Ku sandang gelar darimu dengan bahagia

Kepergian suamiku tidak membuat dunia berubah, roda kehidupan tetap berjalan ,segala aktvitas hidup berjalan terus tanpa menoleh kebelakang,tapi ada yang berubah denganku ,yaitu statusku ,aku mendapat status baru ,di mana semua wanita di muka bumi ini tidak akan sudi menerima gelar ini walau diberi sekalipun gratis pasti nolak.Singel peren alias janda itu lah gelar yang aku sandang sekarang dalam usiaku 32 tahun, gelar itu terlalu besar saking besarnya berat sekali.Kenapa ya! ,ketika kita selesai kuliah dan mendapat gelar dari perguruan tinggi, kita sangat senang, gembira ,dan bersuka cita,bahkan kita mengadakan syukuran dan doa selamat,bagaimana dengan gelar yang aku sandang sekarang, aku tidak mendapatnya dari seseorang atau perguruan tinggi, tapi allah yang memberiku gelar ini bagaimana aku bisa menolaknya.Aku sering mikir sendiri kenapa harus aku! ,haruskah aku ! aku masih muda,buah hatiku masih kecil-kecil ,dalam keluargaku belum ada yang punya gelar sepertiku,di lingkungan rumahku juga belum ada,kalaupun ada udah tua, di instansi tepat kerjaku juga belum ada,lalu kenapa harus aku ya allah...

Seiring berjalannya waktu ,perjalanan hidup ini tetap harus aku jalani ,gelar itu akan selalu melekat di pundakku sampai tua bahkan sampai maut pun memanggilku,aku tidak akan melepaskannya kerana gelar ini pemberian allah swt.Aku ambil saja perumpamaan ketika kita sekolah ,ketika guru memberi kita ujian tentunya kita belajar dengan baik, lalu hasilnya kita mendapat nilai baik, ya kan !,lalu bagai mana dengan ujian dari allah! Aku yakin allah juga akan memberiku nilai baik jikalau aku ihlas menjalaninya.Aku mulai mencoba untuk tersenyum kerana aku mendapat ujian dari allah,tidak semua orang diberi ujian oleh allah, hanya orang-orang terpilih,aku bangga menjadi orang-orang terpilihmu ya allah,akan aku sandang gelar dari mu dengan bahagia.