SANG PENCETAK MURI Bagian 12
SANG PENCETAK MURI Bagian 12
Tantangan#menulis#gurusiana#hari12
Cerber
“Emang ada apa kak?” Roni terkejut dan melihat kearahku.
“Ada motor yang dimandikan 3 x 1 hari, sedangkan orangnya 1 x 3 hari, hahahaha” kataku kembali menggodanya.
“Kakak ini kog jahat ya, awas Roni siram ya!” dia mulai mengancamku. Secepat kilat keran air yang mengarah pada motor berbelok kearahku. Akhirnya air membasahiku.
“Roni, Roni, Roni!” aku menjerit namun aku mendekatinya dan merebut keran air. Keran yang sudah ada ditanganku aku semprotkan padanya.
“Kakak, kakak, kakak!” ucapnya sambil berusaha mengelak dari semprotan air.
“Hahahaha, satu sama” ucapku sambil menyerahkan keran padanya.
“Maafkan kakak ya, kakak cuma bergurau” kataku kepadanya.
“Oke bos, tidak masalah kakakku tersayang!” katanya sambil mengembangkan senyumannya.
Akhirnya saya langsung kekamar mandi untuk mandi karena sudah basah dan Roni melanjutkan membersihkan motor kesayangannya. Setengah jam kemudian Ronipun mandi karena sudah basah karena adu semprot.
Roni memang manja pada Ibu dan Aku. Dia begitu pandai mengambil hati kami.
/////
Dengan adanya motor meringankan Ibu dalam pergi berbelanja kepasar. Begitu juga ketika ada undangan maka Ibu tidak perlu pusing memikirkan transportasi yang akan digunakan.
Setelah libur berakhir saya kembali ketempat tugas. Namun saya selalu dapat informasi selalu tentang keluarga karena Ibu sekarang sudah mempunyai handphone.
Dari cerita Ibu saya mendapat khabar bahwa Roni juga pernah menjadi buruh untuk mengisi kekosongan waktu. Saya sangat sedih melihat dia karena belum mendapatkan pekerjaan yang mapan.
Uang hasil kerjanya diserahkan kepada Ibu. Ibu kasihan kepada Roni sehingga uang yang diberikan kepada Ibu tidak pernah dibelanjakan.
Suatu hari Ibu berkata pada Roni
“Ron, ini uang yang kamu beri pada Ibu. Sengaja tidak Ibu pakai. Jika kamu untuk membeli sesuatu pakailah” ucap Ibu kepada Roni.
“Ibuuu, kog dikembalikan pada Roni. Pakai saja Bu untuk membeli apa yang Ibu mau” ucapnya dengan suara merendah.
“Begitu ya”
“Iya Bu” kata Ron menjawab ucapan Ibu.
Akhirnya Ibu membelikan sebuah tempat tidur besi dari uang tersebut.
Beberapa bulan berikutnya Roni bekerja pada sebuah perusahaan panca pilar. Pekerjaannya adalah mengantarkan segala barang-barang yang dijual di warung seperti sampho, odol, pewangi pakaian dan lainnya. Barang-barang tersebut dimasukkan kedalam tas besar seperti yang kita lihat pada motornya Pak Pos.
Berbekal Yupiter MX dia mendatangi langganan untuk mengambil barang-barang yang dibutuhkannya. Roni mempunyai etos kerja yang tinggi sehingga dia cepat sukses dibanding rekan kerja yang sudah lama bekerja.
Walaupun begitu pekerjaan itu bukan merupakan cita-cita Roni. Sehingga dia tidak terlalu lama bekerja disana. Suatu ketika dia mendatangi Ibu.
“Bu, bolehkah Roni kuliah Bu?” tanyanya kepada Ibu.
Bersambung...
Teluk Kuantan, 28 Februari 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ayo, Ron.. semangat kuliah
Eah.., si bungsu mau kuliah? Mantap. Semoga tercapai cita-cita nya. Sukses selalu buat sahabat tersayang.
Alhamdulillah sudah tayang, terima kasih admin/ah gurusiana.