Dia Relakan Raganya, Respeklah
Tantangan hari ke-15 #Tantangan gurusiana
Dunia berduka tidak terkecuali Indonesia, sejak hadirnya si Covid19 tidak ada satu negarapun yang tidak kelabakan dibuatnya. Bahkan negara besar sekelas china dan Amerika Serikat tidak berkutik melawan makhluk kecil yang tidak terlihat mata ini. Penyebarannya yang begitu cepat tidak dapat dibendung oleh pihak manapun. Italia yang terkenal dengan unggul di bidang kesehatan lunglai melihat banyaknya korban yang meninggal dunia.
Melihat kondisi yang semakin buruk para pemimpin melakukan beberapa kebijakan seperti mengunci negaranya (lock down) dan memerintahkan social distancing. Pemerintah Indonesia sendiri mengambil kebijakan dengan menghimbau kepada masyarakat untuk melakukan social distancing.
Ada satu hal yang menjadi sorotan di dalam melaksanakan social distancing, banyaknya masyarakat yang tidak mematuhi kebijakan social distancing ini. Sehingga menimbulkannya banyaknya korban yang berjatuhan. Baik di kalangan masyarakat dan tenaga medis yang menjadi garda depan dalam melakukan pertolongan kepada para korban yang telah positif covid 19.
Satu persatu para medis menjadi korban: 6 dokter dan 1 perawat meninggal dunia, beberapa tenaga medis dikabarkannya juga terinfeksi selama melakukan tugas merawat pasien posutif covid 19. Minimnya Alat Pelindung Diri (APD)menjadi salah satu penyebab utama munculnya masalah baru ini. Bagaikan "Berperang tanpa senjata, akhirnya tumbang di tangan musuh", begitulah ibarat yang dialami para tenaga medis ini. Dalam keadaan minim APD para medis ini terus bekerja untuk membantu pasien. Maka tidak heran apabila beberapa di antara tenaga medis mudah diserang virus berbahaya ini.
Di sisi lain, faktor kelelahan menjadi penambah masalah. Mereka bekerja merawat pasien tanpa kenal lelah. Bahkan untuk makan dan minum saja mereka takut. Takut akan terpapar dan terinfeksi. Sebagian di antara mereka sudah berhari-hari tidak pulang ke rumah untuk menjaga agar keluarganya tidak ikut terkena dampaknya. Rasa rindu, haus, lapar, dan lelah ditahan hanya untuk merawat pasien yang kian hari kian bertambah.
Seolah tidak peduli dengan penderitaan yang dialami oleh para medis. Tetap juga ada masyarakat yang tidak mengindahkan social distancing yang dibuat oleh pemerintah. Masih banyak masyarakat yang berkeliaran dan kumpul-kumpul. Beberapa kabar melalui media massa yang sudah berstatus ODP masih pergi belanja ke mall. Dan ada juga pasien yang melarikan diri ketika diperiksa.
Sebagai seorang manusia kita seharusnya memiliki empati dan simpati dengan keadaan sekitar kita. Apabila kita tidak bisa membantu mereka secara langsung setidaknya respeklah. Tetaplah kita tinggal di rumah dan karantina diri kita sendiri. Bantu mereka untuk tidak bertambah korban baru, lakukan prosedur yang telah dibuat oleh pemerintah. Karena ketika kita respek, maka wabah penyakit ini akan berhenti dengan cepat.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar