Nurmaulita

Nurmaulita, S.Pd.M.Si. Lahir di Simalungun, Sumatera Utara, pada tanggal 27 Agustus 1974. Mengajar Mata Pelajaran Fisika di SMA Negeri 1 Tanah Jawa sejak Tahun ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kemampuan Literasi Sains pada Pembelajaran Fisika

Kemampuan Literasi Sains pada Pembelajaran Fisika

Literasi Sains dalam pembelajaran fisika perlu dimaknai secara lebih luas. Literasi sains bukan hanya melakukan aktivitas menulis maupun membaca saja. Aktivitas siswa yang mampu merangsang kemampuan berfikir kritis termasuk di dalamnya adalah Kegiatan siswa merancang percobaan, melakukan pengamatan, menyimpulkan hasil, melakukan kolaborasi dengan teman dikelas juga termasuk aktivitas literasi sains dalam pembelajaran Fisika sebagai ilmu sains. Aktivitas literasi sains siswa sangat di butuhkan untuk mengembangkan aspek sains sebagai konten (memahami fenomena alam akibat kegiatan yang dilakukan manusia), sains sebagai proses (memecahkan masalah dengan melakukan penyelidikan secara ilmiah berdasarkan bukti yang ada), dan sains sebagai konteks (menerapkan pengetahuan dan keterampilan sains dalam kehidupan sehari-hari). Salah satu aplikasi sains dalam pembelajaran Fisika adalah menerapkan konsep kerja pegas pada setir mobil yang digunakan untuk melindungi pengemudi ketika terjadi benturan, setidaknya dapat menjelaskan konsep pegas untuk meminimalkan cedera pada pengendara mobil. Selain itu penerapan konsep pegas juga ditinjau dari sifat elastisitas bahan, misalnya pengunaan bantalan rel kereta api dengan menggunakan bahan kayu pada zaman dahulu ( mungkin juga sampai sekarang). Hal ini dilakukan karena sifat elastisitas bahan kayu yang relatif tinggi, selain itu ketika dilewati oleh kereta api dengan beban yang berat tidak mengakibatkan getaran yang tinggi. Fenomena sains pada pembelajaran Fisika tersebut dapat di fahami dengan meningkatkan kemampuan literasi sains siswa menggunakan pembelajaran Teori Muatan Kognitif. pembelajaran ini dilakukan berdasarkan prinsip pembelajaran kognitif (CLT = Cognitif Load Teori. Tapi bukan CTL lo yaaaaa.......atau Contekstual Teaching and Learning, beda lo ya). Pembelajaran CLT ini berdasarkan memori kerja manusia yang tidak perlu berlebihan memberikan beban informasi, karena hanya sedikit informasi yang dapat diolah oleh memori kerja itu sendiri. Maka pembelajaran CLT dapat di desain oleh guru dengan cara : yang pertama adalah mengurangi beban extraneous yaitu memberikan informasi secara berulang-ulang dengan cara yang berbeda, yang kedua meningkatkan beban germane yaitu pemberian contoh kerja langsung, dan yang ketiga adalah menyesuaikan beban instrinsik yang sifatnya tidak dapat berubah namun, mendorong beban germane dan menekan beban extraneous untuk peningkatan hasil belajar siswa. Sehingga hasil akhir dari tindakan ini adalah Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Siswa menggunakan Pembelajaran Teori Muatan Kognitif pada Pembelajaran Fisika.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post