nurmisra

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
BAYANGAN PENYELAMAT

BAYANGAN PENYELAMAT

BAYANGAN PENYELAMAT

Hiruk pikuk di rumah tetangga terdengar dari rumahku,pesta sunatan anak laki-laki tetanggaku,dirayakan dengan meriah,di sana sini orang-orang sudah sibuk berbenah,angkat sana,angkat sini,tarik sana,tarik sini canda dan tawa mak-mak terdengar riuh.

“Assalamualaikum,”ada suara mengetuk pintu rumahku,”waalaikumsalam,”jawabku,lalu membuka pintu,”Pinjam tikar bu,”ucap tetangga ,sudah mejadi kebiasaan kalau ada acara hajatan seperti itu kalau ada yang kurang pasti larinya tidak jauh yaitu di rumah tetangga,namanya juga hidup bermasyarakat dan sebagai mahluk sosial antara tetangga pasti ada yang saling pimjam,aku mengambil tikar yang dipinjam oleh tetanggaku dan dia mengambilnya,lalu pergi.

Waktu itu pagi hari pukul 8.30 aku sibuk dengan urusanku di rumah, biasa ibu rumah tangga.Hari minggu memang hari untuk beres-beres,banyak bagian ruangan rumah yang belum tersentuh.Karena saatnya berberes- beres,sengaja pintu depan terbuka biar udara segar masuk,biasanya lingkungan tempat tinggalku ini aman ,tidak pernah terjadi kegaduhan,aku pun percaya dengan keadaan itu.

Sebelum pergi ke rumah tetangga yang sedang mengadakan hajatan,aku harus selesaikan pekerjaan rumahku dulu,aku melihat ada sarang laba-laba menghiasi bagian dari tiang terasku,”Aduh, sudah banyak sekali sarang laba-labanya,”kataku seorang diri,”Malu juga kalau ada tamu,”pikirku lagi,akupun segera ke dalam mengambil sapu,ketika aku sampai ke ruang tengah yang mengarah ke dapur,aku melihat bayang-bayangku di dinding depanku,biasanya memang seperti itu kalau lampu ruang tengah dan dapur hidup,kalau kita berjalan menuju ke dapur,maka muncul bayang-bayang kita di depan.

Kali ini aku sangat terkejut,biasanya hanya bayang,bayangku saja yang kelihatan,tapi kali ini ada tangan lain di belakangku,itu bayangan tangan laki-laki yang sudah dekat sekali ,seakan akan mau memeluk,secepat kilat aku berlari ke depan dan menjauh,lalu membalikkan tubuhku,dengan perasaan takut dan cemas yang amat sangat,bercampur dengan amarah yang luar biasa,aku tidak menyangka ,orang yang selama ini aku anggap sebagai saudara tiba-tiba muncul dengan cara seperti itu,aku berteiak sambil menunjuk dengan telunjukku ke arah mukanya,”Apa maksut kamu datang dengan tiba-tiba seperti itu,”ketusku,”keluar kamu keluaaaarrr,”jeritku lagi,lalu orang itu pergi dengan ketakutan karena aku mengancam orang itu,untuk melaporkannya ke atasannya.

Setelah orang itu pergi aku menangis sejadi-jadinya,aku merasa sakit yang sangat parah,aku merasa direndahkan,oleh orang yang seharusnya menjagaku,orang yang selama ini aku anggap saudara,ternyata orang itu sudah salah mengartikan kedekatanku selama ini ,memang serba salah kalau sudah ditinggal suami,terlalu baik salah terlalu cuek juga salah.

Semua orang pasti ingin hidup bahagia,tenang dan nyaman,tapi kalau ketenagan itu sudah terusik,tidak ada alasan sekecil apa,sengaja atau tidak pengusik itu pasti sudah menjadi perasit bagi hidupku, aku sudah mulai tidak nyaman tinggal di rumah ku sendiri,aku merasa tinggal di penjara,terkurung dan ketakutan.

Setelah kejadian itu,aku selalu takut di rumah sendirian,meskipun bersama anak-anak,aku tidak mau anak-anakku tahu apa yang aku takutkan,mereka masih sangat kecil untuk mengerti tentang itu,biarkanlah mereka tumbuh secara alami sesuai dengan umurnya.

“Cepat masuk nak,mama mau kunci pintu,”tegasku ke anak-anakku,setiap mau masuk rumah,aku pasti mengunci pintu dengan cepat,malam hari kadang aku tidak bisa tidur, sudah larut baru bisa tidur,karena aku merasa ada yang masuk ke rumahku,dan bersembunyi,padahal itu hanya ketakutanku saja akibat trauma.Aku tidak menceritakan kejadian itu ke siapapun,apa lagi menceritakannya ke tetangga, bisa jadi tambah parah,karena kondisiku sekarang,cerita tanpa bukti sia-sia,tetap jadi orang yang dipersalahkan.

Ketidak nyamanku ini,membuat aku tidak percaya diri,dan takut untuk melangkah,kalau pun aku melangkah ,sepertinya aku melangkah dalam sebuah lingkaran, jauh berjalan kembali ke titik yang tadi,tidak maju,dan tidak juga mundur.

“sekolah ya ma,”kedua buah hati pamit ,”Iya nak,hati-hati,”jawabku,lalu bergegas masuk ke rumah,dan mengunci pintu dengan rapat,setiap di rumah sendiri ketakutan selalu mendera,aku tidak mau dampak dari apa yang aku alami,berakibat fatal ke masa depan anak-anakku,aku harus pintar menyembunyikan kondisiku rapat-rapat agar tidak berpengaruh dengan kelangsungan masa depan anak-anakku,”Ya Allah lindungi kami,hanya kepadamulah kami berlindung, Aamiin,”

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post