nur rahmadhani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Stop Stigma Negatif Pada Mereka yang Korban Covid 19

Stop Stigma Negatif Pada Mereka yang Korban Covid 19

Tantangan hari ke-29 #Tantangan gurusiana

Sudah lama saya ingin menuliskan tentang judul ini. Sedih bercampur marah dengan sikap sebagian besar masyarakat Indonesia menanggapi para korban covid 19. Bukan hanya pribadi saja sampai merembet kepada keluarganya. Masyarakat seolah tidak peduli apa itu istilah ODP, OTG, PDP apalagi yang Positif yang terpenting apabila sudah ke puskesmas periksa dan mengalami batuk, pilek dan demam sudah terindikasi terkenalah itu. Imbasnya pribadi dan keluarganya dijauhi.  Bukan bersimpati dan berempati malah dianggap seperti telah melakukan perbuatan dosa dan hina. 

Pada berita online dan media sosial ditemukan adanya kasus bahwa seorang anak yang belajar di pesantren mengalami positif covid 19. Si anak dan keluarganya menjadi perbincangan yang tidak enak dari para tetangganya. Bukannya berempati keluarganya dijauhi oleh para tetangga.

Di daerah lain, terdengar kabar bahwa masyarakat sebuah desa menolak para korban jenazah positif covid 19 dikuburkan di desanya. Dengan teriakan dan bentakan sekelompok orang menyuruh agar si mayit dibawa pergi dari desanya. Dengan alasan mereka mewaspadai bahwa jenazah bisa menularkan penyakitnya ke masyarakat di desa itu.

Masih banyak lagi berita yang saya temukan tentang stigma negatif yang diberikan kepada korban dan keluarganya. Melihat keadaan yang seperti ini harusnya kita menarik sendiri ke diri kita seandainya dia diposisiku apakah aku tidak merasa sakit hati bila aku dan keluargaku dijauhi?

Kita memang berkewajiban mewaspadai kehadiran covid 19 ini dengan stay at home, melakukan physical distancing, dan social distancing. Namun, tidak semua orang bisa melakukannya. Ada sebagian orang yang harus bekerja di luar rumah setiap harinya untuk memenuhi nafkah keluarganya. Ada sebagian lagi harus pergi ke luar kota karena tugas yang mendesak dan tidak bisa ditinggalkan walaupun mereka mengetahui bahwa tempat yang mereka kunjungi sudah termasuk kawasan Red Zone. Padahal Mungkin saja mereka adalah orang yang sudah berusaha dengan maksimal menjaga kesehatan dan kebersihan. Dia dan keluarganya tidak tahu kapan dan di mana mendapatkan penyakit itu padahal dia telah mempersiapkan masker, hand sanitizer, dan sarung tangan setiap mau keluar rumah. Namun, Allah mengujinya dan keluarganya dengan penyakit. 

Benar apa kata Mbak Najwa Shihab, stigma negatif yang kita berikan kepada seseorang pada kasus covid 19 akan menyebabkan mereka yang baru bepergian atau pulang dari tempat terpapar enggan dan takut untuk memeriksakan dirinya ke puskesmas atau ke rumah sakit. Rasa takut dijauhi, dan mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan dari lingkungannya memutuskan mereka mendiamkannya saja. Dan akhirnya semakin banyaklah yang terpapar tanpa disadari.

Berkaitan dengan jenazah korban yang positif seorang kepala forensik sudah menyatakan bahwa jenazah tidak akan menularkan penyakit karena covid 19 membutuhkan tempat inangnya yang hidup sedangkan inangnya sudah mati sama halnya dengan HIV dan SARS. Jadi, mengapa kita menolak jenazah dikuburkan di tempat kita?

Kesimpulannya, bahwa sebagai manusia yang diberikan akal dan hati nurani ada baiknya kita hilangkan prasangka buruk kepada mereka yang korban covid 19. Bila kita tidak bisa membantu setidaknya jangan mengeluarkan kata-kata yang menyakiti dan menghina keluarganya. Bantu mereka dengan menyemangatinya, bantu mereka ketika butuh kebutuhan pokok dimasa karantina mereka. Nasehati mereka untuk segera memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit. Kuatkan hati mereka dan doakan untuk kesembuhan mereka. Karena covid 19 ini bukanlah penyakit kutukan ataupun penyakit yang hina tetapi ini adalah ujian yang diberikan Allah SWT. Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post