Menemani anakku murojaah
Masih teringat jelas di pelupuk mataku ketika memasukkan anak pertama ku ke sekolah negri.
Umurnya genap 6 tahun tapi ku tak ingin memaksakan dia untuk pandai membaca,
Hampir semua teman-teman ku memasukkan anaknya ikut les membaca,berhitung,menggambar, dan entah seabrek aktivitas lainnya.
Awalnya aku juga ragu dengan kemampuannya, sudah 1 bulan bersekolah namun dia belum juga bisa merangkaikan kata. Kubiarkan saja, sesekali memandunya untuk belajar dirumah tapi tidak dipaksakan.
Alhamdulillah, bulan kedua kemampuan nya meningkat drastis, hingga dia sering disuruh guru untuk membacakan cerita didepan kelas. Begitulah seterusnya sampai dia terima rapor, dan selalu dapat empat besar.
Tahun berikutnya ku berubah fikiran setelah dapat persetujuan dari suamiku untuk menyekolahkannya di SDIT yang khusus menerapkan hafalan Alquran. Anakku juga tertarik untuk bersekolah di sana walaupun aku pesimis mengenai hafalannya
Namun tekad ku sudah bulat, aku harus bisa menjadikan anakku menjadi seorang hafizhoh.
Meskipun jatuh bangun, aku tetap berusaha dan menemaninya murojaah hafalannya serta juga dukungannya. Kerja keras dan perhatian ustadz dan ustadzah yang sabar disekolah sangat membantu sekali.
Semester pertama sekolah dia sudah wisuda jus 30, mudah2an jus berikut nya juga menyusul,Amin.
Muaro Sijunjung
12/06/2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar