Nurohim

Guru ndeso dan pelosok yang ingin selalu belajar agar tidak gaptek. Mulai mengajar sejak tahun 2009 di SDN kaliwlingi 02 Kab. Brebes Jawa Tengah sampai dengan ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menggapai Mimpi (Part 9)

Menggapai Mimpi (Part 9)

Tantangan hari ke-17

Di pagi hari yang cerah, matahari menampakkan wajahnya dengan ceria. Namun, tidak secerah wajah Alfan. Ia belum bisa move on dari keadaan yang ia terima di hari kemarin. Ia melakukan aktifitas pagi harinya seperti biasanya. Alfan pun masih bingung karena apa yang akan ia lakukan setelah kegagalannya. Alfan ingin pulang ke kampung halaman, namun khawatir tidak bisa berangkat lagi ke ibu kota untuk mengikuti tes seleksi sekolah tinggi milik pemerintah di bidang keuangan. Namun ia baru ingat bahwa hari ini adalah pengumuman peserta yang lolos seleksi tes tertulis di sekolah statistik milik pemerintah. Ia pun berencana jalan keluar untuk mencari warung telepon dan menghubungi temannya untuk mengecek hasil tes. Ia pun memutuskan untuk jalan kaki keluar untuk mencari pekerjaan yang ia bisa lakukan.

Setelah beberapa menit berjalan, Alfan pun menemukan wartel di pinggir jalan. Ia masuk ke wartel dengan membawa secarik kertas yang bertuliskan nomor telepon teman yang akan dihubungi.

“Hallo, Assalamualaikum” sahut Alfan melalui sambungan telepon.

“Waalaikumsalam. Maaf, ini siapa ya?” tanya Dino, teman Alfan.

“Saya Alfan, Din. Kamu sudah mengecek hasil tes seleksi apa belum?” tanya Alfan.

“Oh,,,kamu Alfan. Iya, saya sudah mengecek. Tapi maaf ya, Alfan. Saya tidak lolos, kamu juga Alfan. Tadi pagi saya sudah mengecek bersama teman-teman di warnet” jawab Dino.

Alfan pun terdiam tanpa mengatakan kata sepatah pun sambil menutup teleponnya. Ia semakin bersedih karena sudah dua kali mengikuti ujian seleksi, dan semuanya gagal. Kegagalan dua kali berturut-turut membuat kondisi psikologisnya semakin menurun. Apa yang ia terima seperti sudah jatuh tertimpa tangga pula. Akhirnya Alfan duduk termenung di pinggir jalan. Ia berpikir bagaimana cara mengatasi keadaan tersebut. Sambil termenung, Alfan melihat keadaan sekitar jalanan. Ada beberapa fenomena kehidupan yang berbeda. Ada orang kaya bermobil mewah, ada pengemis jalanan, tukang pungut rongsok, dan berbagai hal lainnya. Alfan pun semakin memahami bahwa setiap manusia memiliki jalan hidupnya masing-masing. Kehidupan yang dijalani manusia adalah buah hasil kerja kerasnya. Selama ada keniatan dan kesungguhan dalam berusaha, akan ada hasil yang akan kita terima.

Alfan pun akhirnya berjalan menyusuri jalanan untuk mencari pekerjaan yang bisa ia kerjakan. Bahkan kadang ia bertanya ke satpam pabrik apakah ada lowongan pekerjaan yang bisa ia kerjakan. Namun, semuanya tidak membuahkan hasil. Alfan pun akhirnya kembali ke kontrakan Pak Tejo. Namun, karena Pak Tejo belum waktunya pulang akhirnya ia pun tertidur pulas di teras kontrakan.

Selama tiga hari tidak ada hal bisa Alfan lakukan untuk mengisi waktunya. Alfan bingung dengan keadaannya. Jika ia harus pergi, kemana arah tujuannya karena tidak ada tempat yang akan ia singgahi. Ia pun menganggap bahwa dirinya hampir sama seperti gelandangan yang tidak memiliki keluarga, bahkan tempat tinggal pun tidak jelas. Kegiatan yang bisa ia lakukan hanyalah belajar dan beribadah di musholla dekat kontrakannya. Alfan mempersiapkan diri untuk menghadapi tes di sekolah keuangan. Ini adalah kesempatan terakhir untuk bisa kuliah di tahun ini. Dua perguruan tinggi sudah gagal, dan inilah harapan terakhir. Seandainya tes kali ini mengalami kegagalan, maka Alfan tidak akan bisa kuliah. Oleh karena itu, ia berusaha semaksimal mungkin untuk mempersiapkan tes yang akan datang.

Sehari sebelum tes, Alfan harus berangkat ke tempat tes untuk mengecek lokasinya. Ia khawatir di hari pelaksanaan tes akan mengalami kejadian yang tidak diinginkan. Karena lokasinya sangat jauh dari tempat kontrakan Pak Tejo, ia pun sekaligus berpamitan dengan beliau.

“Pak, hari ini saya pamit untuk ikut melaksanakan tes di daerah senayan. Saya meminta maaf yang sebesar-besarnya karena sudah merepoti Bapak. Saya mohon bapak mau memaafkan” sahut Alfan sambil meneteskan air mata.

“Alfan, Bapak tidak merasa direpotkanmu. Malah Bapak merasa senang, karena ada yang menemani di sini. Biasanya sendirian tetapi semenjak kamu disini, ada yang bisa buat ngobrol dengan Bapak” jawab Pak Tejo dengan suara lemah lembut.

“Terima kasih, ya Pak. Bapak selalu menasehatiku dan memberi semangat dan dorongan. Saya memohon doa restunya Bapak agar diberi kemudahan. Sekali lagi saya meminta maaf yang sebesar-besarnya” ujar Alfan sambil mencium tangan Pak Tejo.

“Ya, hati-hati di jalan ya Alfan. Ingat, selalu berdoa ya. Insyaallah kapan waktunya, kamu pasti akan berhasil. Saya percaya, kamu pasti bisa” jawab Pak Tejo sambil mengelus-elus kepalanya Alfan.

“Insyaallah, Pak. Amanat Bapak akan saya ingat selalu sampai kapanpun” sahut Alfan.

“Oya, ini ada sedikit uang untuk jajan. Semoga bermanfaat” ujar Pak Tejo.

“Alhamdulillah,,,Makasih ya, Pak” jawab Alfan.

Alfan pun sangat bersyukur telah ditemukannya dengan Pak Tejo, penolong yang sangat sabar dan tabah. Pak Tejo sudah mengetahui bahwa Alfan kekurangan ongkos untuk biaya perjalanannya, karena seringnya Alfan menghemat dengan makan 2 kali sehari. Alfan pun terlihat semakin kurus karena asupan gizinya berkurang. Untuk itu, Pak Tejo memberi sedikit uang untuk meringankan beban Alfan.

Akhirnya keduanya saling berpelukan sebagai tanda perpisahan. Alfan yang selalu meneteskan air mata, akhirnya tidak sanggup dibendung oleh Pak Tejo. Beliau terbuai dalam suasana kesedihan yang tampak di wajah Alfan. Pak Tejo menganggap Alfan seperti anaknya sendiri. Alfan pun mulai melangkahkan kaki meninggalkan Pak Tejo dengan sepatunya yang terlihat rusak dan kusut. Kenangan selama bersama Pak Tejo tidak akan ia lupakan. Walaupun tidak sampai satu minggu, namun ketulusan dan keikhlasan hati Pak Tejo masih berada di dalam benaknya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post