Nurhayati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
SANG PENCETAK MURI Bagian 14

SANG PENCETAK MURI Bagian 14

SANG PENCETAK MURI Bagian 14

Tantangan#menulis#gurusiana#hari14

Cerber

Roni berjalan pelan dan melihat kiri dan kanan. Dia melihat-lihat berbagai dagangan dan mendengarkan teriakan para pedagang untuk menjual dagangannya. Beberapa pedagang terdengar berbahasa Minang dalam menawarkan dagangannya.

Setelah puas main di Pasar Tanah Abang dia kembali kemesjid. Seperti kemaren dia bersih-bersih diri dan siap untuk melaksanakan sholat Maghrib serta membaca Al-Qur’an. Setelah sepi Roni menemui pengurus mesjid.

“Pak, saya minta tolong dan minta izin nginap hari ini di MDTA ya Pak, saya belum ada tempat tinggal Pak,” ucap Roni memohon pada pengurus mesjid.

“Baiklah Dik, tidak apa-apa menjelang kamu dapat tempat tinggal,” ucap pengurus mesjid kepada Roni. Betapa gembiranya Roni mendapatkan izin tersebut. Akhirnya dia merebahkan badan memikirkan rencana esok hari.

Keesokan harinya setelah bersih-bersih diri dan sholat Subuh dia menelepon saya, tanpa sengaja dia menyebutkan bahwa dia menginap di mesjid. Betapa terkejutnya saya mendengarkan hal itu. Kemaren saya mengira dia tinggal di mess.

“Ron, hati-hati ya, kartu ATM dijaga baik-baik agar bisa kakak kirim uang untukmu, cari rumah kontrakan atau kos-kosan ya. Tak enak juga lama-lama nginap di Mesjid,” ucapku menasehati Roni.

“Iya Kak, makasih ya Kak,” tutur Roni diujung handphonenya. Akhirnya pembicaraan itu diputuskan karena saya akan menuju sekolah. Kira-kira pukul delapan pagi dia kembali berangkat ke kampus. Setelah urusannya selesai maka kembali Roni menuju Pasar Tanah Abang. Dia menuju pedagang yang dijumpainya kemaren.

Roni mendekati pedagang yang kemaren dijumpainya, lalu terdengar dia bertransaksi dengan seorang pembeli.

“Adiak tak kan tamahal mambali sipatu ko,” arti dari kalimat tersebut “Adik tidak akan kemahalan membeli sepatu ini”. Pikir Roni dalam hati

“Ini orang kampungku, kalau didengar dari bahasanya,” begitu dia berkata dalam hati. Lalu dia mendekati pedagang tersebut.

“Dima kampuang Da?,” Roni bertanya dengan ramah kepada pedagang tersebut. Dia menanyakan kampung pedagang yang ada didepannya.

“Bukik, Adiak dima kampuang,” ucap Andi

“Kenalkan Bang, awak Roni, kampuang Padang,” dia mengenalkan diri.

Akhirnya Roni dan Andi asyik bercerita tentang banyak hal, termasuk tentang kedatangan Roni ke Jakarta. Si bungsu memang pandai berteman walaupun baru berkenalan tapi sudah sangat akrab.

Dari percakapan itu Roni minta tolong ditemani mencari kos-kosan yang harganya agak murah.

“Baik, besok Uda kawani, tapi sebelum dapat kos-kosan nginap saja di rumah Uda ya,” dia menawarkan kepada Roni karena kasihan. Roni menerima tawaran tersebut daripada menginap dimesjid.

Sesuai janji Uda Andi keesokan harinya mereka berdua mencari kos-kosan yang relatif murah. Dan alhamdulillah mereka berhasil. Akhirnya Roni tenang karena sudah ada tempat sendiri.

Bersambung...

Teluk Kuantan, 2 Maret 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Petualangan baru akan segera dimulai hehe...

03 Mar
Balas

Hehehe, iya,, terima kasih Bu Erna atas apresiasinya. Sehat dan senantiasa sukses

05 Mar

Hebat Roni, pandai cari urang kampuang. Sukses selalu buat sahabat tersayang.

05 Mar
Balas

Alhamdulillah sudah tayang, terima kasih admin gurusiana

02 Mar
Balas



search

New Post