Nurhayati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
SANG PENCETAK MURI Bagian 10

SANG PENCETAK MURI Bagian 10

SANG PENCETAK MURI Bagian 10

Tantangan#menulis#gurusiana#hari10

Cerber

Kami melanjutkan perjalanan menuju kota Padang, pengalaman yang baru bagi saya naik truk untuk jarak tempuh yang agak jauh. Berkali-kali Roni menunduk menghindari masalah namun dia dengan ikhlas melakukannya. Beberapa kali kami mampir di rumah makan untuk mengisi perut yang terguncang oleh lajunya truk. Hal itu sangat menggembirakan supir karena semua hidangan saya yang membayar di kasir.

“Pesan saja Bang apa yang Abang suka, dan jangan lupa minuman juga” kataku menyuruh Bang Andi memesan kesukaannya.

“Masalah kasir, bereeesss, iya kan Ron?” aku berkata sambil tersenyum sambil menganngguk pada Roni, dan Roni membalas juga dengan anggukan.

Memakan waktu yang lama untuk menuju rumah, namun bersyukur Roni hobi bercerita. Dengan Bang Andi ada-ada saja yang menjadi bahan pembicaraannya. Saya yakin perjalanan kali ini juga menyenangkan Bang Andi karena berteman dengan yang bisa memecah kebisuan.

Akhirnya sampailah kami didepan rumah. Ayah, Zaldy dan lainnya membantu menurunkan barang-barang dari truk. Setelah selesai Ayah mengajak Bang Andi untuk menikmati secangkir kopi dan kue. Ayahpun bercerita dengan Bang Andi, saatnya Bang Andi pamit.

“Terima kasih banyak ya Bang, atas bantuan yang tak terkira ini" kataku.

“Dan ini ada sedikit uang untuk membeli rokok” aku melanjutkan perkataan sambil menyerahkan sejumlah uang.

“Iya sama-sama, kebetulan truk juga kosong, tapi tak usahlah dikasih uang lagi, tadi sepanjang jalan sangat puas dengan makan dan minum” ucapnya dengan halus.

“Terimalah Bang, bisa dibelikan oleh-oleh makanan dan bingkisan untuk keluarga Abang nantinya” kataku agak sedikit memaksa untuk menerimanya. Akhirnya beliau menerima uang tersebut dan melanjutkan menuju barang yang akan dimuat untuk dibawa ke Tembilahan.

*****

Akhirnya saya kembali ke Pekanbaru untuk mengikuti perkuliahan, dan keluarga di Padang juga kembali pada aktivitas masing-masing, Ibu dan Ayah tidak lagi berjualan, beliau menerima santunan dari anak-anak yang sudah berhasil bekerja. Kehidupan beliau sudah mencukupi untuk kenbutuhan sehari-hari.

Ronipun memasuki sekolah tingkat SLTA, sekolah yang dimasukinya adalah yang sesuai dengan keinginannya yaitu STM. Saat itu yang ada di rumah hanya empat orang. Ayah, Ibu, Marini dan Roni. Sementara Zaldy sudah berumah tangga. Roni tumbuh menjadi seorang anak yang ceria, dan suka berteman. Selalu banyak teman yang datang kerumah setiap hari. Dan sebaliknya Roni terkadang main kerumah temannya.

Kondisi yang seperti itu mendatangkan kerisauan Ayah dan Ibu.

“Ron, kamu sekarang sudah bujang, sudah banyak kawan-kawanmu, jangan sampai mereka itu memberi pengaruh buruk padamu, dengar tuu?” Ibu menasehati karena khawatir terhadapnya.

“Iya Bu, tenang Bu, inshaAllah Roni bisa jaga diri” begitu dia meyakinkan Ibu. Tapi begitulah orang tua tidak akan tenang jika anaknnya pulang agak malam. Ternyata bukan hanya anak perempuan yang dikhawatirkan, anak laki-laki juga.

Sempat beberapa kali berpindah sekolah akhirnya Roni menamatkan tingkat SLTA, dia berencana mengikuti jejak Paisal si kuda belang. Iya mempersiapkan diri untuk masuk kepolisian. Persiapan itu meliputi administrasi, fisik, mental. Keluargapun urung rembug untuk mempersiapkan kemungkinan-kemungkinan untuk mencari orang penjamin dan tentunya mempersiapkan sejumlah dana.

Demi saudara, kami menyanggupi dan saatnya jadwal pendaftaran masuk dimulai. Secara administrasi ternyata Roni lulus. Sekarang latihan fisik yang dijalani. Untung tak dapat diraih malang tak dapat dielak ternyata Roni tidak lulus menjalani latihan fisik.

Padahal dia sudah mempersiapkan diri sebagaimana yang dilakukan abangnya Paisal. Roni memang pejuang yang sangat gigih sehingga berkali-kali dalam beberapa periode Roni juga tidak berhasil.

“Hallo komandan, kog ga bisa juga lu lulus” begitu teman-temannya menyapa dan sedikit mengejek. Teman-temannya sampai memanggil dia komandan karena beberapa periode mengikuti latihan. Dan menurut cerita Roni polisi-polisi ditempat latihan juga menjadi kenal. Namun tetap saja dia tidak lulus.

“Sabar ya Ron, aku akan mendoakan yang terbaik untuk mu sobat” Andri prihatin melihat sahabatnya tidak lulus. Andri teman akrab Roni yang sama-sama mendaftar di kepolisian. Nasib baik berpihak pada Andri sehingga dia diterima dan sekarang betugas di kota Padang.

“Barangkali memang retak tanganmu tidak di kepolisian” begitu Bang Syamsul menasehati agar dia tidak patah semangat.

“Yang sabar, semoga ada yang lebih baik” begitu Bang Syamsul menambahkan.

“Baron, yang sabar ya” Kataku menasehati via telepon kepada Roni, namun aku melanjutkan.

“Tapi kalau dipikir-pikir kamu tu seperti mencetak sejarah di Muri ya, karena tidak ada orang ikut tes sampai sekian kali, he...he...he” kataku sedikit mengejek.

“Kakak ni.... kog gitu?, menyemangati atau mengejek?” katanya kepadaku

“Yaaa..... dua-duanya....ha...ha...ha..” kataku kepadanya. Tapi akhirnya saya minta maaf dan memberi semangat.

Ronipun paham bahwa saya hanya bergurau.....

Bersambung....

Teluk Kuantan, 26 Februari 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ini cerber ya Bun? Bagus ceritanya. Ditunggu lanjutannya.

26 Feb
Balas

Hehehe, iya ceeber, dead dari memoar. Sedikit lagi mau disatukan jadi buku. Terima kasih ya Bu, sebenarnya saya minder juga sich jika dibaca cerita2 gurusioner lainnya. Tapi semoga seiiring waktu dapat makin baik

26 Feb

Draf sebuah memoar Bu

26 Feb

Semangat terus, Ron..

27 Feb
Balas

Heheh, terima kasih ya Bu, atas kunjungan dan apresiasinya. Sehat dan sukses selalu

27 Feb

Keren, ditunggu lanjutnya. Sehat dan sukses selalu Bu Cantik

27 Feb
Balas

bagus ceritanya bunda, semoga segera menjadi buku sudah saya follow balik ya, lanjuut bund

27 Feb
Balas

Keren.... Ditunggu kelanjutannya.

27 Feb
Balas

Terima kasih Bunda atas kunjungan dan apresiasinya.

27 Feb

Mantap. Semoga akhirnya Roni lulus. Sukses selalu ya, say.

26 Feb
Balas

Hehehe... Terima kasih say. Sehat dan sukses selalu.

27 Feb

Alhamdulillah sudah tayang, terima kasih admin gurusiana

26 Feb
Balas

Ditunggu lanjutannya ni.... mantul.

26 Feb
Balas

Terima kasih, umi

26 Feb



search

New Post