ADIKKU SAYANG ADIKKU MALANG Bagian 6
ADIKKU SAYANG ADIKKU MALANG Bagian 6
Tantangan_Menulis_Gurusiana_Hari-68 “InshaAllah Bu” begitu Marini menjawab namun dia tidak pernah ikut dengan Yulia. Kami tersenyum melihat cara Marini menolak suruhan Ibu, walaupun begitu Ibu dan semua kami memaklumi sikap Marini.
Akhirnya jawaban Marini menjadi pameo dalam keluarga kami dan bahan gurauan disaat-saat kami bekerja. “Wah Marini InshaAllahnya bergelung, namun tindakannya tidak ada” begitu aku berkata kepada Marini sambil tersenyum ke arahnya. Namun Marini hanya senyum-senyum mendengarkan perkataanku.
Seiring waktu Marini memasuki usia SLTA. Marini dengan mudah masuk SMA 5 Padang karena nilai ijazahnya sangat memadai. Untuk masalah keuangan dalam mendaftar dan uang seragam Ibu sudah memperhitungkan beberapa bulan sebelumnya. Selain membuat kue terkadang Ibu dan Ayah beternak ayam yang akan panen tepat ketika butuh uang.
Marini tumbuh menjadi seorang remaja pintar, berbakti namun pendiam baik di sekolah maupun di rumah. Masalah kepintaran tidak diragukan lagi karena ketika duduk di kelas dua SMA dia dikelompokkan pada jurusan Fisika atau dalam istilahnya IPA 1.
Ternyata Marini tidak menyukai dia dikelompokkan dalam jurusan Fisika, karena dia bercita-cita ingin menjadi seorang dokter. Dia mengutarakan kepada Ayah agar bisa dipindahkan pada jurusan Biologi atau IPA 2.
“Yah, tolonglah Yah pindahkan Rini ke jurusan Biologi” Begitu Marini memohon pada Ayah. “Kenapa harus pindah? Orang-orang malah sangat suka dimasukkan ke dalam jurusan Fisika” Ayah berkata kepada Marini dengan wajah sangat heran. “Rini kurang suka Yah, maunya di jurusan Biologi saja”. Begitu Marini mengutarakan alasannya kepada Ayah.
Ayah saat itu bekerja pada pengilangan padi yang terletak di Kampung Manggis. Pemilik pengilangan padi adalah seorang Lurah yang juga sebagai Ketua Komite di SMA 5 Padang.
Meskipun Ayah hanya seorang buruh di pengilangan padi, namun Pak Dollar (begitu orang memanggil beliau) selalu memperlakukan Ayah sangat istimewa sehingga tidak jarang Ayah diantar pulang ke rumah kami dengan mobil sedan.
Dengan kedekatan Ayah dan Ketua Komite maka diuruslah kepindahan jurusan Marini dari Fisika menjadi jurusan Biologi. “Tidak pernah ada sejarahnya orang yang dipilih kedalam suatu jurusan yang tinggi pindah pada jurusan yang lebih rendah levelnya” Begitu seorang guru berkata kepada Ketua Komite saat dalam pengurusan.
Pada masa itu, pada umumnya orang-orang berasumsi bahwa jurusan pada sekolah sebagai suatu strata dengan urutan dari tertinggi dan seterusnya. Kelompok paling tinggi adalah jurusan IPA 1 (Fisika), IPA 2 (Biologi), Agama, IPS.
Dengan prosedur yang panjang dan perjuangan yang sangat gigih dari Pak Dollar dan Ayah maka akhirnya Marini masuk ke dalam kelompok atau jurusan Biologi.Akhirnya Marini lega dan gembira sudah dimasukkan ke dalam jurusan yang disukainya.Bersambung...Teluk Kuantan, Senin 18 Januari 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi
Terima kasih Pak, atas apresiasi terhadap tulisan saya. Salam literasi dan.sukses selalu
Ingin tahu kemajuan Matini fi kelas Biologi. Ditunggu lanjutannya ya say. Semoga sukses selalu.
Ditunggu lanjutannya...salam literasi
Ya Bu, terima kasih atas apresiasinya. Salam literasi dan sukses selalu