SANG PENCETAK MURI Bagian 5
SANG PENCETAK MURI Bagian 5
Tantangan#menulis#gurusiana#hari5
Cerber
“Kak, kakaaak, tolong kaaak, sendalku hanyuut,, huuu...huuu...hhuu...tolong kaaak” begitu Roni menangis keras karena sayang melihat sandalnya yang bergoyang-goyang seakan melambaikan tangan mengucapkan selamat tinggal. Aku bingung mau mengejar alas kaki tersebut yang melenggak-lenggok diatas arus air walaupun dangkal atau memegang Roni.
Semua mata tertuju pada kami berdua, Mereka ingin mengetahui apa kejadian yang sebenarnya.
“Huuui....hhuu....hhuu.... sendalku kaaakkk....sendalkuuu..” Roni tak mau berhenti menangis sambil tangannya menunjuk pada yang masih bergoyang. Seakan-akan dia tersenyum didalam tangis tuannya.
“Toolonng-tolong Pak, ada sandal hanyuuut...!” tiba-tiba guru olah raga menyeru dengan pengeras suara mengarah kehilir sungai tepatnya pada seorang Bapak tua.
“Paaakkk toolonng Pak, sandalnya tolong ya Pak” kawan-kawanku yang lain meminta tolong dengan menunjuk pada sandal yang masih menari. Bapak Tua itu tengah mengambil kerikil disungai. Dia mengerti apa yang akan dilakukannya setelah beberapa memberi isyarat dan berteriak kepadanya.
Sementara Roni masih saja menangis, membayangkan sandalnya yang bagus akan ikut arus. Bapak pencari kerikil segera menangkap sandal tersebut dengan keranjang pasirnya. Dan Pak guru langsung mendatangi Bapak tersebut dan menghampirinya.
Dari tempat kami, kelihatan dia sejenak berbicara dan akhirnya Bapak tersebut menyerahkan sandal Roni pada Bapak guru Olah Raga. Beliau akhirnya menuju ketempat kami yang sudah sampai diseberang sungai. Melihat sandal dijinjing Pak Guru Roni berhenti dari tangisnya.
“Roni.... ini sandalnya jangan menangis lagi ya, ntar hilang gantengnya” begitu dia berkata sambil menyerahkan sandal ketangan Roni.
“Terima kasih ya Pak” Roni tanpa diinstruksikan berterima kasih. Akhirnya drama hanyutnya sandalpun selesai. Semua lega terlebih lagi Roni.
Siswa-siswa sudah ada yang melanjutkan perjalanan, namun masih ada yang memasang kembali sepatunnya. Setelah semua siswa sudah melanjutkan perjalanan maka saya dan dua orang teman juga melanjutkan mengikuti rute yang sudah dilewati siswa.
Roni sudah capek, akhirnya saya menggendongnya dipunggung, sedangkan tas ransel aku pindahkan kebagian depanku. Dia memegang erat leherku.
Perjalanan kami lanjutkan melewati jalan setapak ditengah hamparan padi yang sedang menguning. Sungguh pemandangan yang menakjubkan. Hamparan padi yang menguning seakan hamparan permadani keemasan yang dihiasi beberapa dangau tempat pak tani melepaskan lelah atau menikmati bekalnya.
Lebih menakjubkan lagi karena kami sudah sampai persimpangan dan memasuki jalan tanah yang disatu sisinya berdiri kokoh bukit Malintang. Sementara sisi lainnya hamparan bulir oriza sativa memanjakan setiap mata yang memandangnya.
Berbagai jenis pohon tumbuh dengan subur dibukit Malintang membuat bukit menjadi hijau ranau. Perpaduan yang indah hijaunya pepohonan pada Bukit Malintang dan hamparan permadani kuning bak lukisan seorang maestro terkenal. Dialah sang Maestro yang Agung Allah SWT.
“Adik-adik, kita berhenti dibawah pohon durian itu untuk mengisi perut kita, membuka bekal yang kita bawa ya!” terdengar suara dari pengeras suara sambil menunjuk kearah sebuah pohon durian.
“Asyiiiikkk..... siap kak.....” begitu anak-anak tersebut gembira mendengarkan insruksi dari pengeras suara. Akhirnya semuanya duduk diatas tanah dibawah pohon durian yang baru berbunga. Masing-masing mengeluarkan bekal dan mulai menikmatinya setelah terlebih dahulu membaca doa. Sayapun menurunkan Roni dan membuka bekal nasi bungkus dengan daun pisang dan bekal air dlam botol plastik.
Kicauan burung menghibur kami yang lagi menikmati bekal dari orang tua masing-masing. Kami mahasiswa PPL membawa lauk yang lebih dan saling berbagi. Melihat hal itu siswapun berbuat yang sama sehingga mereka bersuara dan bergembira.
Selang 30 menit kami semua sudah selesai makan, istirahat, dan siap untuk melanjutkan perjalanan.
“Adik-adik, kita melanjutkan perjalanan ya menuju sekolah, harus tertib dan sesuai aturan, oke?” pegumuman dari kakak pembina Pramuka.
“Oke kaaakkk....” , “Iya... kak....” begitu anak-anak menjawab yang bervariasi. Dan mereka pun mulai melanjutkan perjalanan.
“Kak....Roni sudah kuat jalan, kasian kakak” begitu Roni berucap pada saya sembari memasang sandalnya.
“Betul.....? Roni bisa jalan sendirian? Tidak capek lagi?” Aku bertanya pada Roni. Dia mengangguk dan mulai melangkah. Dan akhirnya kamipun melanjutkan perjalanan.
Setengah jam setelah istirahat kamipun sampai disekolah...
Bersambung...
Teluk Kuantan, 21 Februari 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Roni semangat sekali. Keren ceritanya
Hehehe, iya Bu, terima kasih kunjungan dan apresiasinya.
Cerpen yang menarik bu, sukses selalu salam literasi
Terima kasih Bu. Salam literasi tiada henti. Sehat dan sukses selalu
Teringat masa ikut pramuka dulu. Asyik, menyenangkan, menyusuri sungai apalagi menyebaringi subgai dengan tali. Keren bu cerbungnya.
Terima kasih atas kunjungan dan apresiasinya.
Ceritanya semakin seru bu. Sangat sayang untuk dilewatkan. Sukses selalu dan salam literasi.
Terima kasih Pak, sukses selalu dan salam literasi tiada henti
Kegiatan beking yang menyenangkan...
Iya Pak, terima kasih apresiasinya
Wah..asyiknya hyking. Serunya beroetualang dengan alam. Roni dapat cerita baru, untuk diceritakan pada Mak nanti. Keren dan mantap, Sukses selalu buat sahabat tersayang.
Hehehe.... Iya. Terima kasih sobat, sehat dan sukses selalu ya say
Keren bun. Salam sukses.
Terima kasih Bu, sukses selalu
Menarik cerpennya. Ronikah pencetak rekornya ?Salam sukses sehat selalu.
Hehehe.... Terima kasih atas kunjungannya ya Pak. Salam sukses dan senantiasa sehat
Alhamdulillah sudah tayang. Terima kasih admin/ah gurusiana
Cerita yang seru. Ditunggu kelanjutannya bunda. Sukses selalu
Terima kasih Pak, atas kunjungan dan apresiasinya
Maaf Bu Aria Mardiah,