Nurhayati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
SANG PENCETAK MURI Bagian 8

SANG PENCETAK MURI Bagian 8

SANG PENCETAK MURI Bagian 8

Tantangan#menulis#gurusiana#hari8

Cerber

“Ada yang menangis, meraung-raung lho tadi, Ti” Ayah menggoda Roni sambil tersenyum kearah Roni yang masih menyandar padaku. Semua tersenyum mendengarkan cerita Ayah.

Selama tiga hari Ibu, Ayah dan Roni menikmati alam dikota Tembilahan. Dikenal dengan kota seribu parit karena mempunyai banyak kali atau parit. Air sungai dan kali layaknya seperti air teh asli.

Dengan kondisi air yang seperti itu membuat Roni mengidap penyakit kulit atau kudis yang tidak sembuh dalam waktu yang singkat. Awalnya Roni menggaruk-garuk kakinya dan lama-kelamaan akhirnya memerah hingga menjadi kudis. Dapat dimaklumi Roni tidak cocok dengan air yang demikian karena sangat jauh berbeda dengan air yang ada di Padang yang begitu bersih, jernih dan menyegarkan.

Tembilahan ibarat metropolitasnya Sumatera karena berbagai suku mendiami daerah tersebut. Mulai dari suku Banjar, Melayu, Bugis, Minang, Jawa, Cina dan orang India Tamil. Semua hidup berdampingan dengan toleransi yang tinggi.

///

Saatnya kini Ayah, Ibu dan Roni kembali menuju kota Padang, Dengan menumpangi travel TIT (Transportasi Indah Tembilahan) Ibu dan lainnya sampai ke tujuan. Pengalaman diTembilahan mengenai keluarga Kak Iriani, kondisi airnya, masakan dan bahasa yang berbeda menjadi bahan pembicaraan jika ada tetangga berkunjung kerumah.

Roni telah bersekolah kembali setelah minta izin beberapa hari. Dia bersekolah dengan semangat meskupun dia bukan bintang kelas tetapi dia merupakan bintang dalam keluarga. Dia selalu mendapat perhatian lebih. Perhatian, perlengkapan sekolah dan uang jajan sangatlah memuaskan jika dibandingkan dengan kami ketika sekolah. Barangkali benar kata orang bahwa anak bungsu biasanya mempunyai sifat manja.

Disatu sisi Roni mendapatkan fasilitas yang lebih dari kami namun disisi lain Roni harus iklhas menerima masukan dan amarah dari semua kami ketika ada sesuatu yang kurang baik. Misalnya dalam menerima rapor, dia akan menjadi bulan-bulanan kami. Semua kami akan berbicara dengannya.

“Ron, semua anak Ibu tidak pernah nilainya jelek, semua baik-baik bahkan menjadi juara kelas, kamu sebagai anak bungsu jangan menjatuhkan bendera, dengar tuuu!!” begitu aku menasehatinya, dan kalimat itu juga sering diucapkan kakak-kakak dan abang-abang yang lain untuk memberikan peringatan kepadanya.

Ketika hari raya, Roni akan kami belikan banyak baju baru dan sandal. Dan dia tentu dengan bangga memakai diantara teman-temannya. Saat Roni kecil tidak merasakan pahit getirnya kehidupan seperti yang kami rasakan. Namun perhatiannya terhadapku ketika aku sakit menjadi tanda betapa dia sangat perhatian.

Suatu ketika ada permasalahan yang begitu pelik bagi saya sehingga membuat saya down. Saya minta izin pulang ke Padang untuk memulihkan diri. Saat itu Roni tampil mengajak saya untuk lari-lari pagi, pergi jalan-jalan dalam jarak yang tidak jauh. Sehingga saya menjadi lebih fres dan mempunyai rasa percaya diri serta menjadi sehat.

///

Seiring berjalannya waktu sekarang Roni sudah menduduki bangku SMP. Ketika Roni kelas dua, dia ikut berpartisipasi pada suatu momen. Saat itu tahun 2002 saya mendapat peluang menjadi mahasiswa TUBEL (Tugas Belajar) di Universitas Riau (UNRI). Dengan kedudukan saya menjadi mahasiswa TUBEL tentu saya akan tinggal dan berdomisili di Pekanbaru dalam jangka waktu lama.

Pada saat itu peralatan-peralatan rumah yang saya miliki lumayan banyak dan tentu harus saya simpan pada suatu tempat. Karena saya di Tembilahan hanya menyewa rumah maka saya putuskan untuk membawa barang-barang tersebut ke Padang. Saya bingung siapa yang akan menemani. Ternyata dia mempunyai inisiatif menemani saya.

“Kak, biar Roni menemani kakak ya, untuk membawa barang-barang ke sini...." katanya menawarkan diri. Tentu saja tawaran itu saya sambut dengan hati gembira. Berangkatlah saya dan Roni ke Tembilahan untuk membawa barang-barang ke Padang nantinya.

Dilema terjadi, karena saya belum tahu dan belum berpengalaman untuk membawa barang-barang jarak jauh.

Bersambung...

Teluk Kuantan, 24 Februari 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tenang, Bun. Ada Roni yang menemani hehe...

25 Feb
Balas

Hehehe... Iya, ada Roni yang menemani. Alhamdulillah. Terima kasih atas kunjungan dan apresiasinya ya Bu

25 Feb

Wah..., Pindah lagi ya say. Selamat kuliah lagi ya. Enak dapat bea siswa belajar. Sukses selalu buat sahabat tersayang.

25 Feb
Balas

Iya say, alhamdulillah. Tahun 2002.. sehat dan sukses ya buat sahabatku

25 Feb

Alhamdulillah sudah tayang, terima kasih admin/ah gurusiana

24 Feb
Balas



search

New Post