Mantan Wali Kelas

Pagi ini cuaca redup, angin semilir sepoi-sepoi seakan berdiri di tepi pantai menambah sejuknya suasana. Bukan berarti seluruh aktifitas harus merambat jalannya, namun sebaliknya semangat harus tetap menyala, membakar energi yang telah tersimpan semalam dan sambut pagi dengan senyuman yang menawan dan penuh keceriaan.

Kuparkir motorku di tempat parkir, tiba-tiba sekelompok murid-murid berhamburan mendekatiku. Kuperhatikan sejenak, ternyata mereka adalah anak-anakku yang dulu berasal dari kelas tujuh dimana aku sebagai wali kelas mereka. Kini mereka duduk di kelas delapan yang hari ini akan bertugas menjadi petugas upacara bendera.

Hatiku trenyu ketika anak-anak memberikan salam dan saling berebut untuk bersalaman dengan mantan wali kelas mereka. Aku patut bersyukur kepada Allah SWT karena selama satu tahun aku mendampingi mereka tak disangka telah ada perubahan sikap dan perilaku yang tetap ternamam hingga saat ini, dimana aku sudah tidak menjadi wali kelas mereka lagi. Namun anehnya mereka masih menganggap aku sebagai guru sekaligus wali kelas yang dianggap enak untuk dijadikan tempat curhat dan selalu peduli dengan pemasalahan individu maupun kelompok yang sedang mereka hadapi.

Kali ini ketika mereka akan bertugas menjadi petugas upacara, kuhadir untuk semangati mereka, agar mereka tetap semangat dan jangan takut melakukan kesalahan. Konsentrasi penuh, fokus pada tugas yang dihadapi. Dan usai kegiatan upacara, aku ajak mereka untuk foto bersama. Hal sekecil ini aku lakukan sehingga mereka tetap semangat dan berupaya melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.

Karakter akhlak mulia telah tertanam, aku hanya bisa berharap semoga budaya dan karakter yang telah terbentuk ini akan terus berkelanjutan hingga sampai kapanpun, dan semoga karakter yang telah terbentuk mampu mengantarkan mereka menjadi orang-orang yang sukses di masa mendatang.