Sudah dua minggu rupanya saya tak berkunjung ke gurusiana. Entah, tiba-tiba malam ini saya ingin menulis lagi. Tidak perlu yang berat-berat dulu. Sebab otak ini sudah terasa penat.

Dua hari ini, pekerjaan datang bertubi-tubi. Tidak terlalu banyak sebenarnya, tetapi toh tetap menyita waktu dan menguras energi saya.

Seperti kemarin siang. Sungguh kejenuhan seperti penjara yang menyesakkan. Beruntung siang kemarin, teman-teman mengajak berkumpul. Sekedar melepas dahaga di antara rangkaian acara perpisahan karena pindah kerja.

Di tempat lesehan sebuah warung di sisi timur jalan, saya sengaja memilih duduk di antara dua bangku paling belakang. Bangku lebar seukuran satu meter itu sedikit berdebu. Bukan karena warungnya yang kurang terjaga kebersihannya. Tetapi tempat lesehan itu memang berada di tepi hutan.

Angin berembus perlahan. Udara tidak terlalu dingin. Sebagian besar teman memilih minuman dengan es batu yang cukup besar. Hingga dua tiga baki minuman disajikan. Lalu apa yang ada di depan saya?

Siang itu saya memilih pesan dua minuman, panas dan hangat. Tak menunggu lama. Sebuah gelas besar tanpa tutup disajikan di depan saya. Teh panas manis yang enak. Satu lagi, sagelas jeruk peras hangat dalam gelas plastik dengan tutupnya yang rapat.

Dua minuman dalam sebuah meja lebar sangat nikmat bagi saya. Padahal di saat yang lain, seringkali satu gelas saja sulit saya habiskan. Menjelang acara selesai, saya bangkit dari duduk malas-malasan untuk memesan lagi dua gelas jeruk peras hangat untuk saya bawa pulang. Kali ini bukan untuk saya nikmati sendiri, tetapi khusus untuk suami tersayang.