Nurokhim Sag

Nurokhim, S. Ag. S. Kons. adalah seorang Motivator & Trainer Pendidikan, Pembicara Seminar Parenting, Guru Bimbingan Konseling, Dosen, danPenggiat Pen...

Selengkapnya
Navigasi Web
RENUNGAN TULISAN HARI KE-857  Say No to Insecure, Saatnya Wujudkan Mimpi Kamu (Part-10)

RENUNGAN TULISAN HARI KE-857 Say No to Insecure, Saatnya Wujudkan Mimpi Kamu (Part-10)

Oleh: Nurokhim, S. Ag. S.Kons.

“Jadi kesimpulannya, kunci utama untuk mengatasi insecure adalah bersyukur. Bersyukur dengan apa yang kita miliki. Dengan bersyukur berarti kita bisa menghargai diri sendiri, menghargai orang lain, dan menghargai sekitar kita. Mungkin bersyukuri menjadi suatu hal yang sulit, namun kenyataannya bersyukur itu adalah hal yang paling penting. Sehingga kita perlu ubah dari insecure menjadi bersyukur,” ucap ustadz Faza lagi.

Ketiga, Selalu berpikir positif

“Pernah nggak antum ketemu orang, yang jika bertemu dengan orang selalu saja mencela orang lain. Bagaimana menurut Antum jika Antum bertemu dengan orang seperti itu?” tanya sang ustadz muda itu.

“Ya, tinggalkan saja!” celeltuk salah seorang peserta seminar.

“Ya, benar sekali. Salah satu cara menghadapi orang seperti itu adalah menjauh dari orang tersebut. Orang yang demikian biasanya kumpulnya dengan orang-orang yang sama sifatnya dengan dirinya,” ujar utadz Faza.

“Meski mereka membully, menghina, dan mencerca Antum, tapi Antum gak perlu takut apalagi sampai insecure. Sekali lagi, cuekin saja dan lihat segalanya dari sisi positifnya. Bukankah hinaan yang mereka lancarkan pada Antum adalah buah observasi yang mereka lakukan tiap hari? Jadi ya anggap aja mereka mereka perhatian kepada Antum,” kata ustadz Faza penuh motivasi.

“Tapi, bagaimana jika mereka tetap mencaci dan mencela kita?” celetuk seorang Ahwat di samping Faiza.

Ustadz Faza tersenyum mendengar pertanyaan Ahwat itu, kemudian ia berkata; “Jangan khawatir juga ketika mereka terus menghujani Antum dengan berbagai hinaan dan cacian. Itung-itung Antum memberikan mereka kerjaan buat mikir tiap harinya. Bukankah dengan mendapat hinaan dari mereka, Antum bisa dapet transferan pahalan jika Antum mau sabar dan tabah saat menghadapinya,” ujar ustadz Faza.

“lalu, bagaimana sebaiknya sikap kita?” kini giliran Faiza yang bertanya.

“Jika Antum bertemu orang yang mencela atau membully diri Antum, cuekin saja, jangan langsung di masukkan ke dalam hati. Ya walau sih terkadang tetap saja jadi kepikiran ya, sebab ucapan verbal yang menyakitkan itu lebih sakit dan lama hilangnya ketimbang kita kena cipratan minyak goreng, meskipun sekarang harganya mahal, hehehe…” kelakar ustadz Faza.

Sang ustadz kemudian bercerita kisah seorang Tabi’in yang bernama Hasan basri. “Dikisahkan dari Hasan Basri rahimahullah yang pernah dicaci maki dan digunjing oleh seseorang. Saat ia baru saja mendapatkan satu tangkai kurma yang sangat segar, ia kemudian mengantarkannya ke rumah orang yang sebelumnya bergunjing tentang dia, lalu mengatakan, “Terima kasih kawan atas ucapan Anda tentang kejelekan saya. Dan sebagai rasa terima kasih, saya berikan setangkai kurma sebagai balasan terhadap Anda yang telah memberikan kepada saya pahala Anda,”

Ustadz Faza kemudian menjelaskan bahwa ketika kita mendapatkan cacian, jika kita mengetahui ilmunya, kita tidak akan panik. Justru kita akan bersikap tenang dan mendengarkan cacian tersebut, karena bisa jadi cacian itu adalah informasi untuk kita tentang diri kita supaya kita mau mengevaluasi dan memperbaiki diri.

Dalam hidup ini, kita percaya bahwa suatu hal yang telah ditakdirkan menjadi milik kita tidak akan pernah menjadi milik orang lain, dan yakinlah Allah punya maksud baik untuk kita selaku hamba-Nya.

Untuk itu, teruslah berpikir positif. Dengan begitu, kamu bisa menyelamatkan diri dari perasaan-perasaan negatif, kecewa, merasa hina, yang bisa menguras energi.

Buang jauh jauh perasaan rendah diri dan tidak percaya diri yang menyebabkan Antum insecure. Hal ini membuat orang tidak akan berkembang dalam hidupnya. Bukankah tauladan kita, Nabi Muhamamd Saw selalu percaya diri akan tugas kepada-Nya yaitu berdakwah kepada kaum kafir Quraisy saat itu. Meskipun berkali-kali ditolak dengan kekerasan lisan, fisik, maupun mental seperti cacian, hinaan, bahkan dibilang orang gila, namun Beliau tetap gigih dan pantang menyerah dalam berdakwah. Hal itulah yang haruslah diteladani oleh Antum semua dari Nabi SAW, yaitu rasa percaya diri. Orang yang percaya diri akan memegang teguh pendiriannya dan tidak mudah goyah.

Dalam Al-Qur’an, rasa percaya diri juga Allah Swt. sampaikan pada QS Ali Imran : 139 dan QS Fussilat : 30

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”

Bersambung…

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa

29 May
Balas



search

New Post