SI KUDA BELANG Bagian 3
Tantangan#Menulis#Gurusiana#Hari-5
“Onde-ondeeehhh” begitu pembeli berteriak memanggil Paisal karena akan membeli penganan yang berwarna hijau dan berbahan pulut itu.
Secepat Paisal mendatangi orang yang memanggilnya dengan menyebutkan nama kue yang dijajakan.
“Ondeh-ondeeehhh” pembeli lain juga memanggil yang rumahnya berjarak 20 meter.
“Ngguluuu...” Paisal menjawab teriakan pembeli dengan suara yang kuat juga. “Nggulu” yang disebut Isal artinya tunggu dulu, karena ada yang membeli terlebih dahulu. Begitulah jawaban Paisal ketika ada dua orang yang membeli dalam waktu yang berdekatan. Sekarang ketika kami menelpon atau video call mengenang masa lalu sering kami olok kata-kata “Ngguluuuu” dan akhirnya kami akan tertawa mengenangnya.
Paisal kuat dalam membawa kue, seakan lehernya semakin meninggi ketika dia meletakkan panci diatas kepalanya. Bahkan dia akan berlepas tangan tanpa sedikitpun memegang sisi panci. Kami sering ketakutan melihat tingkah Paisal tersebut.
“Sal, Sal, pegang pancinya nanti jatuh” kata Ibu dengan nada cemas.
“Tenang saja Bu, InsyaAllah tak apa-apa” begitu dia menjawab dengan santai.
Begitulah Paisal dan Yulia berjualan mengais rezeki untuk kami. Walaupun dia berjualan namun tidak menghilangkan masa-masa bermain. Setiap Magrib dia akan pergi ke Mesjid Baitul Mukminin untuk mengaji dan tentunya bermain dengan teman sebayanya.
Ibu akan memberi Paisal uang ketika dia meminta saat mau ke mesjid. Setelah mengaji dan sholat Isya berjemaah dia akan bermain dan jajan sebelum pulang. Pernah kami memperhatikan dari jauh ketika dia membeli sate. Dia berkali-kali membeli sate, barangkali dia kelaparan atau rasanya sangat sesuai dengan seleranya sehingga beberapa kali. Namun kami jadi tertawa ketika pertama dia datang dari arah kanan pedagang lalu kedua dia membeli dari arah kiri pedagang. Sehingga jadi bahan gurauan kami.
“Wah, ada lho orang beli sate beberapa kali, tapi supaya jangan ketahuan beberapa kali dia datang dari arah berbeda..” kata Yulia sambil tersenyum pada Paisal. Semua tertawa dan tersenyum pada Paisal. Dia hanya senyum-senyum saja dan tidak membantah mendengar gurauan itu. Begitulah kegiatan Paisal berjualan setiap hari.
Paisal sekarang memasuki bangku SLTP. Dia mendaftar pada SMP 18 Padang. Karena sudah memasuki bangku SMP Paisal sudah enggan untuk berjualan.
“Buu.... aku berhenti ya jualannya” begitu dia berkata pada Ibu suatu hari, sementara kue sudah ditata didalam panci.
“Duuuuhhh nak, bagaimana kita bisa beli beras dan lainnya jika tidak jualan” begitulah Ibu menghiba dan membujuknya, akhirnya Paisal pergi berjualan mendengarkan perkataan Ibu yang menghiba.
Setelah Yulia tamat MAN dia tidak lagi berjualan namun bekerja pada sebuah perusahaan textil, otomatis Paisal juga tidak berjualan. Semakin lama semakin terlihat karakternya yang pendiam dan tegas. Jika dia marah tidak akan banyak bicara namun dia akan memandang tajam.
Bersambung...
Telum Kuantan, Jum’at 5 Februari 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi
Terima kasih Pak atas apresiasinya. Salam literasi
Tokoh Paisal, sangat berkarakter. Keren.Aku follow, Bucan....
Terima kasih Bu atas follow back dan apresiasinya
Paisal makin dewasa. Akan jadi apakah dia?
Terima kasih Bu sudajh berkunjung dan tunggu lanjutannya Bu
Ayo Paisal tetap semangat, kelak jadi pengusaha kue sukses. Menunggu lanjutannya.
Terima kasih Pak, sukses selalu
Keren ceritanya Bunda.
Terima kasih Bu
Keren..Paisal hebat, harapan keluarga. Sukses selalu buat sahabat tersayang.
Terima kasih sahabatku tersayang. Sukses selalu ya
Keren Bunda...
Terima kasih Bu atas apresiasinya.
Si kuda belang sangat tangkas.Ulangan kisah yang menarik. Salam literasi
Terima kasih Bu, hehehe memoar Bu, agar tidak susah cari referensi. Sehat dan sukses selalu
Keren, lanjutkan!
Terima kasih Pak atas apresiasinya
Makin seru aja ceritanya semoga tetap sukses bu
Aamiin, terima kasih Bu. Sehat dan sukses selalu
Makin seru aja ceritanya semoga tetap sukses bu
Makin seru aja ceritanya semoga tetap sukses bu
Alhamdulillah sudah tayang, terima kasih admin/ah gurusiana.
Harus dari awal baca nya , saya tertarik ini bu
Terima kasih Pak. Sukses buat Bapak