Nurhayati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
ADIKKU SAYANG ADIKKU MALANG Bagian 14

ADIKKU SAYANG ADIKKU MALANG Bagian 14

“Rini, Rini, mengapa kamu jadi begini?, istighfar Rini” Ayah berkata dengan nada tinggi. Ayah memang tidak ikut menghadiri pelantikan Paisal karena keterbatasan biaya. Mendengar Ayah memarahinya maka Marini segera masuk kamar tanpa mempedulikan kaca yang berserakan. Akhirnya Ayah membersihkan kaca tersebut.

Marini duduk disisi tempat tidur, dan dia mengusap keningnya dengan sapu tangan yang sedikit agak berdarah. Yulia menyusul Marini kedalam kamarnya dan mau membantu mengobati kepalanya.

“Haaahh.....tidak usah, aku bisa sendiri” Marini berkata sambil mengibaskan tangan Yulia.

“Tidak usah pegang-pegang, aku saja sendiri” kembali Marini menolak Yulia yang akan mendekatinya.

Ayah menelpon Bang Syamsul. Ketika itu dirumah kami sudah dipasang telepon karena dianggap sangat perlu. Tidak berapa lama Bang Syamsul sudah sampai kerumah dan menemui Marini kedalam kamar.

“Kamu ngapain gitu dek?, tidak boleh Rini patah semangat dan menyakiti diri begitu!” Bang Syamsul mulai menasehati Marini.

“Rini akan bisa sukses juga. Abang bisa mencarikan kerja untuk Marini jadi SPG (Sales Promotion Girl) di Matahari” Begitu Bang Syamsul memberi semangat pada Marini.

Matahari adalah pusat perbelanjaan terbesar saat itu dikota Padang dan saat ini sudah tidak buka lagi. Marini hanya diam membisu. Dia hanya memandang langit-langit rumah. Begitulah nasehat hanya didengarkan tanpa ada respon. Beberapa kali Bang Syamsul menawarkan pekerjaan namun tidak direspon oleh Marini.

Ibu sampai dirumah setelah menghadiri Pelantikan Paisal di Watukosek. Ibu banyak cerita tentang Paisal yang menjalani latihan yang sangat berat. Kami semua asyik mendengarkan cerita Ibu kecuali Marini.

“Sangat berat latihannya, mendaki gunung Penanggungan walaupun dalam kondisi hujan” begitu Ibu cerita.

“Pernah Isal di suruh push up 50 kali di depan Ibu hanya karena kerah bajunya tidak rapi” Ibu bersemangat menceritakan pengalaman selama perjalanan dan ketika ditempat Pelantikan Paisal. Ibu tersadar bahwa Marini tidak ada diantara semuanya. Dan Ibupun menyusul Marini kedalam kamar.

“Nak, mengapa kamu tidak gembira melihat kepulangan Ibu, mendengarkan cerita tentang adikmu?” Ibu bertanya kepada Marini. Dia hanya diam. Akhirnya Ibu keluar dan tidak memaksa Marini menjawabnya.

Ayah dan Zaldy serta lainnya bercerita kepada Ibu tentang kejadian selama Ibu tidak dirumah. Ibu menjadi sedih melihat Marini seperti itu, anak yang memang diharapkan untuk maju dan memperbaiki kehidupan keluarga malah terluka dan tak mau bangkit.

Melihat perkembangan Marini semakin memburuk, keluarga berusaha mencari solusi dengan berobat baik secara medis maupun non medis. Pergi ke psikiater, dokter kami kami lakukan namun demi kesembuhan saudara kami juga membawa untuk di ruqiah serta pergi ke ustad-ustad dan sampai “orang pintar” namun hasilnya belum permanen.

Semenjak itu Marini hidup dalam kesendirian, pilu hati kami semua melihat semua ini. Terkadang dia memukul-mukul wajahnya sendiri sambil menangis. Ibu akan menelpon Bang Syamsul. Dalam hitungan dua puluh menit Bang Syamsul akan datang untuk membujuk Marini. Walaupun sebenarnya rumah Bang Syamsul cukup jauh dipinggir kota namun ketika ditelepon beliau akan segera datang.

Satu-satunya orang yang agak didengar omongannya oleh Marini adalah Bang Syamsul, Marini mulai tidak suka saudara-saudaranya yang bekerja baik sebagai ASN maupun karyawan perusahaan. Kesedihan menyelimuti kami semua melihat dia menangis tanpa sebab. Kami sekeluarga sangat sayang pada Marini.

Bentuk rasa sayang kami terhadap Marini berbeda-beda. Bang Syamsul berjuang membeli sebuah mobil agar bisa membawa Marini pergi berobat secara berkala kedaerah Pasaman.

Bersambung...

Teluk Kuantan, 30 Januari 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi

30 Jan
Balas

Terima kasih Pak atas apresiasinya. Salam literasi.

30 Jan

Semua berjuang untuk Marini. Ayo Marini, semangattt

31 Jan
Balas

Terima kasih Bu

31 Jan

Semoga Marini cepat pulih. Salam sukses selalu buat sahabat tersayang.

30 Jan
Balas

Aamiin, terima kasih say, salam sukses dan sehat selalu ya

31 Jan

Keren Bu

01 Feb
Balas

Terima kasih Bu

02 Feb



search

New Post