Nurohim

Guru ndeso dan pelosok yang ingin selalu belajar agar tidak gaptek. Mulai mengajar sejak tahun 2009 di SDN kaliwlingi 02 Kab. Brebes Jawa Tengah sampai dengan ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menggapai Mimpi (Part 10)

Menggapai Mimpi (Part 10)

Tantangan hari ke-18

Di waktu panas teriknya matahari, Alfan melangkahkan kaki untuk meneruskan perjalanan petualangan akhirnya selama di ibu kota. Petualangan akhir yang akan Alfan jalani adalah untuk mengikuti tes seleksi di sekolah keuangan milik pemerintah. Ia menaiki bus umum untuk menuju ke terminal ibu kota bagian barat. Perjalanan pun harus dilanjutkan menuju ke senayan menggunakan bus kota. Sambil menikmati perjalanan, Alfan pun selalu memandang keluar memandangi gedung-gedung yang menjulang tinggi.

Setelah sampai di halte senayan, ia pun segera menuju ke lokasi pelaksanaan tes. Jaraknya lumayan jauh untuk berjalan kaki, mengingat lelah yang dirasakan selama perjalanan di bus. Waktu pun menunjukkan menjelang malam. Matahari sudah mulai meredupkan sinarnya dan berganti dengan terangnya sinar listrik. Alfan pun mencari masjid di sekitar untuk melaksanakan sholat maghrib.

Seusai sholat maghrib, Alfan melanjutkan perjalanannya. Ia baru pertama kali memasuki daerah senayan, sehingga ia mengalami kebingungan arah masuknya. Alfan pun menanyakan kepada orang sekitar, dan ternyata tempatnya sudah tertutup karena waktu sudah malam. Ia pun tetap melihat dari dekat bangunan di depannya. Ia menempelkan wajah persis di pintu gerbang untuk menyaksikan bangunan besar di depannya. Bangunan besar yang sering ia menyaksikan di televisi terpampang jelas di depannya. Di tempat inilah biasanya digunakan sebagai tempat pertandingan sepakbola bergengsi di tanah air. Namun, di esok pagi sebagai ajang tempur baginya untuk merubah nasibnya menjadi lebih baik. Ya inilah stadion gelanggang olahraga terbesar di tanah air. Berhasil atau tidaknya disinilah tempatnya ditentukan, mengingat sudah dua kegagalan yang ia terima. Ia pun siap berjuang demi mendapatkan hasil yang maksimal.

Setelah puas memandangi GBK, ia mulai kebingungan untuk mencari tempat untuk berteduh dan beristirahat. Alfan tidak mengenal daerah itu dengan baik. Ia pun berjalan menyusuri menuju ke tempat yang bisa dijadikan untuk beristirahat. Setelah beberapa waktu kemudian, ia menemukan tempat keramaian yang dipenuhi dengan beberapa orang yang sedang duduk santai. Alfan pun menuju ke tempat tersebut karena sudah merasa lelah dan capek. Alfan merasa lapar namun ia tidak membeli makanan karena khawatir tidak ada ongkos untuk perjalanan pulang ke kampung halaman. Ia pun hanya meminum air yang dibawanya sejak siang hari. Sambil duduk termenung, Alfan memperhatikan keramaian daerah sekitar. Semakin larut malam, semakin sepi. Namun, yang menjadi kaget adalah beberapa orang mulai merapikan lantai dan koran bekas untuk alas tidurnya. Mereka tidur layaknya seorang gelandangan pinggir jalan yang tidak memiliki tempat tinggal. Alfan pun mengikutinya. Ia bersyukur karena bisa beristirahat di tempat tersebut. Sebelum beristirahat, Alfan mencari air untuk berwudlu untuk menjalankan sholat Isya. Keran air yang berada di taman, ia gunakan untuk berwudlu. Alfan juga mencari koran bekas di sekitarnya. Setelah sholat isya, Alfan pun mulai memejamkan matanya untuk beristirahat sambil meluruskan kakinya yang sudah terlalu lelah karena aktifitas di siang harinya.

Malam semakin larut dalam keheningan. Bintang langit semakin menampakkan senyumannya seolah menyapa manusia di bumi. Angin berhembus yang membuat suasana menjadi bertambah dingin. Alfan pun merasakan dinginnya malam. Ia terbangun dari tidurnya. Ternyata waktu menunjukkan pukul 03.00. Alfan pun mengambil air wudlu untuk melaksanakan sholat malam. Di tengah malam ini tidak seperti pada malam biasanya. Alfan memanjatkan doa sambil berderas air mata. Ia ingin segera pulang ke kampung halaman untuk bertemu dengan keluarganya. Ia juga menangisi nasib yang ia jalani selama beberapa hari belakang. Alfan mengakui bahwa keluarga adalah tempat yang terindah baginya.

Tak lama kemudian, terdengar sayup suara adzan subuh berkumandang. Seluruh orang yang tidur di tempat itu pun mulai bangun sambil membersihkannya seperti sedia kala. Alfan pun merapikan tempat tersebut, namun sebelumnya ia sudah melaksanakan sholat subuh terlebih dahulu. Ketika sudah mulai sepi karena waktu pagi sudah datang, Alfan pun mulai mencari tempat untuk mandi. Ia mandi di sekitar GBK yang telah tersedia. Itu pun harus membayar uang kebersihannya. Setelah selesai, Alfan mencari penjual sarapan pagi. Ia mencari sarapan yang murah meriah. Akhirnya Alfan menemukan penjual nasi bungkus dengan harga yang ekonomis.

Matahari sudah mulai menampakkan sinar senyumannya. Pagi yang sangat cerah sehingga mampu menyinari seluruh stadion. Beberapa peserta tes pun mulai berdatangan. Mereka kebanyakan datang dengan rombongan menggunakan bis atau kendaraan pribadi. Kepercayaan diri tampak pada wajah mereka untuk menyambut pintu masa depannya. Saya semakin minder dengan para peserta lain. hal ini karena Alfan memiliki kelemahan besar terutama pada bahasa inggris.

Alfan mulai memasuki pintu stadion. Ia mencari lokasi tempat duduknya yang tertera dalam kartu tes yang ia pegang. Setelah beberapa menit kemudian, Alfan menemukan tempat duduknya. Ia pun segera menempati tempat duduknya dan belajar sambil berdoa sebelum waktu tes dimulai. Setelah beberapa menit, panitia memasuki lokasi tes. Pelaksanaan tes ini diawasi oleh mahasiswanya. Soal mulai dibagikan dan peserta mulai mengerjakan sesuai waktu yang telah ditentukan panitia.

Stadion yang awalnya ramai dengan percakapan, sekarang menjadi hening seperti kuburan. Para peserta mulai konsentrasi untuk menjawab soal pertanyaan yang dibagikannya. Terlihat wajah yang biasa, senyum-senyum, bahkan ada juga wajah yang terlihat seperti ada kekhawatiran yang berlebihan. Termasuk Alfan yang mengalami rasa khawatir ketika sudah membuka soal bahasa inggris. Ia pun berusaha semampu mungkin untuk menghilangkan rasa khawatir tersebut.

Waktu berjalan dengan cepat. Terdengar suara sirine yang menandakan waktu pengerjaan soal sudah selesai. Alfan pun mulai mengumpulkan lembar jawaban. Alfan sudah ikhlas dan pasrah dengan hasil yang akan ia terima. Keputusan yang akan diterimanya merupakan yang terbaik baginya, menurut Allah SWT.

To be continued...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post