Nurokhim Sag

Nurokhim, S. Ag. S. Kons. adalah seorang Motivator & Trainer Pendidikan, Pembicara Seminar Parenting, Guru Bimbingan Konseling, Dosen, danPenggiat Pen...

Selengkapnya
Navigasi Web
RENUNGAN TULISAN HARI KE-863  Shalat dan Disiplin Lalu Lintas (Part-2)

RENUNGAN TULISAN HARI KE-863 Shalat dan Disiplin Lalu Lintas (Part-2)

Oleh: Nurokhim, S. Ag. S.Kons.

“Maka tujuan peraturan tertib berlalu lintas tentu sangat sejalan dengan apa yang telah digariskan dalam maqasid al-syari’ah (tujuan-tujuan syariat), yang di antaranya adalah untuk menjaga jiwa (hifd al-nafs). Sudah ada peraturan lalu lintas saja masih jiwa manusia yang berkendara menjadi terancam, apalagi tidak ada peraturan. Untuk itu keberadaan tata tertib lalu lintas merupakan sebuah keharusan, dan mentaatinya adalah sebuah kewajiban,” jelas Den Bagus.

“ Iya Den, kini Ibu mulai mengerti kenapa kita harus tertib dan taat berlalu lintas,” kata Bu Lurah.

“Alhamdulillah kalau bunda sudah menyadari pentingnya tata tertib lalu lintas. Rasulullah dalam salah satu sabdanya pernah mengatakan:

“Setiap muslim harus mengikuti kesepakatan mereka, kecuali kesepakatan dalam rangka menghalalkan yang haram, atau sebaliknya, mengharamkan yang halal.” (HR. Abu Daud)

“Berarti taat pada peraturan dan tata tertib berlalu lintas erarti juga mengamalkan ajaran agama ya Den?”

“Ya, begitula bu Lurah,” sahut Den Bagus sambil tetap focus mengemudi.

Tiba-tiba Den Bagus bertanya, “Tahukah Bu Lurah untuk apa pemerintah membuat perarutan lalu lintas ini?” tanya Den Bagus kepada Bu Lurah. Pertanyaan yang sebenarnya lebih sebagai pernyataan untuk menjelaskan lebih lanjut. Ma Bu Lurah pun memilih diam untuk lebih mendengarkan dan menyimak.

Den Bagus kemudian melanjutkan, “Peraturan lalu lintas dibuat oleh pemerintah tentu bukan dalam rangka kebatilan. Bahkan keberadaannya telah disepakati oleh masyarakat dunia secara universal. Peraturan lalu lintas telah terbukti mampu mengurangi resiko kecelakaan yang terjadi di jalan. Ia juga terbukti mampu menertibkan bagi pengendara. Bahkan kalau kita hayati peraturan lalu lintas ini merupakan bagian integral dalam sistem kemasyarakatan yang di dalamnya tersirat nilai keislaman. Dengan demikian, umat Islam harus mendukung penuh peraturan lalu lintas dengan cara mentaatinya. Bukankah Allah SWT. dalam banyak firman-Nya, telah memerintahkan manusia untuk bepergian, baik dengan berjalan atau berkendara, dalam rangka untuk membaca dan merenungi ayat-ayat-Nya? Allah berfirman dalam QS. Al-Hajj: 46:

“Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.”

“Bisa dijelaskan Den Bagus maksud ayat ini?” pinta Bu Lurah.

“Isya Allah Bu Lurah. Ayat ini menjadi petunjuk yang terang bahwa Allah sendiri telah memerintahkan manusia untuk bepergian dalam rangka mengambil ibrah (pelajaran) dan mau’idhah (pesan) yang tersirat di alam dunia ini. Maka, seperangkat aturan lalu lintas yang telah dibuat oleh pemerintah pada dasarnya dapat mengantarkan kita pada ketenangan dalam berkendara, sekaligus ketenangan dalam merenungkan ayat-ayat kauniyah Allah,” jelas Den Bagus.

“Berarti dengan adanya peraturan lalu lintas secara tidak langsung kita turut andil menegakkan kalimat Allah ya Den?”

“ benar sekali Bu Lurah! inilah hikmah dari adanya peraturan lalu lintas dimana secara tidak langsung kita membantu kita menegakkan perintah Allah di muka bumi ini, “ sahut Den Bagus.

“Agama islam mengajarkan umatnya agar menjadi pribadi yang shaleh. Dan kesalehan seseorang hamba tidak semata-mata diukur dari terlaksana dan terpenuhinya syarat rukun shalat melainkan iuga bagaimana efek langsung shalat itu dalam kehidupan sosial. Al-Qur'an merumuskan efek sosial dari shalat yakni mencegah perbuatan keii dan munkar. Allah Swt berfirman:

" Sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkaf'. (QS. Al-Ankabut/ 29:45)

“Berarti semua Ibadah sebenarnya manfaatnya akan kembali kepada diri sendiri, baik untuk kehidupan dunia maupun akhirat?” ujar Bu Lurah dengan nada bertanya.

“Benar! Agama hadir menjadi penuntun dan rem saat kita berhadapan dengan konflik-konflik dalam kehidupan ini. Karena itu agama menjadi pilar bagi kokohnya pertahanan diri kita dari serangan-serangan konflik yang terkadang datang secara tiba-tiba. Tentu saja agama akan sangat berfungsi apabila kita tidak sekedar menganutnya, tapi mendalami dan memahami makna hakikinya,” kata Den Bagus berfilosofi.

“Terima kasih Den Bagus yang selalu memberikan pencerahan untuk ibu sehingga ibu bisa merefleksi diri untuk menjadi orang yang lebih baik,” ucap Bu Lurah sambil tersenyum dan bangga dengan Den Bagus sahabat suaminya itu sekaligus sopir dan kepala rumah tangga yang sudah dianggap sebagai keluarga oleh Pak Lurah dan Bu Lurah Jarwo.

“Ya Bu Lurah sama sama,” jawab Den Bagus kembali focus melanjutkan perjalanan di balik kemudi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Pak. Salam literasi

07 Jun
Balas



search

New Post