SIAPA PEMILIK KERTAS USANG ITU ?
SIAPA PEMILIK KERTAS USANG ITU ?
Sore itu cuaca lumayan cerah,angin bertiup semilir,beberapa daun beringin lepas dari tangkainya, melayang-layang lalu jatuh ke bumi.dua ekor burung gereja bercanda,merenda cerita.
Seorang perempuan muda melangkah dengan lunglai,berniat ingin mencari sesuatu di warung pinggir jalan,langkahku terasa ringan dan seolah-olah melayang,seperti biasa aku dengan daster lusuhku,rambut yang aku biarkan tergerai sebahu,berjalan sendiri menuju tujuan,waktu itu jalanan sedang lengang,karena sebentar lagi akan masuk magrib.
Separoh jalan, semilir angin disertai gerimis ringan,menerpa rambutku yang tipis,dan beberapa butir air langit terasa dingin di kulit,dari udara aku melihat ada beberapa lembar daun kering malayang-layang ditiup angin,aku tidak menghiraukan hal itu,karena menurutku itu sudah hal biasa,dan juga tidak aneh,namun ketika satu lembar daun itu jatuh menimpa pipiku,aku merasakan pedih,dan daun itupun jatuh ke tanah,aku kesal karena terasa pedih,”Aduh,daun apa sih,”pikirku,sambil melihat ke tanah dimana daun itu jatuh,tapi anehnya, aku tidak melihat daun yang tadi jatuh,”kemana daun yang tadi menimpa pipiku”pikirku,aku mencari-cari,memang tidak ada,kalaupun ada jauh dari tempatku berdiri, yang bikin heran lagi adalah ada selembar kertas usang di sana,selembar kertas yang sudah kuning warnanya,kertas itu juga sudah berlubang-lubang karena di makan bubuk,”kertas ini ya, yang tadi jatuh ke pipiku,”pikirku dalam hati,aku memungut kertas itu,dan memperhatikan dengan teliti, ada tulisannya, tulisan arab dan terjemahannya.
Berhubung hari sudah mau masuk magrib, aku memasukan kertas itu ke kantong dasterku,dan bergegas menuju warung.
Sesampainya aku di rumah,dengan rasa penasaran aku mengeluarkan kertas usang tadi dari kantong dasterku,”Apa ya,bacaan kertas tadi?”aku jadi semakin kepo,lalu membuka lipatannya,dengan perlahan,tulisan arabnya aku tidak bisa baca karena huruf gundul,lalu aku membaca terjemahannya,yang bunyinya begini”Hiasilah rumahmu,seolah-olah rumahmu itu adalah istanamu”lalu kalimat yang kedua berbunyi begini”Hiasilah wajahmu,sebagaimana ada tahi lalat di pipimu”nah,teman-teman pembaca,ada nggak ya, yang bisa bantu apa maksut dari tulisan itu,apakah tulisan itu adalah filosofi atau hadis,mohon bantuannya ya hehe jadi ngerepotin.
Yang tidak habis pikir adalah dari mana kertas usang itu? Siapa pemiliknya,siapa yang menjatuhkannya tepat mengenai pipiku? Kalau angin yang menerbangkannya aku tidak yakin,karenanya waktu itu anginnya semilir,angin yang lemah seperti itu,tidak akan bisa menerbangkan kertas yang dilipat,daun yang melayang ke bumi,aku yakin bukan karena angin,tapi memang sudah saatnya gugur.
Ada pengaruh positif setelah aku mebaca kertas usang itu,tidak tahu kenapa aku langsung mencari kaca dan mengaca wajahku,lama sekali aku memandang wajahku,aku memang sudah lama tidak melihat mukaku dicermin selama ditinggal suamiku,ini sudah masuk minggu ke tiga ,aku dan anak-anak ditinggalkan.setelah lama bercermin aku ke kamar mandi untuk bersih-bersih lalu berganti pakaian dengan yang baik,menyisir rambutku dan sedikit berbedak.
“Mama cantik ya teh,”bisik sibungsu,”ya, dek mama udah cantik lagi,”jawab putri sulungku,sambil menghampiriku dengan penuh suka,dengan perlakuanku itu,membuat imun anak-anakku bertambah,mereka mulai ceria seperti anak-anak lainnya.
Kertas apapun itu,bagiku itu adalah petunjuk agar dapat berpikir dan menjalankan hidup lebih baik.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi!
terima kasih pak Dede ,salam literasi