Tagur 7 Di Kejar Bayang-Bayang
Pentigraf
Dikejar Bayang-Bayang
Malam itu aku sendiri di kamar, di luar terdengar hujan sangat lebat. Ku setel televisi untuk menemaniku daripada sepi. Sambil berbaring kunikmati acara demi acara yang disuguhkan untuk pemirsa.
Tiba-tiba dari kejauhan ku dengar suara yang membuat bulu kuduk berdiri. Semakin lama ku rasakan bayangannya semakin mendekat. Aku ketakutan. Suara itu semakin jelas terdengar. Aku tidak bisa lagi menahan dan menyembunyikan ketakutanku. Akhirnya aku memekik sekuat tenaga agar ada yang membantuku. Kuusahakan kembali memanggil - manggil suamiku, namun sia-sia suaraku seakan-akan tercekat di kerongkongan, tak bisa keluar.
Akhirnya suamiku datang juga membantu. Ia memanggil namaku sambil menepuk-nepuk pipi dan badanku. "Kenapa, kok seperti orang ketakutan, tapi kata-katanya tidak jelas terdengar," katanya. Ternyata aku hanya bermimpi. Aku tertidur ketika di televisi ada acara"uji nyali'. Musiknya yang seram masuk ke dalam alam pikiran ketika aku tertidur.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
ha ha ha keren bun, ternyata mimpi
Hahaha...untung tidak lari... terima kasih sudah berbagi pentigraf keren. Salam semangat.
Mantul pentigrafnya, membawa ilusi penonton.
He he he. Ondeh Mandeh Tusde Uni. Rancak Bana. Salam sukses dan salam Literasi dari Pasisia