Nurmiani sinaga

Sebutlah namaku "Nur", saya mengajar disatu Kota yang dulunya disebut dengan Pulau BatamNama lengkapku Nurmiani SinagaMengajar di SMPN 54 Batam saya mengajar Gu...

Selengkapnya
Navigasi Web
“STOP” KEKERASAN ABAD 21

“STOP” KEKERASAN ABAD 21

“STOP” KEKERASAN ABAD 21

Negara semakin meningkatkan mutu pendidikan dengan tujuan supaya siswa abad 21 memiliki akhlak yang mulia. Dengan bergantinya kurikulum, guru-guru dibekali dengan pelatihan, mengikuti seminar atau workshop. Gurupun mulai mengalami perubahan dalam cara mengajar dan mendidik, dulunya suka dengan pukulan dan teriakan. Lama kelamaan sudah mengalami perubahan yang signifikan, sehingga siswa tidak takut untuk mengikuti dunia pendidikan. Kekerasan antara guru dan siswa bisa dikatakan punah akibat banyaknya sanksi yang akan diterima oleh guru jika itu terjadi.

Kekerasan sekarang berbanding terbalik dan yang berlangsung di sekolah saat ini memang bukan hal baru. Tetapi beberapa kasus yang memperlihatkan bahwa kekerasan di lingkungan sekolah dilakukan oleh segala pihak, dilakukan siswa terhadap siswa lainnya, siswa terhadap gurunya, guru terhadap siswanya, orangtua siswa terhadap guru, orangtua siswa terhadap pegawai sekolah, pegawai sekolah terhadap siswa.

Beda bukan …tahun 80-an dengan pendidikan sekarang? Kekerasan bukan semakin hilang malah makin menjalar ! kekerasan itu semakin meyakinkan kita bahwa kekerasan di sekolah memang sudah keterlaluan. Mengapa keterlaluan kasus kekerasan sekarang ? kekerasan apa yang terjadi dalam dunia pendidikan abad 21 ini ?

Bullying

Bullying merupakan bentuk kekerasan di lingkungan lembaga pendidikan yang kerap dilakukan siswa terhadap kawannya. Penganiayaan dan perkelahian juga bukanlah tindak kekerasan yang jumlahnya sedikit. Coba perhatikan anak sekarang, Tidak jarang tawuran hanya dikarenakan bullying.

Setelah melihat Kematian Aldama Putra Pongkala adalah contoh terbaru dari kekerasan yang berujung fatal. Taruna tingkat pertama Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar itu tewas dianiaya seniornya. Penganiayaan itu dilatarbelakangi oleh senioritas dan budaya kekerasan yang disamarkan sebagai kedisiplinan.

Itu barulah kasus yang dilaporkan. Bagaimana dengan kasus kekerasan yang tidak dilaporkan dan tidak terliput oleh media? Dikarenakan kondisi sekolah yang jauh dari kota.

Siswa Terhadap guru

Lagi-lagi terjadi …. akhir 2018 lalu beredar video yang memperlihatkan seorang “guru SMK di Kendal Jawa Tengah” yang dirisak oleh sejumlah muridnya di kelas. Katanya candaan belaka, namun perlakuan tidak patut yang dilakukan para siswa itu tetaplah tergolong sebagai perisakan. Bukan hanya merisak, ada juga siswa yang bahkan berani menarik leher baju dan menantang gurunya di kelas. Video yang merekam kejadian itu beredar luas bahkan sampai viral. Guru dan pegawai sekolah dimaki, pegawai menendang siswa, orangtua siswa balik menganiaya pegawai sekolah.

Kasus ini terjadi seperti dalam pelajaran IPA rantai makanan atau kasus ini disebut rantai kekerasan.

Guru Terhadap Siswa

Di sisi lain, kasus kekerasan yang dilakukan guru terhadap muridnya juga tak sedikit. Akibat perbuatannya itu, sejumlah guru bahkan berurusan dengan polisi. Pemidanaan terhadap guru yang melakukan kekerasan di lingkungan sekolah juga pernah terjadi. Guru memang harus bertindak tegas. Namun kita tahu, sikap tegas tidaklah harus diterjemahkan dalam tindak kekerasan.

Guru harus melakukan introspeksi demi menjaga kewibawaan dan keteladanan bagi murid-muridnya. Guru harus sungguh kompeten dalam mendidik, bukan semata mentransfer pengetahuan. Meskipun begitu, guru dan lingkungan sekolah bukanlah satu-satunya pihak yang bertanggungjawab atas budaya kekerasan itu. Kekerasan yang dilakukan siapapun di lingkungan lembaga pendidikan juga saling berkait dengan budaya kekerasan sehari-hari di luar sekolah.

Itu artinya, semua pihak harus terlibat dalam memutus kekerasan itu. Benar bahwa hal itu bukanlah perkara mudah. Dalam hal ini, pembangunan karakter menemukan titik urgensinya. Pembangunan karakter, pertama-tama, justru menuntut keteladanan dari orangtua, guru dan lingkungan sekitar anak.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post