nurmisra

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
ALAMPUN IKUT BAHAGIA

ALAMPUN IKUT BAHAGIA

ALAMPUN IKUT BAHAGIA

Pagi itu, adalah pagi yang membuat aku gundah.Entah kenapa setiap akan berangkat ke sekolah,aku mulai resah,aku harus berangkat lebih pagi karena aku harus menunggu angkot ,kalau nasib sedang beruntung cepat ketemu angkotnya,tapi kalau lagi apes,sampai berjam-jam menunggu.

“Buk, ayo bareng,”ada suara yang menawarkan tumpangan,aku menoleh ke suara itu,seorang laki-laki di dalam mobil,ia tersenyum,serta mengulangi lagi tawarannya,”Ayo,nanti terlambat,”aku melihat jam tanganku,sebenarnya memang sudah terlambat,”Terima kasih mas,saya nunggu angkot saja,”jawabku,semenjak kepergian suamiku,aku memang harus mikir panjang untuk menerima tawaran tumpangan,karena statusku sekarang adalah single parent.

Memang niat orang itu baik,tidak ada tujuan apa-apa,aku hanya ingin menjaga saja,menjauh dari gunjing dan fitnah.Tapi masalahku sekarang adalah aku sering terlambat sampai ke sekolah,dan terlambat juga sampai di rumah,karena kemana-mana harus nunggu angkot.

Susah ya ,kalau selama ini terlalu manja ke suami!hehe sekedar mengenang.Aku jadi semakin tidak enak dengan teman-teman di sekolah, karena sering terlambat,mereka sih tidak masalah,karena mereka tahu kondisiku,”Mama beli motor aja,ma,”usul putri sulungku,”Ya,nak ni mama lagi mikir!”jawabku,putri sulungku ternyata sudah sampai kesana pikirannya,mungkin dikarenakan aku sering pulang terlambat,dan mereka sering menunggu di teras rumah,kadang sambil memangku adiknya yang sudah ngantuk,dan juga lapar.

“Masak,sih,aku harus terlambat terus,”pikirku,jarak rumahku dengan sekolah hanya lebih kurang 3 kilo,tidak terlalu jauh,tapi tidak mungkin juga kan,aku harus jalan kaki.

“Hore, mama beli motor baru!”teriak kedua buah hatiku kegirangan,aku juga ikut senyum-senyum memandangi motor berwarna merah yang baru saja diantar oleh dialer,”Ayo ma,kita naik,”ajak putra kecilku tak sabar,aku terdiam, malu juga rasanya aku kepada kedua buah hatiku ,karena aku sebenarnya tidak bisa mengendarai motor,”Nanti nak, kalau mama sudah bisa yaa!”ujarku membujuk ,kelihatan sekali wajah kecewa mereka,”Mama belum bisa teh,”ujar putra kecilku Sedih. Iba aku melihat mereka,”aku harus bisa,”pikirku.

Sore itu cuaca cerah,tidak panas dan tidak pula mendung,aku bertekat untuk belajar mengendarai motor,tanpa ada yang bantuin hanya dapat sedikit petunjuk aja dari dialer,bagai mana cara menghidupkan mesin,mematikan,dan memasukkan gigi dan sebagainya.”Aduh, berat juga motor ini,”pikirku, aku mencoba pelan- pelan di halaman rumah saja,minimal sudah bisa menyesuaikan diri dengan kondisi motor.

Hari kedua aku mencoba ke jalan di depan rumahku,sangat pelan, gigi satu tidak ganti-ganti,kecepatan 1 sampai 2,terlalu pelan memang,tapi biarlah yang penting tidak jatuh pikirku.Saking asiknya aku belajar,tidak sadar ternyata ada yang memperhatikan keasikanku itu.

“Hore ibuk bisa!”ada tepuk tangan sekelompok orang,aku berhenti,dan memperhatikan sekelilingku,ternyata ada beberapa anggota polisi baru yang sering nongkrong di pinggir jalan kalau sore hari,aku jadi malu,karena merasa ditertawakan,mungkin kelihatan lucu,aku diam dan berniat akan berlalu.

”Buk,bawa motornya jangan terlalu pelan,kalau terlalu pelan, motor mudah jatuh,”salah seorang dari mereka menghampiriku,”Ibuk jangan tersinggung ya,”tuturnya lagi,”Coba ibuk tambah kecepatannya sedikit lagi,pasti cepat lancarnya,”tambahnya lagi,aku tidak boleh tersinggung,bahkan aku harus berterima kasih kepada mereka maksutnyakan baik,”Terima kasih ya dek,ternyata kalian memperhatikan ibuk ya,”candaku,merekapun semuanya tersenyum ramah.

Hari ke empat aku sudah mulai lancar membawa motor,aku sudah membawanya ke sekolah,walaupun pelan- pelan,ternyata banyak yang senang melihat aku bangkit dari keterpurukan,dan perlahan senyum menghiasi wajah senduku.

Setiap sore kedua buah hatiku minta dibonceng di sekitar rumah,”Ayo ma,ngebut ma,hahaha,”bahagianya kedua buah hatiku tertawa,alampun ikut bahagia sebahagia hatiku saat ini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post