SI KUDA BELANG Bagian 5
Tantangan#Menulis#Gurusiana#Hari-7
Dilema terjadi, masa pendaftaran untuk memasuki sekolah SLTA sudah tutup, sementara Paisal belum mendaftar selain pada sekolah pelayaran dan dinyatakan tidak lulus. Semua menjadi risau.
“Apakah aku tidak akan sekolah” begitu bisik hati Paisal dalam dirinya. Dia menjadi gelisah.
“Bagaimana aku akan mencapai cita-cita, sekiranya tidak sekolah” hatinya masih bertanya pada diri.
Semua memutar kepala, bagaiman kelanjutan masa depan Paisal. Pembelajaran semester satu sudah dimulai namun dia masih termangu dirumah. Bang Syamsul akhirnya menemukan suatu jalan yakni dengan meminta bantuan seorang temannya Bang Kani. Bang Kani mempunyai saudara dengan salah satu pengajar pada STM 1 Padang.
Berkat Bang Kani Paisal diterima sekolah pada STM 1 Padang. Namun ada konsekuensi yang harus kami penuhi yaitu membayar sejumlah uang untuk membeli kursi. Hal ini karena Paisal masuk setelah orang sekolah. Terjadi nasehat dari semua kami terhadap Paisal.
“Hati-hati belajar Sal, inilah sejarahnya anak Ibu sekolah yang membeli kursi, mengeluarkan sejumlah uang”. Begitu Bang Syamsul menasehati Paisal. Namun saya lupa nominal uang yang dikeluarkan saat itu.
Kalimat yang sama juga sering terlontar dari kami saudara-saudaranya. Paisal harus bersabar menerima semua nasehat itu karena memang benar adanya. Tentu saja dia tidak akan berani membantah karena Paisal adalah adik kedua terkecil dari kami. Hanya Roni saja yang merupakan adik baginya.
Lima belas hari setelah Paisal masuk sekolah ternyata sudah saatnya penerimaan rapor. Terjadilah hal yang memang harus terjadi. Semua nilai Paisal merah tanpa satupun ada yang biru.
“Ha ha ha masak semua cabenya, tak ada yang mentah” kata Bang Syamsul menertawakan nilai rapor Paisal, kami juga semua tertawa. Paisal cuma bisa cengengesan dan terdiam.
“Semoga penerimaan rapor berikutnya tidak ada yang masak lagi ya cabenya” begitu Bang Syamsul melanjutkan ucapannya pada Paisal.
“Iya Bang insyaAllah penerimaan rapor berikutnya tidak ada yang merah lagi” Paisal meyakinkan Bang Syamsul dan kami semua.
Semenjak itu Paisal berusaha belajar mengejar ketertinggalannya. Dia selalu memegang sebuah buku, sepulang sekolah. Kebiasaannya itu tidak terlupakan ketika bermain ketempat biasanya berkumpul anak-anak muda sebayanya. Dia membawa buku menyelipkan buku tersebut didalam baju bagian punggungnya. Maksudnya ketika teman-temannya sepi atau tidak ada, dia akan belajar.
Seorang teman sebayanya bernama Imas bergurau hingga dia menyentuh punggung Paisal. Dia terkejut melihat ada sesuatu dipunggung Paisal.
“Apaan ini Sal?” katanya sambil mengambil merebut buku tersebut.
“Tak ada apa-apa” Paisal berusaha mengelak karena takut dianggap sok. Malangnya buku itu berhasil ditarik oleh Imas dan dia membalik-balik buku tersebut. Paisal pasrah tanpa mau merebut kembali.
Setelah beberapa menit membuka lembar-lembar buku-buku tersebut. Dia menyerahkan buku tersebut ke tangan Paisal seraya berkata.
“Sal, janganlah terlalu dipaksa belajar, sampai-sampai mainpun membawa buku”
“Kalau batang pisang tidak akan mungkin menjadi batang durian” begitu Imas berkata kepada Paisal. Paisal seperti biasa tidak banyak bunyi. Dia tidak menanggapi apa yang dikatakan Imas yang jelas-jelas sudah menghinanya. Maksud dari “kalau batang pisang tidak akan menjadi batang durian” adalah jika orang miskin, orang kecil tidak akan mencapai cita-cita, dan tidak akan bisa mengubah kehidupannya menjadi lebih baik.
“Aku akan buktikan suatu saat, jika perkataanmu itu salah” itu perkataan Paisal didalam hati.
Bersambung...
Teluk Kuantan, 7 Februari 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semangat, Paisal. Kejar ketertinggalan. Semua bisa dicapai
Terima kasih Bu.
Sabar ya Paisal, di balik kesulitan ada kemudahan. Semangat Paisal.
Terima kasih Pak, inshaAllah Paisalnya semangat.
Bagus, Paisal. Kuatkan semangatmu, ayo gapai cita-citamu. Maju terus..! Sukses selalu buat sahabat tersayang.
Terima kasih sahabat, selalu berkunjung mengapresiasi dan mensupport diriku membuatku tidak patah semangat. Sehat dan sukses selalu ya
Faisal, tetap semangat masa depan cerah menanti...keren bunda...salam sukses
Terima kasih Bu, Alhamdulillah..salam sukses
Batang pisang tidak akan menjadi batang durian. Pepatah yang sudah bisa diruntuhkan. Semangat Paisal
Iya Bu, semoga saja. Terima kasih kunjungan dan apresiasinya ya
mantab Bun kisahnya. sukses mll
Terima kasih Bu, sehat dan.sukses selalu.
Alhamdulilah sudah tayang, terima kasih admin/ah gurusiana.
Cerpenya keren bunda.. sukses slalu
Terima kasih Bu. Sukses selalu.