Nurohim

Guru ndeso dan pelosok yang ingin selalu belajar agar tidak gaptek. Mulai mengajar sejak tahun 2009 di SDN kaliwlingi 02 Kab. Brebes Jawa Tengah sampai dengan ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menggapai Mimpi (Part 3)

Menggapai Mimpi (Part 3)

Tantangan hari ke-10

Ketika selesai MTs, Alfan bingung mau melanjutkan kemana lagi. Sedangkan dalam dirinya ingin belajar ilmu agama yang lebih mendalam. Ia ingin melanjutkan sekolahnya sambil di pondok pesantren. Namun, faktor ekonomi yang menjadi hambatan baginya untuk mewujudkan cita-citanya. Ketika mengalami kebuntuan itu, datanglah wali kelasnya untuk memberikan nasihat dan arahan pada Alfan.

“Alfan, nanti mau melanjutkan kemana lagi?” tanya wali kelas

“Saya masih bingung pak. Saya inginnya sekolah sambil mencari ilmu agama di pondok pesantren. Tapi, kayaknya sulit pak karena faktor keuangan” jawab Alfan dengan wajah agak sedih.

“Alfan kamu ikuti jejak kakak kamu saja. Dia sekarang sekolah di SMA terbaik dan favorit di kabupaten. Pak guru yakin kalian berdua akan mampu sekolah di sana” tandas wali kelas.

“Tapi di sana ilmu agamanya sedikit, Pak” jawab Alfan.

“Memang pelajaran agama di SMA sedikit, namun di sana sangat disiplin. Kamu akan diajari arti kedisiplinan yang semestinya. Pak guru percaya kamu sudah punya dasar ilmu agama yang baik. Anak-anak di sana rata-rata baik dan berprestasi. Carilah ilmu di sana, suatu saat kamu akan menemukan jati dirimu yang sebenarnya” jawab wali kelas sambil mengusap kepalanya Alfan.

Akhirnya Alfan pun menerima masukan dari wali kelasnya. Ia pun menyampaikan ke orang tuanya melalui musyawarah yang dilaksanakan di ruang tengah. Dan orang tua menyetujuinya. Namun, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan, mengingat faktor ekonomi yang sangat membebaninya.

“Bu, Alfan ingin meminta ijin untuk melanjutkan sekolah di tempak kakak mencari ilmu. Kira-kira boleh ndak, Bu?” tanya Alfan.

“Boleh, Alfan” jawab Ibu

“Tapi, ingat ya kamu harus disiplin karena kedisiplinannya tinggi tidak seperti waktu di MTs. Dan disana rata-rata anak orang kaya, kamu jangan sampai ikutan gaya. Kita dari anak orang mampu, jadi harus sadar diri” tandas kakak

“Insyaallah, kakak. Saya ndak akan ikutan bergaya karena saya paham dari keluarga tidak mampu. Saya fokuskan untuk mencari ilmu” jawab Alfan.

“Dan ingat Alfan, kamu harus siap menerima jika uang saku cuma untuk biaya pulang pergi ke sekolah. Jika kamu mau, nanti setiap sekolah bawa air untuk minum ya. Kakak juga sama seperti itu. Ingat ya anakku, untuk menggapai cita-cita harus melalui ujian dan cobaan. Jika kamu sanggup menghadapi ujian dan cobaan itu, saya yakin kamu akan menjadi orang yang berhasil dan sukses dunia dan akhirat” jawab Ibu sambil memelas.

“Amin...Insyaallah Alfan siap untuk semuanya, Bu. Alfan hanya meminta dari Bapak dan Ibu, doakan Alfan dan kakak agar bisa menghadapi keadaan ini. Saya yakin ada hikmah yang terkandung di balik keadaan ini” jawab Alfan.

Akhirnya, musyawarah pun selesai dan Alfan mempersiapkan persyaratan untuk mendaftar di SMA favorit di kabupatennya. Malam pun semakin sepi, akhirnya tibalah waktu untuk beristirahat. Seperti biasanya Alfan tidur bersama kakaknya. Ia merasa bersyukur karena diijinkan bersekolah di SMA bersama kakaknya. Ia pun membayangkan seperti apa sekolah di negeri, karena selama ini ia selalu bersekolah di swasta dari MI sampai MTs. Semakin larut malam, ia pun akhirnya memajamkan matanya dan tertidur pulas.

Di pagi hari, Alfan bangun dari tidurnya dan melaksanakan aktifitas rutin paginya. Dari merapikan tempat tidur, sholat subuh, sampai kegitan menyiram bawang bersama kakaknya di sawah. Setelah selesai, ia pun bersiap-siap untuk berangkat ke SMA favorit di kabupatennya. Ia akan mendaftarkan dirinya di SMA tersebut. Ia mempersiapkan segala berkas persyaratannya. Setelah siap, ia pun berangkat menuju ke kota. Ia mengayuhkan sepedanya dengan perasaan riang gembira. Ia berangkat sendirian, karena sudah mengetahui lokasinya. Alfan dulu mengikuti kegiatan try out SMP di SMA tersebut. Walaupun nilainya masih rendah, dan baru peringkat ke 45 sekabupaten. Namun, ia sangat bersyukur.

Setelah beberapa menit, akhirnya sampailah Alfan di tempat penitipan sepeda. Ia menitipkan sepedanya karena khawatir di jalur pantura yang banyak kendaraan besar. Ia pun melanjutkan perjalanannya menggunakan angkutan kota. Dan sampai di halte, ia harus berjalan kaki sekitar 1 km menuju ke SMA yang dituju. Setelah sampai di sekolah, ia mulai mendaftarkan dirinya dan sambil melengkapi berkas persyaratannya. Ketika mengisi formulir biodata, ia mulai merasakan apa yang pernah kakaknya sampaikan. Rata-rata pendaftar sekolah diantar oleh orang tuanya. Dari penampilannya pun rata-rata orang yang mampu. Alfan pun merasa sedikit minder. Namun, ia memegang teguh pada niatnya. Ia ingin bersekolah mencari ilmu, bukan untuk niat lainnya. Selain itu, karena keterbatasan ekonomi ia harus mampu menerima keadaannya. Setelah terisi formulir biodatanya, ia mengumpulkan di bagian pendaftaran.

“Berkas persyaratannya sudah ada semuanya?” tanya petugas pendaftaran.

“Alhamdulillah sudah semua, Bu” jawab Alfan.

“OK. Saya cek dulu ya” sahut petugas pendaftaran.

“Silahkan, Bu” jawab Alfan.

“Orang tuanya mana? Kok ndak ikut?” tanya petugas pendaftaran.

“Orang tua sedang kerja di sawah, Bu” jawab Alfan.

“Ya, sudah ndak apa-apa. Nanti, setelah hari terakhir pendaftaran kamu kesini lagi ya, untuk mengecek nama-nama yang lulus seleksi. Walaupun kamu nilainya tinggi, tetapi harus mengecek. Karena jika lulus seleksi, ada pengumuman penting dari sekolah” sahut petugas sambil tersenyum.

“Ya, Bu. terima kasih, Bu” jawab Alfan.

“Sama-sama” jawab petugas dengan senyuman lebih manis.

Setelah pendaftaran, Alfan pun langsung pulang. Dalam hatinya, ia optimis akan diterima di SMA tersebut. Tetapi ia tetap harus bersikap rendah hati dan tidak sombong.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post