Nurhayati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
SI KUDA BELANG Bagian 8

SI KUDA BELANG Bagian 8

Tantangan#Menulis#Gurusiana#Hari-10

Latihan fisik yang dilakukannya dilengkapi dengan alat-alat olah raga seperti double stik, barbel, dan lainnya. Tidak seharipun dilewatkan tanpa latihan demi cita-citanya yang sudah dipelupuk mata.

Hari yang ditunggu-tunggupun tiba. Tes dilaksanakan. Secara administrasi Paisal lulus tanpa cela. Ini berarti dia sudah lulus pada tes awal atau pertama. Setiap selesai melakukan tes dia menunggu dengan kekhawatiran yang tinggi. Kekhawatiran itu salah satu disebabkan pengalaman ketika masuk sekolah pelayaran dulu. Tetapi dibulatkan tekadnya demi cita-cita.

Seleksi dijalani tahap demi tahap dengan semangat yang tinggi. Saya rasa tes dilaksanakan dari awal sampai tujuh kali sampai akhir. Tes terakhir namanya pantokhir. Saat itu Paisal dinyatakan tidak lulus sebagai calon bintara pada kepolisian.

Betapa terpukulnya Paisal, geljala depresi dialaminya, setiap saat selalu termenung, wajah yang kusut dan tidak sekalipun ada senyuman dari bibirnya. Lesung pipinya tidak terlihat sama sekali. Sedih hati kami semua melihat hal itu. Tidak ada satupun yang bisa membuat dia tersenyum apalagi tertawa. Dimanapun dia duduk pasti dia langsung baring tanpa kata.

Beberapa hari setelah pemberitahuan ketidaklulusan itu, kami kedatangan seorang tamu.

“Apakah disini rumah Paisal Bu?” begitu tamu bertanya kepada Ibu.

“Iya, ini rumah Paisal, saya Ibu Paisal ada apa ya?” Ibu menjawab pertanyaan tamu.

“Perkenalkan saya Salman dari Polda”

“Silakan masuk Pak” Ibu menyuruh masuk ke ruang tamu. Paisal dan Ayah pun segera bergabung duduk di sofa menemani tamu.

“Begini Bu, Paisal ini tidak lulus untuk calon Bintara pada Kepolisian, namun ada peluang dia untuk masuk menjadi calon anggota Brimob namun dari Tamtama” Begitu beliau menjelaskan.

“Alhamdulillah, ada peluang lain ya” Ayah berkata.

“Bagaimana Sal? Mau ya” Ibu mulai membujuk Paisal. Paisal hanya diam. Karena dalam fikirannya kalau masuk dari Tamtama itu adalah pangkat yang paling rendah dan nantinya akan selalu hormat terus kepada pangkat yang lebih tinggi. Sehingga akan capek hormat terus nantinya.

“Ya, tidak usah dijawab sekarang, diberi waktu berfikir tiga hari”

“Memang sih tamtama pangkat terendah namun secara penggajian tidak jauh beda” Begitu Pak Salman menjelaskan secara gamblang.

“Baiklah, saya tunggu khabar dalam tiga hari ya, Pak Salman ingin berpamitan setelah meneguk air teh yang dihidangkan Yulia.

“Ya Pak, InshaAllah akan kami beri khabar secepatnya.

Akhirnya Pak Salman berpamitan dengan bersalaman pada Ayah, Ibu dan Paisal. Setelah kepergian tamu maka semua anggota keluarga duduk diruang tamu untuk membahas masa depan Paisal

“Bagaimana nak?, terima saja ya, nanti lama-lama akan tinggi juga tu” Begitu Ibu membujuk Paisal yang sepertinya ragu akan mengambil tawaran tersebut.

“Iya Sal, terima saja ya, kan tinggal berangkat latihan saja lagi” Zaldy mencoba berpendapat untuk meyakinkan.

Bersambung...

Teluk Kuantan, 10 Februari 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ayo semangat Paisal, selalu ada jalan lain yang terbuka

12 Feb
Balas

Tidak ada kesempatan datang dua kali, Paisal.

10 Feb
Balas

Iya..terima aja Faisal.hehe penasar an Bu

11 Feb
Balas

Kesempatan baik nih, Paisal. Ini baru tangga awal. Peluang sukses terbuka lebar. Semoga berhasil.

10 Feb
Balas



search

New Post