Tantangan#Menulis#Gurusiana#Hari-12

“Iya Sal, terima saja ya, kan tinggal berangkat latihan saja lagi” Zaldy mencoba berpendapat untuk meyakinkan.

“Yang ada pangkal lenganku jadi besar karena hormat terus dengan semua” begitu dia menjawab dengan lesu.

“Selain teman seangkatan tentu aku harus hormat Bang, karena pangkatku palang pintu” Dia menambahkan jawabannya.

Semua jadi sedih melihat dia tidak berminat dengan tawaran yang ada. Tawaran ini tidak ikut tes lagi, tetapi langsung ikut pelatihan. Hal ini diketahui dari penjelasan Pak Salman. Menurut beliau Paisal sangat berpotensi untuk menjadi seorang polisi tapi karena tidak ada penjamin sehingga gagal pada pantokhir.

Dengan kondisi seperti itu maka pihak Polda merasa Paisal cocok untuk dimasukkan pada kelompok Brimob, Cuma memang dari tingkat tamtama. Kalau tidak salah ijazah yang dipakai untuk tingkat Tamtama adalah Ijazah SMP. Padahal Paisal tamat STM. Maka dari itu dia enggan menerimanya.

“Tolonglah Nak, dengarkan Ibu nak jangan ditolak ya tawaran Bapak tadi ya” Ibu mulai menghiba berharap pada Paisal

Ibu mendekat ke kursi Paisal dan memegang tangan sambil menatap wajah Paisal. Sesaat Paisal terdiam dan semua yang berada di ruang tamu tersebut.

“Ikut ya Sal ya!” Ibu masih berusaha membujuk.

Akhirnya Paisalpun mengangguk yang berarti dia setuju dan ikut menjadi seorang calon anggota Brimob.

“Iyalah aku ikut” Begitu jawaban singkat dari Paisal.

“Alhamdulillah” semua berucap serentak seakan ada yang mengomandoi. Betapa gembiranya Ibu melihat dan mendengar jawaban itu.

“Terima kasih ya Nak, si Kuda Belang Ibu, memang bisa diandalkan”

Dengan jawaban bersedia dari Paisal maka Ayah menghubungi Pak Salman dan menyatakan kesediaan dan menjadi anggota Brimob. Seakan disiram air yang sangat sejuk kepala Ibu.

Bersambung...

Teluk Kuantan, 12 Februari 2021