Jogja dalam Kemasan Bakpia
Selalu ada yang menarik. Selalu nyentrik, saya menyebutnya. Layaknya memakai pakaian, Jogja selalu unik dan menawan. Itu yang saya rasakan sejak dulu. Sejak pertama kali Bapak mengajak saya rekreasi ke Jogja dan saya mabuk berat hingga emak terpaksa beli daster karena saya.
Saat itu sekitar tahun delapan puluhan. Saya masih kelas dua jenjang sekolah dasar. Naik bus sangatlah jarang. Setahun sekali belum tentu rekreasi. Karena tidak biasa, tiba di Jogja baju saya dan juga pakaian emak kotor karena saya mabuk parah.
Setelah SMA, saya kembali mengunjungi Jogja. Tentu sudah lain suasananya. Saat itu bus rombongan study tour masih dapat parkir di dekat kraton.
Semakin bertambah tahun, suasana Jogja semakin cepat berubah. Hingga di tahun 1997 setelah menikah, saya dan suami berniat boyongan, hidup menetap di Jogja. Hampir setiap hari kami menjelajah. Tidak hanya di sekitar kota, tetapi kadang hingga ke pelosok desa dan tepian samudera.
Produsen bakpia, jajanan khas Jogja masih beberapa saja. Yang paling terkenal saat itu Bakpia 25. Bakpia yang saya rasakan paling enak saat itu.
Setelah saya pulang kembali ke kampung halaman di tanah kelahiran, saya menyaksikan Jogja hampir di setiap event rekreasi. Sebab setiap tahun siswa-siswi saya selalu memilih Jogja sebagai tujuan wisata.
Nah, produsen bakpia pun semakin banyak dan bervariasi rasa produknya. Ada bakpia pathok, ada bakpia Bu Vera, dan masih banyak yang lainnya.
Beberapa hari lalu, ternyata ada lagi bakpia jenis baru. Kemasan yang unik dan sangat menarik. Ada Jogja dalam kemasan bakpia. Gambar kraton, masjid, dan beberapa bangunan terkenal lainnya disatukan dalam sebuah lukisan yang indah. Juaranya bakpia dan ditulis juga dalam kemasan tersebut Juwara Satoe.
Memang juara baru di masa kini. Bakpia yang dikemas pun bervariasi rasa dan bentuknya. Ada yang basah, dan kering. Ada yang berasa pandan, bahkan ada juga yang pedas menawan. Siapa mau nyoba? Yuk jalan-jalan ke Jogja. Jogja selalu istimewa.
18 Mei 2023
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi
Mantap