SATU KATA UNTUK EMCO “AKU BANGGA PADAMU”
SATU KATA UNTUK EMCO “AKU BANGGA PADAMU”
Oleh:
NUR S. PUDJI ASTUTIK, S.Ag*)
Bagiku manusiawi saja, saat berprestasi dipuji-puji, saat terkenal dieluh-eluhkan, saat terpuruk datanglah empati dan seterusnya, itulah warna-warni kehidupan di dunia ini. Hati ini tak dapat kupingkiri, lisanpun tak mampu untuk tidak berkata-kata, jujur sebagai manusia biasa akupun memiliki rasa bangga, rasa bangga ini muncul karena tiba-tiba saja Madrasahku yang lokasinya berada di pinggiran kota, tepatnya 20 km dari jantung ibu kota Sidoarjo, ternyata mendapatkan kunjungan istemewa dari seorang penulis hebat, yang saat ini telah berhasil menerbitkan 34 (tiga puluh empat) judul buku tentang budaya, sastra, dan menulis kreatif baik mandiri maupun antologi. Berbagai macam karya fiksi maupun non fiksi beliau tuangkan dalam sebuah buku. Apa yang dilihat selalu mendatangkan ide untuk dijadikan bahan tulisannya. Itulah sosok figur dari penulis hebat bernama Much. Khoiri.
EMCO panggilan keren beliau di dunia jurnalistik, keinginan menulis sebenarnya sudah dimulai ketika beliau masih kecil. Namun pada saat itu belum ada yang membimbing dan mengarahkannya, sampai usia beliau menginjak dewasa. Bahkan ide untuk menulis dan membuat buku beliau dapatkan dari seorang anak usia SD waktu itu. Menulis baginya sangat mudah, sementara aku sendiri belum bisa seperti beliau. Bagaimana cara menulis sampai menghasilkan karya yang luar biasa, dan dapat dinikmati oleh para pembaca. Sementara melihat biodatanya, beliau adalah seorang Pegawai Negeri Sipil yang saat ini masih aktif sebagai dosen pada sebuah Universitas Negeri di Kota Surabaya, tepatnya di Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Surabaya (UNESA).
Program Gerakan Budaya Literasi (GBL) yang saat ini lagi gencar diupayakan oleh Pemerintah khususnya di Kabupaten Sidoarjo, tidak akan mampu hanya dilakukan sosialisasi melalui iklan-iklan maupun tulisan di media cetak atau media sosial. Akan tetapi jurus yang paling melekat dan bisa langsung diterima oleh Audiens yakni saat penulis hebat menyempatkan diri untuk bisa hadir atau datang secara langsung ke Sekolah-Sekolah atau ke Madrasah-Madrasah. Dimana di lembaga-lembaga tersebut sedang digarap generasi penerus bangsa yang akan mampu menghasilkan karya-karya yang lebih hebat dan luar biasa dari generasi-generasi sebelumnya.
Aku termasuk salah satu dari mereka di luar sana, yang memberikan apresiasi terhadap usaha yang dilakukan oleh Much. Khoiri, Penulis hebat yang beberapa waktu lalu telah berkunjung ke Madrasahku. Kedatangannya dalam rangka untuk sharing sekaligus melakukan sosialisasi literasi melalui gerakan membaca dan menulis mendapatkan sambutan yang luar biasa. Pria kelahiran Kota Madiun 52 Tahun yang lalu tepatnya 24 Maret 1965 mendapatkan sambutan hangat dari siswa-siswi dan bapak ibu guru. Kehadirannya di tengah-tengah kami yang dahaga akan ilmu, sangat menginspirasi agar kami bisa mengawali membuat sebuah tulisan yang pada akhirnya dapat dikemas dalam sebuah karya berupa buku untuk para pembaca.
Untuk mengawalinya tidaklah sulit, yang terpenting harus ada sebuah komitmen yang kuat untuk berkarya melalui goresan pena. Bahkan berbagai upaya dilakukan melalui kata-kata bijak dan semboyan yang beliau sampaikan di depan para Audiens dalam rangka untuk membakar semangat Peserta Didik. Salah satu karya EMCO yang berjudul “Write or die”. Bagi seorang EMCO, semboyan “Menulis atau Mati” sebenarnya beliau adaptasikan darisemangat semboyan Arek-Aek Suroboyo ketika mempertahankan negeri tercinta, yakni Merdeka atau Mati! Pada tahun 1945 perjuangan Arek-Aek Suroboyo telah diperkuat dengan semboyan yang diteriakkan bertalu-talu lewat corong radio oleh Bung Tomo. Dan dengan seizin Allah SWT upaya yang dilakukan tersebut berhasil. Terinspirasi dari semboyan itu akhirnya semangat tersebut diadaptasi oleh seorang EMCO menjadi “Menulis atau Mati”. Tentunya ada yang diharapkan oleh seorang EMCO dalam semboyan tersebut, yakni mewarisi semangat para pejuang yang tentunya bukan untuk berperang melawan para penjajah, namun semangat tersebut dihadirkan untuk mengusir keterbelakangan dengan Gerakan Budaya Literasi (GBL) melalui gemar membaca dan menulis.
Terima kasih EMCO, kedatanganmu telah menginspirasi kami untuk meniru jejak langkahmu. Menjelajah bumi ini dengan sebuah karya-karya nyata yang dapat dibaca oleh seluruh masyarakat di penjuru nusantara. Satu kata yang patut terucap untuk EMCO “ Aku Bangga Padamu.” Semoga Bermanfaat!!!
___________________________
*) Penulis adalah Guru PAI
Di MTsN 4 Sidoarjo
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar