lembut menenangkan jiwa

Tidak dengan pandangan mata teduh menyejukkan sukma

Tidak dengan belaian lembut menghapus lara

Pun, tidak dengan pelukan hangat sepenuh cinta

Ibu,

Aku tahu engkau menyayangiku dengan cara yang berbeda;

Engkau kerapkali menghardikku ketika aku lemah, agar kelak ketika aku dewasa aku menjadi pribadi tangguh dan perkasa.

Engkau seringkali memarahiku ketika aku bermalas-malasan dan tak segera menyelesaikan tugas-tugasku agar kelak aku menjadi manusia yang disiplin dan bertanggungjawab.

Bahkan, engkau terkadang menghukumku ketika kenakalanku di luar batas, agar kelak aku menjadi manusia yang berbudi pekerti dan berakhlak mulia.

Ibu,

Aku tahu engkau mencintaiku dengan cara yang berbeda;

Engkau telah ditempa oleh pahitnya kehidupan, diterpa oleh berbagai cobaan, hingga engkau pun mengajarkanku untuk tetap tegar menghadapi onak dan duri kehidupan.

Engkau telah menempuh jalan terjal dan curam kehidupan, sehingga engkau pun menempaku agar kami menjadi pribadi-pribadi gagah sekuat baja tahan terhadap segala rintangan.

Ibu,

Aku tahu engkau mencintaiku dengan cara yang berbeda;

Engkau mendidikku dengan keras agar aku tak lemah dan cengeng

Engkau mengajarkanku disiplin agar aku dapat berjuang dan hidup mandiri di atas kaki-kaki kami sendiri.

Engkau menghukumku dengan tega, agar aku siap menghadapi kerasnya topan badai kehidupan yang melanda.

Ibu,

Aku tahu engkau mencintaiku dengan cara yang berbeda;

Cara mencintai yang tak biasa, yang tampak kejam di mata manusia. Namun aku tahu bahwa itu semua adalah caramu menyiapkan diriku menghadapi dunia.

Aku tahu engkau mencintaiku dengan cara yang tampak tak lazim di mata manusia. Namun aku tahu bahwa di dalam sanubarimu yang terdalam sesungguhnya cinta dan kasihsayangmu membuncah dan melimpah ruah.

Ibu

Terimakasih telah menempaku sedemikian rupa sehingga aku menjadi aku yang sekarang. Aku yang tegar atas segala derita. Aku yang tabah atas segenap duka lara. Aku yang sabar menghadapi nestapa. Aku yang selalu gagah perkasa mengarungi kerasnya badai topan kehidupan yang menerpa.

Ibu,

Aku mencintaimu.

.

📝Nurmalia Siregar

Pekanbaru, 27.09.2018

Wednesday, 10.13 AM