Bagaimana Peran Orangtua...

Hari sabtu adalah hari yang sangat melelahkan bagiku. Betapa tidak, sebagai seorang guru aku harus melaksanakan tugasku untuk merencanakan, melaksanakan sekaligus mengevaluasi kegiatan pembelajaran di kelas. Sesuai pembagian tugas mengajar, hari ini aku harus melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) selama 7 jam, dengan rincian jam ke1-2 berada di kelas 7E dengan mata pelajaran Fiqih, jam ke 3-4 di kelas 7G dengan mata pelajaran yang sama dan jam ke 5-7 berada di kelas 8G dengan mata pelajaran Bahasa Arab.

Seperti biasa kuawali kegiatanku dengan menyapa Peserta didik, kutanyakan bagaimana kabar mereka dan siapa yang berhalangan hadir ke Madrasah pagi ini. Dan sebelum proses pembelajaran berlangsung, kuajak mereka untuk berdo’a agar ilmu yang mereka terima dijadikan oleh Allah SWT sebagai ilmu yang bermanfaat. Terkait dengan materi, maka pagi ini kutanya mereka satu persatu, apakah mereka tadi pagi telah melaksanakan sholat subuh?

Satu per satu menjawab dengan jujur, bahwasanya mereka tidak mengerjakan sholat subuh karena bangun kesiangan. Pagi ini aku benar-benar prihatin mendengarkan jawaban polos mereka. Sekilas terbersit olehku, ketika itu anak-anak pasti ada di rumah bukan di sekolah lantas dimanakah peran orang tua ketika anak-anak mereka harus melaksanakan kewajiban ibadahnya kepada Allah SWT. Sementara kami di sekolah berupaya semaksimal mungkin mengembangkan budaya atau karakter agar seluruh siswa bertaqwa kepada Allah SWT dengan cara menjalankan kewajibannya seperti melaksanakan sholat lima waktu. Fasilitas musholla dengan daya tampung kurang lebih memuat delapan ratus jama’ah berdiri dengan megah, dengan tujuan agar seluruh siswa dapat melaksanakan sholat dhuhur berjama’ah. Selebihnya peran orang tua sangat diharapkan untuk tetap mengarahkan, membimbing dan terus memantau bagaimana sholat mereka.

Hari ini aku benar-benar prihatin, namun demikian tetap kucoba memberikan penjelasan kepada mereka agar tidak seterusnya mereka dengan mudah untuk meninggalkan ibadah sholat lima waktu yang tidak boleh ditinggalkan walau bagaimanapun kondisinya.