Nurohim

Guru ndeso dan pelosok yang ingin selalu belajar agar tidak gaptek. Mulai mengajar sejak tahun 2009 di SDN kaliwlingi 02 Kab. Brebes Jawa Tengah sampai dengan ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menggapai Mimpi (Part 7)

Menggapai Mimpi (Part 7)

Tantangan hari ke-15

Pak Tejo bukanlah seorang karyawan yang memiliki jabatan tinggi di pabriknya. Namun, ia hanyalah karyawan biasa yang hanya lulusan SMK. Beliau pun bercerita panjang lebar mengenai pabrik dimana ia bekerja. Pak Tejo menyadari bahwa ia sendiri dulunya seperti yang Alfan rasakan. Dahulu ia pergi merantau jauh ke kota besar yang tidak memiliki arah dan tujuan yang jelas. Beliau hanya membawa keberanian dan ijasah lulusan SMK untuk mendaftarkan dirinya di beberapa pabrik. Oleh karena itu, ia merasakan betul betapa perihnya melalui ujian yang seperti Alfan alami.

Setelah sampai di kontrakan yang hanya berukuran kecil, Pak Tejo mempersilahkan masuk ke kontrakannya. Alfan diberi ruang untuk tidur di bagian depan. Alfan pun berkeinginan untuk mencari tempat yang lain karena khawatir ia mengganggu. Akan tetapi, Pak Tejo menahannya karena beliau sendirian di kontrakan. Kebetulan anak dan istrinya hidup di kampung, sehingga bisa untuk teman mengobrol. Akhirnya Alfan pun menerimanya dengan senang hati.

Selama menginap, Pak Tejo merupakan orang yang sangat baik. Beliau sering memberikan makanan pada Alfan. Di waktu malam hari juga kadang menjadi teman untuk bercerita tentang lika-liku kehidupannya sampai keadaan seperti yang dijalani. Alfan pun mengambil hikmah dari cerita yang disampaikan Pak Tejo. Alfan meyakini dalam kehidupan manusia, pasti akan menghadapi berbagai macam cobaan dan ujian. Di kala seseorang akan naik derajatnya, ia akan diuji dengan berbagai cobaan dalam kehidupannya. Namun, berbagai cobaan yang dihadapi pasti akan bisa diselesaikan dengan baik. Karena takaran cobaan manusia disesuaikan dengan kemampuannya.

Ketika malam hari, Alfan pun mulai merasakan rindu dengan keluarganya. Ia baru memahami bahwa keluarga adalah tempat yang terbaik untuk kenyamanan bagi anak. Ia pun menangis di keheningan malam karena rasa rindu dengan keluarga. Ia sudah menjalani pedihnya hidup sendirian tanpa ada sanak saudara di sekitarnya. Alfan menyadari bahwa dirinya belum siap untuk hidup mandiri sendirian. Akhirnya, ia segera mengambil air wudlu dan melaksanakan sholat tahajud. Setelah selesai, ia melanjutkan dengan belajar untuk menghadapi tes tertulis di politeknik.

Di pagi hari yang cerah, ayam sudah berkokok. Mentari mulai memancarkan sinarnya yang terang. Alfan pun mulai bersiap-siap untuk berangkat mengikuti tes. Ia berjalan kaki untuk mengirit biaya. Setelah beberapa menit, Alfan sampai di tempat tes. Ia pun merasa minder, karena rata-rata pendaftar diantar oleh orang tuanya. Ada juga yang rombongan sekolah. Ia merasa seperti orang asing sendirian yang tidak memiliki teman. Tetapi rasa percaya diri harus ia munculkan di dalam dirinya agar tenang dalam mengahadapi tes tertulis.

Kemudian Alfan pun segera memasuki ruang tes, ia mengerjakan tes dengan baik dan selesai tepat waktu. Setelah selesai, Alfan menunggu hasil tes tertulis. Setelah 2 jam lebih, akhirnya hasil tes tertulis diumumkan di papan pengumuman. Alfan pun merasa bersyukur karena ia masuk di dalam daftar peserta lolos tes tertulis. Ia pun segera pulang ke kontrakan pak Tejo untuk memberitahukan kabar gembira tersebut.

“Alhamdulillah, Pak. Saya lolos tes tertulis. Insyaallah besok akan tes samapta” ujar Alfan sambil tersenyum bahagia.

“Alhamdulillah. Selamat ya, Alfan. Persiapkan fisiknya ya untuk tes besok pagi” jawab Pak Tejo dengan wajah yang bahagia pula.

“Insyaallah, Pak. Terima kasih ya pak. Mohon doanya ya Pak, semoga dimudahkan untuk tes besok pagi agar lolos tes selanjutnya” sahut Alfan.

“Amin...” jawab Pak Tejo.

Alfan pun segera mandi dan beristirahat. Ia semakin percaya untuk bersaing dengan peserta lain. Sebelumnya ia merasa minder, karena kebanyakan pendaftar adalah anak-anak SMK yang sudah dipersiapkan kemampuannya di sekolahnya masing-masing. Sedangkan Alfan adalah lulusan SMA. Tetapi ia yakin bahwa selama ada keniatan dan usaha yang sungguh-sungguh, pasti akan berhasil.

Di esok paginya, Alfan menyiapkan segala kebutuhan untuk melaksanakan tes samapta. Alfan menggunakan baju seragam olahraga lengkap, kecuali sepatu. Ia pun mengikuti tes tiap pos. Ada beberapa pos tes yang harus dilalui, dimulai dari lari mengitari lapangan, push up, sit up, dan lain-lain. Alfan pun merasa kurang maksimal dalam tes tersebut. Tetapi ia pasrah dengan hasil pengumumannya. Dan setelah 1 jam lebih menunggu pengumuman, akhirnya keluarlah nama-nama peserta yang lolos tes samapta. Alfan mengecek hasil pengumuman, dan ia pun merasa sangat bersyukur karena ia sebagai salah satu peserta yang lolos tes samapta dan berhak mengikuti tes selanjutnya yakni tes wawancara.

To be continued...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post