Nurhayati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
ADIKKU SAYANG ADIKKU MALANG Bagian 9

ADIKKU SAYANG ADIKKU MALANG Bagian 9

ADIKKU SAYANG ADIKKU MALANG

Bagian 9

Tantangan_Menulis_Gurusiana_Hari-2

Tidak seperti gadis lainnya yang akan menebarkan senyuman dikampus apalagi dengan lawan jenis. Marini akan tampil cuek dan seakan tidak peduli. Menurut cerita Yulia yang ada teman pria Marini yang menaruh hati padanya. Namun dia tidak menaggapi dan cuek terhadap pria tersebut.

Sebenarnya kami sekeluarga juga heran dengan sikap Marini yang terlalu pendiam dan tertutup. Ketika Marini dalam masa kuliah Yulia sudah bekerja di perusahaan Texmaco. Saat itu rumah kami sudah siap, mempunyai tiga kamar dan ruang keluarga. Walaupun belum diplaster dan belum memakai plafon.

Marini selalu berdiam diri dikamarnya, padahal semua kami duduk diruang keluarga bercerita dan bercanda. Setiap kami berkumpul dan bercerita bersama Ibu dan lain-lainnya Marini tidak akan kelihatan. Seakan dia terlalu sayang dengan kamarnya sehingga dia menjadi betah disana.

“Rini, rini, kesinilah, kog dikamar terus?” begitu kalimat yang sering kami katakan ketika melihat Rini yang berdiam dikamar.

“Yaaa, yaaa, yaaa” Marini menjawab dan keluar dari kamarnya. Namun hanya sebentar saja nanti dia akan kembali kekamarnya. Begitulah selalu kebiasaan. Dia juga jarang bercerita tentang teman-teman dikampusnya.

Setelah menyelesaikan segala mata kuliah maka saat membahagiakanpun tiba. Saya saat itu ditempat tugas namun Yulia dan Ibu yang banyak bercerita. Seperti biasanya jika orang diwisuda tentukan ke salon agar penampilannya lebih cantik, begitu juga dengan Marini. Dia memilih salon yang ada di Basko Grand Mall.

Setelah keluar dari salon, Ibu dan lainnya terkesima menyaksikan kecantikan Marini.

“Waaahhhh, anak gadisku, memang cantik.” Kata Ibu sambil melanjutkan

“Kamu cantik sekali Marini, seperti Ibu Tein Suharto” lanjut Ibu.

“Wajah kamu tu seperti bulan purnama” begitu Ibu memuji Marini. Marini hanya tersipu malu mendengarkan pujian yang bertubi-tubi dari Ibu dan lainnya.

Akhirnya dengan menyewa taxi, rombongan sampai dikampus AMIK Indonesia yang berada dijalan Khatib Sulaiman. Ibu dan Ayah begitu takjub dengan perhelatan yang dilakukan pihak kampus. Setelah acara penyerahan ijazah maka dilanjutkan dengan acara makan. Tidak sama seperti saat wisuda saya yang hanya menjamu pendamping wisuda dengan nasi bungkus maka kali ini hidangannya prasmanan dan lauk pauk sangat berlimpah. Itu cerita dari Ayah.

Bersambung...

Teluk Kuantan, Sabtu 23 Januari 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kok Marini pendiem banget ya, bu? Hehe...

23 Jan
Balas

Iya, ga tau juga Bu. Terima kasih ya sudah mampir

25 Jan

Iya, ga tau juga Bu. Terima kasih ya sudah mampir

25 Jan

Bahagianya si cantik Marini, dan bangganya ayah dan bunda. Kisah yang menawan, say. Ditunggu lanjutannya ya. Sukses selalu buat sahabat tersayang.

24 Jan
Balas

Terima kasih sahabatku. Sukses dan sehat selalu ya.

25 Jan

Terima kasih admin/ah yang sudah menayangkan tulisan ini

23 Jan
Balas



search

New Post