Nurmalia Siregar

👤Guru bahasa Inggris di SMA Negeri 2 Tambang Jl. Bupati Kec. Tambang kab. Kampar Provinsi Riau . 📝Menulis di akun media sosial: ✔Instagram ▶...

Selengkapnya
Navigasi Web
SEGENAP INGATAN TENTANG AYAH

SEGENAP INGATAN TENTANG AYAH

Teruntuk Ayahku; yang telah lama pergi memenuhi panggilan Ilahi.

Sedemikian rindu aku padamu wahai ayah. Rindu tatapan mata teduh penuh kasih dan rindangnya cinta Ayah.

Tak pernah kutemui cinta di muka bumi ini layaknya cintamu ayah. Cinta yang sedemikian tenang teramat hening; yang tak pernah diungkapkan lewat kekata.

Pembuktian cintamu hanya terlihat dari derasnya peluh yang membanjiri tubuh lelahmu ketika engkau berjibaku menempuh jalan mendaki dan curam, menerabas onak duri kehidupan untuk mengais rezeki.

Pun cinta itu terpancar indah lewat tatapan kedua mata tuamu nan letih namun tetap dipenuhi segunung harapan dan sesamudera asa. Harapan dan asa yang sedemikian besar agar kelak anak-anakmu dapat hidup lebih layak dan menjalani kehidupan ini dengan bahagia. Engkau tak pernah jemu mengangkasakan untaian dedoa dan bebait pinta agar kelak segala usaha dan pengorbananmu berbuah manis.

Ketika petang menjelang, temaram senja berlahan berganti gelap, engkau tiba di rumah dengan senyuman tetap menghiasi wajahmu, walaupun punggungmu sedemikian bungkuk dan kedua lenganmu teramat legam di bakar teriknya mentari.

Seringkali aku bertanya-tanya sendiri; Sebegitu perkasakah engkau? Sedemikian gagahkan engkau? Hingga aku tak pernah melihatmu berkeluh kesah atas kesulitan demi kesulitan yang harus engkau hadapi. Tak pernah tampak keputusan-asaan dalam segala tindak tandukmu. Sungguhkah engkau tak pernah merasa letih? ataukah sedemikian piawainya engkau bersandiwara menyimpan segala beban kehidupan itu?

Segenap peluh yang telah tumpah dan segala usaha keras yang telah engkau lakukan berbuah sudah. Anak-anakmu telah dewasa, mandiri dan dapat berpijak pada kakinya masing-masing. Namun sungguh! Segenap pengorbananmu takkan pernah lunas terbayarkan oleh semua anak-anakmu, selamanya.

Ayah,

Sedemikian kerasnya engkau bekerja. Hingga pada akhirnya tubuh letihmu tak mampu lagi mengemban beban dan punggungmu pun telah rapuh menopang kerasnya cadas kehidupan. Engkau pun didera oleh sakit yang tak berkesudahan. Penyakit berat itu pun merampas kegagahanmu, hingga engkau harus tergantung kepada alat-alat medis untuk mempertahankan keberlangsungan hidupmu. Engkau harus mengikuti prosedur cuci darah dua kali seminggu agar engkau tetap dapat bertahan menjalani hari-hari, walau segalanya tak lagi seperti dulu.

Dalam belenggu penyakit itu pun engkau tak pernah berkeluh kesah. Tak pernah sekalipun kudengar engkau mengeluh tentang sakit yang engkau rasa. Sungguh ketegaranmu dalam menahan sakitnya penderitaan itu membuatku kagum sekaligus sedih. Aku tahu betapa engkau tak ingin menyusahkan keluargamu, sehingga engkau pun memendam segala sakit dan derita.

Ayah,

Kini, telah enam tahun engkau pergi. Engkau telah kembali ke haribaan Allaah Ta'ala Sang Maha Pencipta. Segala sakit pun kini telah sirna. Semoga Allaah Ta'ala yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang mengampuni segala dosa-dosamu dan menempatkanmu di tempat terbaik di sisiNya. Dan harapanku adalah semoga kelak kita sekeluarga dipertemukan di JannahNya.

Nurmalia Siregar

Pekanbaru, 30 Agustus 2019

Friday, 08.30 PM

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post